Sabtu, 27 Februari 2021

KEUTAMAAN KALIMAT TAUHID: : لا إله إلا

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Kamis,15 Jumadil akhir 1442 H / 28 Januari 2021
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitab At-Tauhid
🔊 Halaqoh 72 : Keutamaan Kalimat Tauhid

〰〰〰〰〰〰〰


*KEUTAMAAN KALIMAT TAUHID: : لا إله إلا الله.*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh. 

Kita lanjutkan:

وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :  قال موسى عليه السلام : يا رب علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به ، قال : قل يا موسى لا إله إلا الله . قال : كل عبادك يقولون هذا ، قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله ( رواه ابن حبان والحاكم وصححه )

Dari Abī Sa'id Al Khudriy Mālik ibn Sinan (semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya), dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam Beliau bersabda: Musa alayhissallām berkata, "Ya Rabbi, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang dengannya aku mengingat-Mu dan berdo'a kepada-Mu." "Wahai Musa. ucapkanlah kalimat: لا إله إلا الله." "Ya Rabbi, semua hamba-Mu mengucapkannya." Maka Allah berfirman kepadanya (yang artinya), “Wahai Musa, seandainya ketujuh langit dan penghuninya selain Aku, serta ketujuh bumi diletakkan pada salah satu daun timbangan, sedangkan: لا إله إلا الله pada daun timbangan yang lain, maka niscaya lebih berat timbangan: لا إله إلا الله.”

(Hadīts riwayat Ibnu Hibban di dalam Shahīhnya dan Hakim).

Subhānallāh.

Bagaimana Nabiyullāh Musa alayhissallām memohon kepada Allah, beliau berkata:

"Wahai Tuhan-Ku." 

Ini menunjukkan ketakwaan dan keimanan yang luar biasa yang dimiliki oleh Nabiyullāh Musa alayhissallām. 

Nabi Musa memanggil Allāh dengan, "Ya Rabb (wahai Tuhan-Ku)." Subhānallāh.

Demikianlah seorang mukmin senantiasa memohon kepada Allāh.

√ Jangan sampai setiap hari kita shalat
tetapi tidak pernah berdo'a kepada Allāh.  

√ Jangan sampai kita lewati suatu hari kecuali kita isi di dalamnya dzikir kepada Allāh. 

√ Jangan sampai kita lewati keciali membaca Al Qur'ān, paling tidak kita mendengarkan Al Qur'ān.

Demikianlah seorang mukmin mengisi waktu yang dia miliki yaitu untuk kebaikan. Dan Nabiyullāh Musa alayhissallām berkata dan memohon kepada Allāh, "Ajarkan kepadaku sesuatu."

Maka orang yang beriman hendaknya berdo'a, sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:

الدعاء سلاح المؤمن

"Do'a adalah senjata orang beriman."

Umar bin Khaththāb radhiyallāhu berkata, "Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah do'aku diijabah atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah kalian lupa berdo'a dan memohon kepada Allāh."

Setiap hari, kita membutuhkan Allāh, ingat firman Allāh:

 ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

"Allāh Subhānahu wa Ta'āla tempat bergantung."

(QS. Al Ikhlās: 2)

Maka manusia menjadikan semua urusan yang dimiliki, dia pasrahkan kepada Allāh. 

علمني شيئاً أذكرك وأدعوك به

"Ajarkan aku sesuatu agar aku bisa mengingatkan Engkau dan memanggil Engkau."

وليست جواب الدعاء فموسى عليه الصلاة السلام طلب أمرين

Yang diinginkan Musa bukan di ijabahnya do'a akan tetapi Musa Alayhissallām meminta kepada Allāh dua hal (yaitu mengingat Allāh dan berdo'a kepada-Nya).

فأجاب الله بقوله لا إله إلا الله 

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla menurunkan ayat atau memberikan suatu jawaban, memberikan suatu pernyataan, "Wahai Musa ucapkanlah kalimat: لا إله إلا الله."

Dikatakan:

وهذه الجملة ذكر متضمن للدعاء

Maka jumlah ini adalah sebagai bentuk penyebutan yang di dalamnya ada dzikir yang terkandung di dalamnya pula yaitu do'a.

لأن ذاكر لا يريد رضى الله عنه

Karena sesungguhnya orang-orang yang mengingat Allāh  berharap untuk memperoleh keridhaan darinya.

والوصول إلى دار كرماته

Dan dia berharap untuk sampai pada suatu keadaan di mana dia memperoleh tempat yang mulia. 

إذن فهو ذكر متضمن للدعاء

Maka (kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ ) ini mengandung di dalamnya yaitu dzikir dan masuk di dalamnya berdo'a.

Maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla firmankan:

قل يا موسى لا إله إلا الله 

"Wahai Musa, katakanlah لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ."

Ucapkanlah kalimat Tauhīd, Subhānallāh.

Musa alayhissallām memohon kepada Allāh untuk diajarkan sesuatu yang di dalam ada
dzikir (mengingat Allāh) dan mengandung do'a  di dalamnya.

Juga dikatakan :

أفضل الذكر فاعلم أنه لا إله إلا الله

Dzikir yang paling utama ketahuilah bahwa ia adalah:  لا إله إلا الله.

Diayat lain dikatakan :

فَٱعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ

"Ketahuilah tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allāh dan mohonlah ampunan bagi dosamu."

(QS. Muhammad: 19)

Begitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pernyataan dan pengajaran kepada Musa. 

Nabi Musa mengatakan:

كل عبادك يقولون هذا

"Ya Rabbi, semua hamba-Mu mengucapkannya."

Syaikh Utsaimin rahimahumullāh memberikan penjelasan: 

ليس المعنى أنه كلمة هينة كل يقولها لأن موسى يعلم أعظم هذه الكلمة

Kalimat:  لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ bukan kalimat yang remeh temeh, ucapan tersebut diucapkan oleh hamba-hamba Allāh. 

لأن موسى يعلم أعظم هذه الكلمة

Karena sesungguhnya Musa alayhissallām mengetahui kandungan di dalam kalimat ini ( لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

ولكنه أراد شئا يختص به

Akan tetapi Musa alayhissallām berharap dari Allāh agar Musa mendapatkan suatu pengajaran dan pengajaran tersebut adalah khusus baginya (karena menjadi suatu hal yang maklum orang mengucapkan kalimat Tauhīd).

Orang mengenalnya, orang-orang Islām, orang-orang mukmin senantiasa mengucap dan membacanya.

Musa alayhissallām bukan menafi'kan atau meniadakan apa yang terkandung di dalam kalimat Tauhīd karena Beliau adalah seorang nabi, seorang rasul Allāh. 

Maka Beliau memohon kepada Allāh agar diberi suatu ajaran yang spesial (khusus) baginya.

In syā Allāh dikesempatan lain kita akan melanjutkan.

نكتفي بهذا القدر

أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

__

LARANGAN MENUDUH ORANG MUNAFIK BAGIAN KEDUA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Rabu,14 Jumadil akhir 1442 H / 27 Januari 2021
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 71: Larangan Menuduh Orang Munafiq bagian kedua

〰〰〰〰〰〰〰


*LARANGAN MENUDUH ORANG MUNAFIK BAGIAN KEDUA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb At-Tauhīd.

Disini Rpsūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam memberikan pengajaran kepada para sahabat yaitu siapa saja yang mengatakan kalimat,
 لا إله إلا الله محمدا رسول الله
 adalah bertauhīd.

Dan Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam tidak memberikan pernyataan bahwasanya orang tersebut lepas dari apa yang menjadi pernyataan para sahabat.

إنما أتى بعبارة عامة

Karena sesungguhnya yang disabdakan Nabi adalah ungkapan sifat hadīts secara umum yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengatakan
 لا إله إلا الله محمدا رسول الله
 dalam rangka ikhlas karena Allāh. 

Disinilah Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam memberikan kepada kita penjelasan bagaimana seharusnya kita menyikapi seorang mukmin (saudara atau teman kita). 

Tidak boleh kita mengatakan:

"Ini adalah murain".
"Ini adalah orang yang riya'".
"Ini adalah orang yang fasik", atau kah orang yang sejenisnya.

Kalau kita menghukumi apa yang kita lihat kemudian langsung kita memberikan suatu pernyataan maka akan rusaklah kehidupan dunia ini.

Dikatakan: 

فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ 

"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla melarang neraka"

(HR Bukhori no. 425 dan Muslim no. 33)

⇒ Menunjukkan semua ciptaan Allāh tunduk kepada Allāh. 

 منع من النار

Melarang neraka untuk dimasukin orang-orang yang mengucapkan kalimat Tauhīd.

Adapun ucapan :

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أن يشْترط الإخلاص 

"Mereka yang mengatakan kalimat Tauhīd  لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ harus terkandung di dalam nya al-ikhlas"

Pernyataan yang diucapkan harus pernyataan ikhlas.

Manakah bukti yang menyatakan bahwasannya kalimat tersebut harus ikhlas? 

Dalīlnya adalah (sabda) Nabi shollallāhu 'alayhi wa sallam:

يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ، أي: يطلب وَجْهَ اللَّهِ

Pernyataan (ungkapan)  لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ harus ikhlas.

Karena sesungguhnya orang yang mengucapkan kalimat Tauhīd yang diucapkan karena Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan kemuliaan.

Di zaman dahulu ada seorang sahabat Nabi shollallāhu 'alayhi wa sallam berperang, kemudian sahabat tersebut berjumpa dengan lawan (musuh) nya kemudian terjadilah peperangan sebagaimana umumnya.

Sahabat melihat lawannya mulai terdesak dan dalam kesulitan kemudian lawannya mengucapkan kalimat Tauhīd (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ).

Ketika lawannya mengucapkan kalimat Tauhīd, sahabat pun menganggap bahwa dia (musuh) mengucapkan kalimat Tauhīd karena berharap agar selamat dari pedangnya, dan dengan cepat sahabat pun menebasnya (membunuhnya).

Setelah peperangan selesai, kemudian dia (sahabat) menemui Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam dan menceritakan peristiwa tersebut.

Kemudian Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam memberikan pernyataan:

كيف تصنع  قول لا إله إلا الله 

"Bagaimanakah ucapan yang telah dia ucapkan (kalimat Tauhīd), apa yang akan engkau perbuat dengan  لا إله إلا الله "

Subhānallāh.

Sahabat yang telah membunuh tadi merasa dosa.

Kenapa? 

Karena dia telah memberikan pernyataannya, dia menganggap apa yang dilakukan oleh musuh tadi karena dia ingin selamat, sehingga dia mengucapkan kalimat Tauhīd 

Thayyib, dikatakan:

من قال : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يبتغي بذلك وجه الله 

Dia mengucapkan hal tersebut karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka kalimat Tauhīd adalah ajakan seluruh nabi, sehingga dikatakan kalimat Tauhīd adalah Miftahu al-Jannah. 

√ Miftahu Al-Jannah adalah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه.
√ Kunci Surga adalah kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه.

Maka siapapun di antara kita mempunyai kewajiban untuk mentauhīdkan Allāh, mempunyai kewajiban untuk berdakwah.

Mereka yang senantiasa menyembah berhala (batu, pohon, semua yang ada di muka bumi) selain Allāh, maka kita sebagai seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk mengajak mereka agar mereka bertauhīd. 

Ikhwan akhawatiy fīllāh rohimakumullāh. 

In syā Allāh, di kesempatan lain kita akan lanjutkan.

نكتفي بهذا القدر

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

________

LARANGAN MENUDUH ORANG MUNAFIK PERTAMA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Selasa,13 Jumadil akhir 1442 H / 26 Januari 2021
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 70 : Larangan Menuduh orang Munafiq Bagian Pertama 

〰〰〰〰〰〰〰


*LARANGAN MENUDUH ORANG MUNAFIK PERTAMA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb At Tauhīd, tentunya hadīts ini memiliki sejarah.

Dikatakan Utbān ibn Mālik, adalah salah satu penduduk anshar (Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhai mereka).

كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم

Utbān bin Mālik shalat berjama'ah bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di masjid Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

فضعُف بَصرُه 

Maka berjalannya waktu penglihatan Utbān ibn Mālik radhiyallāhu 'anhu mulai lemah.

و يشق عليه المجيء إلى النبي صلى الله عليه وسلم

(Karena penglihatan beliau lemah matanya sakit) menjadikan beliau berat untuk melakukan shalat bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

فطلب من النبي صلى الله عليه وسلم أن يخرج إليه وأن يصلي في مكان من بيته 

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta untuk mengantarkannya ke rumah Utbān ibn Mālik dan beliau menghendaki agar Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bisa shalat di rumahnya.

ليتخذه مصلى

Agar rumahnya dijadikan sebagai tempat untuk shalat.

فخرج النبي عليه الصلاة والسلام

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam keluar menuju rumah Utbān ibn Mālik. 

ومعه طائفة من أصحابه

Bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam  hadir para shahabat.

فلما دخلوا البيت

Ketika Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan para shahabat memasuki rumah Utbān ibn Malik.

قال : أين تريد أن أُصلي؟ 

Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata, "Wahai Utbān, engkau menghendaki aku shalat di mana?"

قال صل ها هنا 

Utbān bin Mālik berkata, "Wahai Rasūlullāh, shalatlah di sini."

فصلى النبي عليه الصلاة والسلام بهم

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam shalat mengimami mereka.

ركعتين بعد عن صفوا وراءه

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memimpin shalat dua raka'at, sesudah Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam meluruskan shaf para shahabat yang berdiri di belakangnya.

 ثم جلس على طعام صنعوه له

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam duduk menikmati hidangan makanan.

فجعلوا يتذاكرون 

Setelah selesai makan, mereka pun bercerita (bercengkrama/ngobrol).

فتذاكروا رجلا يقال له مالك بن الدخشم

Tatkala mereka berbicara, disebutkan ada seorang laki-laki yang bernama Mālik ibn Dukhsyum.

فقال بعضهم هو منافق

Salah seorang di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Mālik ibn Dukhsyum adalah seorang yang munafik.

فقال الرسول عليه الصلاة والسلام: لا تقل هكذا

Karena Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa mendengar salah seorang shahabat memberikan komentar miring kepada Mālik ibn Dukhsyum, kemudian beliau berkata, "Jangan ucapkan perkataan seperti itu."

أليس يشهد أن لا إله إلا الله  وأن محمدا أبده رسول الله

"Bukankah Mālik ibn Dukhsyum bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allāh, dan dia bersaksi bahwasanya Muhammad adalah rasul Allāh."

قالوا : نعم 

_Kemudian mereka mengatakan, "Na'am, (benar iya bertauhīd, dia meng-Esa-kan Allāh dan mengucapkan kalimat
 لا إله إلا الله  وأن محمدا رسول الله)."_

Maka sesudah itu Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam pun membawakan hadīts yang tadi kita bacakan bersama.

Dimana Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan: "Siapa saja yang mengatakan: Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ) dalam rangka untuk meraih keridhaan Allāh."

فإن الله حرم على النار

"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengharamkan neraka."

فنهاهم أن يقول هكذا 

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melarang para shahabat untuk memiliki suatu pernyataan seperti tadi.
 
لأنهم لا يدرون عما في القلب

"Karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa yang berada di dalam hati sanubarinya."

In syā Allāh dikesempatan lain kita lanjutkan.

نكتف بهذا القدر
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

________

HADĪTS UTBĀN IBN MĀLIK AHMAD AL ANSHARY

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Senin,12 Jumadil akhir 1442 H / 25 Januari 2021
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 069: Hadīts Utbān ibn Mālik Ahmad Al-Anshary

〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UTBĀN IBN MĀLIK AHMAD AL ANSHARY*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Kita lanjutkan materi kita, masih di Kitāb At Tauhīd. 

Disebutkan di dalam kitāb Tauhīd:

قال المؤلف رحم الله

Berkata pengarang semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla merahmatinya.

Pada pembahasan yang lewat telah kami sampaikan hadīts Ubādah bin Shāmit yang berbunyi: 

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: قال رسولُ الله  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ من الْعَمَل

Dari Ubādah bin Shāmit semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad Rasulullah adalah hamba dan Rasūl Allah, begitu juga Isa adalah hamba Allah serta Rasul Allah dan kalimat yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla kirimkan kepadanya, kalimat Allāh yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada Maryam dan ruhnya dari Allāh, surga adalah hak, meyakini bahwasanya neraka adalah hak, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memasukan dia ke dalam surga sesuai dengan amal yang dia lakukan."

Hadīts ini sudah kita bahas pada pertemuan yang lewat, dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas hadīts berikutnya.

ولهما في حديث عتبان: فإنَّ الله حرَّم على النار مَن قال: "لا إله إلا الله" يبتغي بذلك وجه الله".

Dari riwayat Bukhāri dan Muslim, di dalam hadits Utbān, "Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengharamkan kepada neraka untuk dimasuki siapapun yang mengatakan: Tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh ( kalimat At Tauhīd) dan dia mengucapkan itu karena hendak memperoleh keridhaan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Walahuma (ولهما) yaitu dari riwayat Bukhāri dan Muslim.

Disebutkan di dalam Kitāb Ash Shalah  bab Al Masajid fīl Buyut Juz 1 hal 154: Rawahu Bukhāri.

Dan Kitābul Masajid bab Rukhsah fī Takhaluf di dalam riwayat Muslim, dikatakan: 

في حديث عتبان

Di dalam hadits Utbān.

Yang di maksud Utbān adalah Utbān ibn Mālik Ahmad Al Anshary radhiyallāhu 'anhu. 

كان يصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم فضعُف بَصرُه و يشق عليه المجيء إلى الرسول صلى الله عليه وسلم فطلب من النبي صلى الله عليه وسلم أن يخرج إليه وأن يصلي في مكان من بيته ليتخذه مصلى فخرج النبي عليه الصلاة والسلام ومعه طائفة من أصحابه فلما دخلوا البيت قال : أين تريد أن أُصلي؟ قال صل ها هنا فصلى النبي عليه الصلاة والسلام بهم ركعتين بعد عن صفوا وراءه  ثم جلس على طعام صنعوه له فجعلوا يتذاكرون فتذاكروا رجلا يقال له مالك بن الدخشم فقال بعضهم هو منافق فقال الرسول عليه الصلاة والسلام: لا تقل هكذا أليس يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، قالوا : نعم قال: فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله

Ikhwan akhawatiy fīllāh rahimakumullāh. 

Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengharamkan kepada neraka untuk dimasuki siapapun yang mengatakan kalimat At Tauhīd: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ .

Dan ia mengucapkan itu karena hendak memperoleh keridhaan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

In syā Allāh  di kesempatan lain kita akan lanjutkan.

Nataufīq bihadzal qadar. 

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____

Jumat, 05 Februari 2021

HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KESEMBILAN

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 08 Jumadil Akhir 1442 H/ 21 Januari 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 68: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kesembilan
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KESEMBILAN*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Nabi Isa berkata:

وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

"Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak menjadikan aku seorang yang sombong dan celaka"

Di sini lah Allāh firmankan:

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ

Nabi Isa berkata: وَالسَّلَامُ عَلَيَّ salam kesejahteraan untuk ku.

Kapan? 

 يَوْمَ وُلِدتُّ

"Dihari aku dilahirkan" 

 وَيَوْمَ أَمُوتُ

"Dan di hari aku diwafatkan"

وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

"Dan di hari di mana aku akan dibangkitkan nanti hidup kembali di hari kiamat"

(QS. Maryam:33)

ذَ ٰ⁠لِكَ عِیسَى ٱبۡنُ مَرۡیَمَۖ

"Itu adalah nabiyullāh Isa ibn Maryam"

قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ

"Perkataan yang haq, perkataan yang benar-benar terjadi"

ٱلَّذِی فِیهِ یَمۡتَرُونَ

"Yang tentangnya banyak orang yang meragukan keberadaan nabiyullāh Isa"

(QS. Maryam: 34)

مَا كَانَ لِلَّهِ أَن يَتَّخِذَ مِن وَلَدٖۖ سُبۡحَٰنَهُۥٓۚ 

"Tidak pantas bagi Allāh, untuk memiliki seorang anak, Maha Suci Allāh"

إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

"Jika Allāh Subhānahu wa Ta'āla menghendaki sesuatu perkara, maka cukuplah bagi Allāh untuk berfirman, 'Jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu."

(QS. Maryam:35)

وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ

“Dan sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus."

(QS. Maryam:36)

Demikian nabiyullāh Isa. Nabi Isa berdakwah seperti apa yang didakwahkan Nabi kita Muhammad shollallāhu 'alayhi wa sallam,  dan nabiyullāh Isa adalah hamba Allāh dan rasūl-Nya. 

Maka di sinilah dari hadīts Ubādah ibn Shāmit dikatakan: 

وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

"Aku adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya"

Begitu عَبْدُ اللهِ (hamba-Nya Allāh) bantahan untuk orang-orang Nashrani,  karena sesungguhnya Nabi Isa adalah عَبْدُ اللهِ. 

Orang-orang kristiani mereka mengatakan nabi Isa adalah anaknya Allāh

وَرَسُوْلُهُ

"Dan Nabi Isa adalah rosūl Allāh"

Bantahan buat orang-orang Yahudi, di mana orang-orang Yahudi mereka mengatakan nabi Isa adalah anak pelacur. Maka Allāh bantahan dengan وَرَسُوْلُهُ dia adalah rasūl-Nya Allāh. 

وكَلِمَتُهُ ألْقاها إلى مَرْيَمَ ورُوحٌ منه

"Dan kalimat yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla kirimkan kepada Maryam dan ruhnya dari-Nya"

Menunjukkan nabi Isa itu berjasad,  karena ada yang meyakini bahwasanya nabi Isa hanya ruh saja. Oh ,tidak! Nabi Isa berjasad dan memiliki ruh.

Allāh menyebutkan: 

كان يأكلني الطعام

"Nabi isa dan ibunya, kedua-duanya makan makanan"

Begitu seseorang berbicara dia makan, maka dia minum, jika dia makan maka dia minum, jika makan dan minum menunjukkan dia pun butuh toilet, maka demikianlah kesempurnaan manusia.

Maka nabi Isa adalah manusia, Maryam juga manusia, tetapi mereka manusia-manusia pilihan Allāh, bukan orang biasa.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan:

و الجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل

"Orang yang meyakini bahwasanya surga adalah hak dan neraka adalah hak, Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan masukan dia ke dalam surga sesuai dengan amal yang dia kerjakan".

Maka seorang mukmin meyakini bahwasanya surga itu ada, surga itu hak semua orang berharap untuk masuk surga. 

Yang Allāh sebutkan di dalam penjelasan Rosūlullāh shpllallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan: 

مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

"Surga itu belum pernah dilihat oleh mata, bahkan tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah tercinta di dalam sanubari manusia"

(Hadīts shohīh riwayat Al-Bukhori nomor 3244 dan Muslim nomor 2824)

Semua orang berharap untuk masuk ke dalam surga. Kenapa?

 لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًۭا وَلَا تَأْثِيمًا ۞ إِلَّا قِیلࣰا سَلَـٰمࣰا سَلَـٰمࣰا

"Di surga tidak ada perkara laghwu yang ada adalah ucapan salam sejahtera"

(QS. Waqi'ah:25-26)

Māsyā Allāh, nikmat surga banyak sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah memberikan penjelasan terkait dengan nikmat surga. 

Dan nikmat surga, dia akan mendapatkan sesuatu yang dia kehendaki, surga semuanya nikmat, yang ada adalah nikmat dan nikmat.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۢ

"Orang yang berada di surga mereka mendapatkan balasan karena di dunia mereka beriman dan beramal shalih dan mereka akan mendapatkan pahala yang tidak pernah terputus"

(QS. At-Tin:6)

Karena sesungguhnya nikmat surga tidak akan terputus, makanya tidak ada di surga koq ngantuk, "ngerungo no pengajian ngantuk", tidak ada ngantuk, ataukah tidur. Juga tidak ada, di surga adanya nikmat dan nikmat.

Maka dikatakan: غَيْرُ مَمْنُونٍۢ adalah غير مقطوع tidak pernah terputus, ada sungai yang mengalir darinya madu, sungai mengalir darinya khamr, sungai mengalir darinya susu, Subhānallāh, nikmat surga.

Dan nikmat surga yang paling besar adalah melihat wajah Allāh. 

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:

إنكم سترون ربكم كما ترون القمر ليلة البدر لاَ تُضَامُونَ في رُؤْيَته ولا تضارون

"Sungguh kalian akan melihat tuhan kalian sebagaimana kalian melihat rembulan di malam bulan purnama"

Bagaimana seseorang melihat rembulan di malam? 

لاَ تُضَامُونَ في رُؤْيَته ولا تضارون

Orang melihat rembulan bulan purnama tidak pernah merasa sakit tatkala melihatnya dan tidak pula berdesak-desakan.

Nataufīq bihadzal qadar. Terkait dengan neraka tentunya neraka menakutkan, dan kita mohon kepada Allāh agar selamat dari keburukan neraka dan mohon kepada Allāh untuk masuk surga Firdaus dikumpulkan dengan para anbiyya. 

Kita dianjurkan untuk berdo'a:

وتوفني مسلمين وألحقني بالصالحين

"Yā Allāh,  wafatkan kami dalam keadaan muslim dan kumpulkanlah kami bersama orang-orang yang sholih"

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEDELAPAN

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 07 Jumadil Akhir 1442 H/ 20 Januari 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 067: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kedelapan

〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEDELAPAN*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Apakah bentuk menahan dirinya Maryam? 

فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّۭا

"Hari ini aku tidak akan berbicara dengan siapapun"

(QS. Maryam:26)

فَأَتَتۡ بِهِۦ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُۥ قَالُوا۟ یَـٰمَرۡیَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَیۡـࣰٔا فَرِیࣰّا

"Tatkala Maryam mendatangi kaumnya dalam keadaan menggendong nabiyullāh Isa. Wahai Maryam sungguh engkau telah melakukan perbuatan yang mungkar (engkau telah berzina)"

(QS.Maryam: 27)

يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا

"Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”

(QS. Maryam: 28)

Harun di sini adalah saudara Maryam dan bukan saudara nabiyullāh Musa alayhissallām,  demikianlah orang dahulu sering menamakan anak mereka dengan orang-orang yang shalih atau nama nabi.

Kalau Harun yang ada pada nabi Musa alayhissallām, maka nabi Musa memiliki sepupu yang bernama nabi Harun.

Saudara Maryam ini bernama Harun, sebagaimana mereka menamakan Imrān dengan Abū Musa. 

Kita lanjutkan,

يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ

"Wahai saudari Harun"

Disini mereka mengatakan يَٰٓأُخۡتَ هَٰرُونَ wahai saudaranya Harun.

مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٖ

"Ayahmu bukanlah laki-laki yang buruk (perangai)"

وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيّٗا

"Dan ibumu juga bukan wanita yang dikenal dengan pelacur (pezina)"

Allāh firmankan: 

فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ 

Karena Maryam sudah berjanji untuk tidak berbicara kepada siapapun hari itu, maka Maryam mengisyaratkan kepada nabi Isa, seakan-akan dia mengungkapkan kalau kalian berbicara, berbicarakah dengan bayi ini.

قَالُوا۟ كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِى ٱلْمَهْدِ صَبِيًّا

Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"

Subhānallāh, keajaiban luar biasa, sehingga Allāh menyebutkan 

وَيُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلْمَهْدِ وَكَهْلًۭا وَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

"Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang shahih".

(QS. Āli-Imrān:46)

Nabi Isa mengajak berbicara orang, tatkala dia berada di dalam gendongan dan di waktu dewasa, maka di sinilah nabi Isa berkata dan dia berada di buaian (berada digendongan Maryam) 

Dan dia mengatakan: 

قال : إني عبد الله

"Aku adalah hamba-Nya Allāh"

Bantahan buat orang-orang Nashrani yang mengatakan bahwasanya  nabiyullāh Isa adalah tuhan, sekiranya nabi Isa itu tuhan maka dia akan, "ini Allāh" tetapi dia berkata, "ini Abdullāh".

Pembahasan kita:

إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ

 "Aku adalah hamba-Nya Allāh".

آتَانِيَ الْكِتَابَ 

"Aku diberi Allāh Subhānahu wa Ta'āla kitāb"

وَجَعَلَنِي نَبِيًّا 

"Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengangkat ku menjadi seorang nabi"

(QS. Maryam:30)


وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ 

"Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan aku mubārakan (manfaat) untuk diriku dan juga orang lain di mana pun aku berada" 

√ Bārakah itu berkah.
√ Mubārak itu berkah untuk dirinya dan juga orang lain.


وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ  وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

"Bahkan Allāh memberikan wasiat, menyuruhku untuk melaksanakan shalat dan zakat selama aku hidup" 

(QS. Maryam:31)

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

"Dan aku menjadi seorang yang sangat berbakti kepada ibuku" 

(QS. Maryam:32) 

Perhatikan!

"Aku berbakti kepada ibuku"

Dia tidak berkata وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ - aku berbakti kepada kedua orang tuaku, tidak! Karena nabi Isa hanya memiliki ibu saja, beliau tidak memiliki ayah sehingga mengatakan وَبَرًّا بِوَالِدَتِي.

Demikianlah makhluk Allāh, ada makhluk Allāh yang hanya memiliki ibu, ada makhluk Allāh yang hanya memiliki bapak (tidak mempunyai ibu), ada makhluk Allāh yang tidak mempunyai bapak dan ibu.Makhluk Allāh dari hewan pun ada, yang tidak mempunyai bapak dan ibu.

Nabi Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki bapak. 

Hawa istri nabiyullāh Adam, mempunyai bapak tetapi tidak mempunyai ibu, karena Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.

Adam tidak mempunyai bapak dan ibu.

Begitu pula binatang, ada yang tidak mempunyai bapak dan ibu yaitu kambing yang disembelih oleh nabiyullāh Ibrahim.

Ular yang dimiliki nabi Musa, nabi Musa mempunyai tongkat dan berubah menjadi ular, dan ular itu tidak mempunyai bapak dan ibu.

Subhānallāh.

Nataufīq bihadzal qodar. Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KETUJUH

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 06 Jumadil Alhir 1442 H/ 19 Januari 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 066: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Ketujuh

〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KETUJUH*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Pelajaran yang berikutnya yaitu: bagaimanakah kemuliaan yang ada pada Maryam? 

Dia melahirkan sendiri tidak ada siapapun, dia tidak mau merepotkan keluarganya.

Subhānallāh.

Pelajaran yang ketiga adalah Maryam melahirkan Isa di bawah pohon kurma, di dekat tonggak pohon kurma.

Sanggahan buat mereka yang mengatakan Nabi Isa lahir di kandang mendho, kambing.

Pelajaran berikutnya menunjukkan Nabiyullāh Isa alayhissalām lahir di musim panas, kenapa? Karena  kurma akan ada di waktu musim panas, ruthab (kurma muda).

Kurma itu ada beberapa tahapan. Kurma yang warnanya hijau daun namanya bishr. Bishr tidak bisa dimakan, yang mengkonsumsi bishr adalah manuk tilang (burung kutilang). Berikutnya, yang mengkonsumsi kurma hijau ini adalah sebagian orang Indonesia.

Mohon maaf sebagian orang Indonesia kalau musim haji atau musim umrah banyak yang pesan dari mereka yang belum punya keturunan untuk mencarikan kurma hijau, mungkin lebih tepat serbuk kurma hijau, karena serbuk kurma hijau lebih mudah dikonsumsi.

Kalau kurma hijau sulit untuk dikonsumsi. Seminggu disimpan maka akan busuk atau kalau dikeringkan dan sampai di Indonesia sulit untuk dikonsumsi. Tapi kalau serbuk kurma hijau mungkin lebih mudah. Kurma hijau diyakini oleh sebagian kita bisa membantu seseorang yang belum mempunyai keturunan untuk bisa menyuburkan.

Ketika musim bishr sudah lewat maka datang tahapan berikutnya yaitu kurma yang warnanya merah. Kurma yang warna merah agak hitam-hitam, sedikit orang Arab menyebutnya balah.  Balah bisa dikonsumi, orang jawa mengatakan seperti sawo kecik.

Kemudian tahapan berikutnya kurma akan berwarna kuning, dan kuningnya kurma bernama ruthab (kurma muda). 

Dan di puncak musim panas maka akan ada angin yang dikenal dengan angin samum (angin yang menghembus dengan rasa panas) sehingga membuat kurma matang sehingga merubah kurma yang berwarna kuning menjadi coklat, dan orang Arab menyebutnya dengan nama tamr.

Allāh firmankan: 

وَهُزِّیۤ إِلَیۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَـٰقِطۡ عَلَیۡكِ رُطَبࣰا جَنِیࣰّا

_"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."_

(QS. Maryam: 25)

Menunjukkan nabiyullāh Isa lahir di musim panas musim ketika ada kurma. Bertentangan dengan apa yang biasa di rayakan oleh sebagian orang yang merayakan kelahiran Isa dengan atribut salju sungguh jauh dari kebenaran. Karena sesungguhnya musim kurma adalah di waktu musim panas. 

Demikianlah seorang muslim memahami aqidah dan memahami sejarah.

Tatkala Maryam sudah melahirkan, kurma pun berjatuhan, maka Allāh perintahkan:

فَكُلِی وَٱشۡرَبِی وَقَرِّی عَیۡنࣰاۖ فَإِمَّا تَرَیِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدࣰا فَقُولِیۤ إِنِّی نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمࣰا فَلَنۡ أُكَلِّمَ ٱلۡیَوۡمَ إِنسِیࣰّا

_Makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."_

(QS. Maryam: 26)

Puasa bahasa Arabnya shaum (صَوۡمࣰ) artinya adalah al imsa (menahan diri).

Jadi puasa adalah menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Menahan makan, minum dan semua yang membatalkan puasa di mulai dari fajar sampai terbenamnya matahari yang dilakukan oleh seorang muslim yang baligh yang mukallaf tidak dalam keadaan haidh dan nifas serta diawali dengan niat. 

Itu adalah pengertian puasa menurut istilah.

نحتفظ بهذا القدر

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEENAM

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 05 Jumadil Akhir 1442 H/ 18 Januari 2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 065: Hadīts Ubādah bin Shomit Bagian Keenam

〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHĀMIT BAGIAN KEENAM*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 

Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rohimakumullāh.

Dan tidak lama sesudah malaikat Jibrīl hadir memberikan berita, maka Maryam pun hamil atas kehendak Allāh. Sehingga teman Maryam yang biasa ikut bersih-bersih di Baitul Maqdis melihat sesuatu hal (perubahan) pada Maryam (umumnya wanita yang hamil), sehingga dia memberanikan diri bertanya kepada Maryam.

"Wahai Maryam, aku tahu engkau adalah wanita yang sholihah dan aku tidak menuduh engkau dengan tuduhan yang buruk tapi aku akan bertanya kepadamu beberapa hal, mungkinkah ada buah yang datang tanpa datang dari pohon? Apakah mungkin adanya pohon yang besar tanpa adanya bibit?"

Setiap kali pertanyaan itu diberikan kepada Maryam,  dan Maryam pun berkata, "Iya mungkin," sampai begitu Maryam memberikan jawaban. "Bukankah Allāh menciptakan Adam tanpa bapak dan tanpa ibu?" Măsyā Allāh. 

Maka di sinilah laki-laki tersebut berkata, "Sungguh menakjubkan dan engkau adalah bukan wanita pendusta tapi mohon maaf mulai hari ini, aku akan meninggalkan Baitul Maqdis."

Dan tidak lama sesudah itu, laki-laki itupun pergi meninggalkan Baitul Maqdis dan meninggalkan Maryam. Dia khawatir akan dituduh oleh orang-orang bahwasanya dia yang telah menghamili Maryam. 

Subhānallāh.

Pergilah laki-laki itu dan dengan berat Maryam mengalami kehidupannya sampaikan waktu ia melahirkan. 

Dan Allāh berfirman: 

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَـٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًۭا جَنِيًّۭا

_"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."

(QS. Maryam: 25)

Maryam pun pergi menjauh dari kaumnya tatkala dalam keadaan hamil tua dan dalam keadaan yang berat sebagaimana seorang wanita yang sedang hamil tua.

Perempuan ketika hendak melahirkan tentunya berharap ada suami disandingnya, harapannya adalah keluarganya ada di dekatnya. Itu adalah harapan semua wanita tatkala hendak melahirkan.

Tapi ujian berat buat Maryam dan Allāh menyebutkan di dalam Al Qur'ān:

فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَـٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَـٰذَا وَكُنتُ نَسْيًۭا مَّنسِيًّۭا

_Sehingga tatkala datang masa di mana rasa sakit hendak melahirkan menimpa pada Maryam, kemudian Maryam bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seseorang yang tidak berarti, lagi dilupakan."_

(QS. Maryam: 23)

Allāh mengutus malaikat Jibrīl dan  Allāh berfirman: 

فَنَادَىٰهَا مِن تَحْتِهَآ أَلَّا تَحْزَنِى قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّۭا

_Maka Jibrīl memanggil dari tempat yang rendah, "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu." 

(QS. Maryam: 24)

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَـٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًۭا جَنِيًّۭا

_"Wahai Maryam goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu."_

(QS. Maryam: 25)

Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil, di antara: 

Allāh Maha Kaya, Allāh Maha Mampu tetapi Allāh tidak mengirimkan angin yang keras sehingga berjatuhanlah kurma, tidak! Tetapi Allāh perintahkan Maryam melalui malaikat Jibrīl untuk menggoyangkan pohon. Menunjukkan adanya sebab dan akibat, dengan digoyangkan pokok pohon kurma niscaya akan berjatuhan kurma yang masih segar.

نكتفي بهذا القدر

Terima kasih atas perhatiannya, lain waktu kita sambung lagi (In syā Allāh).


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

HADĪTS UBĀDAH BIN SHOMIT BAGIAN KELIMA

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 02 Jumadal Akhir 1442 H/ 13 Januari2021 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 063: Hadīts Ubādah bin Shāmit Bagian Kelima
⬇ Download audio:
〰〰〰〰〰〰〰

*HADĪTS UBĀDAH BIN SHOMIT BAGIAN KELIMA*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه،  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwan wa akhawatiy fīllāh rahimakumullāh.

Maka berkatalah Zakariyya: 

أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ

Apakah kata Zakariyya? 

 يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ

"Wahai Maryam, buah dan makanan yang engkau dapat ini darimana?"

Bagaimanakah Maryam wanita yang shalihah, dia mengungkapkan dan berkata: 

قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ

"Makanan yang aku dapat ini datang dari Allāh"

Apakah kata Maryam?

 إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya Allāh, memberikan rezeki kepada siapa yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla kehendaki tanpa perhitungan"

Perhatikan! Seorang mukmin hendaknya senantiasa husnudzān kepada Allāh, Maryam wanita yang lemah dan tetapi dia bertakwa yakin akan Allāh, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla pun memberikan rezeki.

Maka di sinilah bagaimanakah perkataan Maryam, 

 إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya Allāh, memberikan rezeki kepada siapa saja diantara hamba yang Allāh kehendaki tanpa perhitungan",

Sebagaimana Imrān mendapatkan kenikmat dan karunia besar maka Maryampun mendapatkan nikmat dan karunia besar, sebagaimana Zakariyya pun mendapatkan nikmat dan karunia besar. 

Maka di dalam Al-Qur'ān ada suatu surat yang  namanya Āli-Imrān (keluarganya Imrān). هنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ dan disitulah (di mihrāb) itu pulalah Zakariyya berdo'a kepada Allāh,  "Yā Allāh, aku khawatir aku tidak memiliki penerus sementara istriku wanita yang mandul", kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kabar gembira bahwasanya Zakariyya akan memiliki keturunan.

Maka Zakariyya berkata: 

رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَـٰمٌۭ وَقَدْ بَلَغَنِىَ ٱلْكِبَرُ وَٱمْرَأَتِى عَاقِرٌۭ

"Ya Allah, bagaimana aku bisa mendapat keturunan sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?"

(QS. Āli-Imron: 40)

Didalam ayat lain dikatakan:

وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًۭا

"Dan kepalaku telah ditumbuhi uban"

(QS. Maryam: 4)

Zakariyya juga mengungkapkan:

وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًۭا

"Padahal isteriku adalah seorang yang mandul"

(QS. Maryam: 8)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan berita bahwasanya Zakariyya akan mempunyai keturunan.

Subhānallāh.

Tatkala Zakariyya mendapatkan berita dari Allāh melalui malaikatnya, Zakariyya berkata:

رَبِّ ٱجۡعَل لِّيٓ ءَايَةٗۖ 

"Yā Allāh, berikanlah aku tanda bahwasanya aku akan mempunyai keturunan"

Allāh firmankan,

قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمۡزٗاۗ

"Bukti bahwasanya engkau akan memiliki keturunan istrimu hamil dengan tanda engkau akan melalui suatu keadaan di mana engaku akan bisu selama tiga hari"

  وَسَبِّحۡ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ

"Zakariyya berdakwah kepada kaumnya agar kaumnya senantiasa mengagungkan Allāh di pagi dan sore hari"

(QS. Āli-Imron: 41)

Subhānallāh.

Makanya sebagian orang Jawa mempunyai keyakinan kalau sudah berkeluarga lama koq tidak mempunyai keturunan, "mbok mupu anak" (kalau sudah lama tidak mempunyai keturunan untuk mengangkat anak), orang jawa kadang menyebut, "gawe pancingan". 

Zakariyya sesudah merawat dan membesarkan Maryam maka dia pun mempunyai keturunan yaitu Yahya.

Thayyib, kita lanjutkan materi kita.

Dan Maryam adalah wanita yang shalihah dan salah satu yang diberitakan bahwasanya Maryam ini menjadi abdi dalem Baitul Maqdis, beliau suka merapihkan masjid, suka bersih-bersih masjid, suka memberikan yang terbaik untuk jama'ah masjid. 

Di zaman sekarang pun di masjid Nabawi ataukah Mekkah itu ada orang-orang yang menjadi abdi dalem masjid yang dikenal dengan al-agha atau al-aghawat. 
 
Kalau di Mekkah mereka ini memiliki tugas membersihkan Ka'bah, mereka ini memiliki tugas menyiapkan ketika Jum'atan (menarik mimbar untuk sebagai khutbah khatib).

Kalau di masjid Nabawi membersihkan Raudhah kadang memberi pengharum di Raudhah menggunakan kayu gaharu di pengimaman. 

Di tahun 2007 atau 2008 jumlah agha masih ada 17 kalau tidak salah, dahulunya banyak berkurang dan berkurang (karena sudah tua) karena mereka adalah orang-orang yang di waqafkan oleh orang tua untuk menjadi abdi dalem masjid Mekkah dan Madinah.

Dan Maryam adalah abdi dalem Baitul Maqdis.

نكتفي بهذا القدر

InsyaAllah dikesempatan lain, kita akan kaji yaitu terkait dengan bagaimanakah Maryam memiliki keturunan. Karena sesungguhnya Rasul menyebutkan,

وأن عيس عبد الله ورسول و الكلمة ألقاه إلى مريم وروح منه

Matur Nuwun atas perhatiannya.
 
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits