Minggu, 21 Maret 2021

CINTA KEBAIKAN DAN SUKA MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT UNTUK MANUSIA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Jum'at, 14 Rajab 1442 H / 26 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 17: Cinta Kebaikan Dan Suka Menjadi Orang Yang Bermanfaat Untuk Manusia & Penutup

〰〰〰〰〰〰〰

*CINTA KEBAIKAN DAN SUKA MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT UNTUK MANUSIA*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan kali ini kita akan membaca kunci ke enam belas yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah ta'ala dalam Kitāb  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi insan pembuka pintu kebaikan).

Dan pertemuan kali ini Insya Allah akan menjadi pertemuan terakhir kita, karena ini adalah materi terakhir yang beliau sampaikan. Kita langsung saja membaca kunci ke-16 yang beliau bawakan. Beliau berkata,

*KUNCI KEENAM BELAS: CINTA KEBAIKAN DAN SUKA MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT UNTUK MANUSIA*

Kunci ke-16 ini adalah penutup dari seluruh kunci yang telah disebutkan: 
√ Kunci ke-16 ini menjadi pondasi dasar dari semua kunci lainnya. 
√ Kunci ke-16 ini adalah seorang hamba cinta kebaikan dan suka memberikan manfaat untuk sesama manusia. 

Ketika keinginan seseorang: 
° Telah mengakar niat telah teguh, 
° Tekad telah kokoh, 
° Permohonan dan permintaan pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala telah dilakukan, 
° Sebab-sebab telah diusahakan, 
maka ia akan menjadi seorang insan dengan predikat sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. 

Ini adalah kunci ke-16 yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr hafidzahullahu ta'ala. Dan dalam sebuah muhadhoroh nya Beliau pernah menyampaikan tentang pondasi akhlak mulia itu apa? 

Pondasinya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari nomor 13 dan Imam Muslim nomor 45:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

_"Tidak sempurna iman seorang hamba sampai dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri"_.

Yang dituntut dalam hadits ini adalah kesucian, kebersihan, dan kebeningan hati ada perasaan yang sama dalam hati untuk memberikan kebaikan padanya, kebersihan hati inilah yang dituntut. Oleh karena inilah ketika seorang memiliki perasaan ini ia sama-sama senang untuk memberikan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana untuk dirinya sendiri pasti tidak akan mungkin ada rasa hasad, ada rasa dendam, ada rasa benci, ada rasa dengki pada dirinya. 

Oleh karena inilah saya sebut bahwa perasaan inilah yang menjadi sumber dan pondasi akhlaq mulia. Yaitu kebeningan dan kesucian hati, tidak ada perasaan dalam hatinya kecuali hanya ingin kebaikan untuk manusia, sebagaimana ia ingin hal tersebut untuk dirinya sendiri. Apabila hati penuh dengan perasaan ingin seperti ini, ingin kebaikan untuk manusia sebagaimana ia menginginkannya untuk dirinya sendiri, maka tindak tanduknya, muamalahnya kepada manusia adalah hasil dari pancaran perasaan ingin kebaikan untuk manusia ini.

Sehingga ia benar-benar akan merealisasikan isi hadits nabi yang lainnya yang diriwayatkan oleh imam muslim, 

_"Dan engkau memperlakukan manusia dengan sikap yang engkau suka untuk disikapi seperti itu"_.

Apabila dia senang ada kebaikan bagi saudaranya sebagaimana saat ia mendapatkannya pasti ia akan mampu memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain, karena memang hatinya hanya ada rasa cinta kebaikan untuk orang lain. 

Oleh karena inilah Subhanallah, dari perasaan cinta kebaikan untuk orang lain sebagaimana Ia cinta kebaikan tersebut untuk dirinya sendiri akan:
√ Tumbuh sifat kasih sayang, 
√ Tumbuh sifat simpati, 
√ Tumbuh lapang dada, 
√ Tumbuh memaafkan, 
√ Tumbuh kelembutan, 
√ Tumbuh penghormatan, 
√ Tumbuh kemurahan hati, 
√ Tumbuh cinta sedekah, 
√ Tumbuh pengampunan 
Dan silahkan sebutkan sifat baik lainnya yang engkau inginkan. 

Hal ini karena ia cinta kebaikan untuk orang lain sebagaimana ia cinta kebaikan untuk dirinya sendiri, sehingga ketika ia menghadapi suatu kondisi tindakan atau respon yang akan ia lakukan pada situasi tersebut adalah hasil dari pancaran cinta kebaikan untuk manusia sebagaimana Ia cinta kebaikan untuk dirinya sendiri sehingga dalam setiap kondisi dan dalam setiap keadaan ia berpikir apa yang saya inginkan ketika menghadapi kondisi seperti ini? Kemudian ia pun melakukan untuk orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan. Ia akan memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain. 

Sungguh hadits ini tadi merupakan dalil yang sangat agung untuk memperkuat dan memperkokoh akhlak mulia, oleh karenanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memasukkan ke dalam salah satu konsekuensi iman yang wajib. Apa alasannya?

Karena setiap akhlak dan adab dalam Islam hanya akan terwujud ketika ada perasaan ini dalam hati yaitu perasaan apa perasaan cinta kebaikan untuk orang lain sebagaimana cinta kebaikan tersebut untuk diri kita sendiri. Ini disampaikan oleh Syaikh Abdurrozzaq dalam ceramahnya yang lain. 

Jadi kunci ke-16 ini adalah cinta kebaikan, suka menjadi orang yang bermanfaat untuk manusia. Ini yang menjadi pondasi dari seluruh langkah di awal tadi. Demikian kunci ke-16.

Kemudian kita membaca penutup yang beliau sampaikan. 

*PENUTUP*

Sebagai penutup buku ini saya memohon kepada Allah dengan seluruh nama dan sifat-Nya yang mulia, begitu juga dengan sifat-Nya yang menjadi pembuka (Al Fattah) dan Maha Mengetahui (Al Alim), bahkan Ia adalah sebaik-baik membuka (Khoirul Fatihin) saya memohon kepada-Nya untukku, untuk kedua orang tuaku, untuk guru-guruku, dan untuk seluruh kaum muslimin, agar Allah mengaruniakan kepada kita semua karunia yang agung dan pemberian yang banyak. Saya memohon kepada-Nya agar menjadikan kita semua sebagai seorang insan yang memiliki predikat sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. Begitu juga agar Allah memberikan hidayah dan petunjuk kepada kita, lalu menjadikan kita sebagai sebab hidayah dan sebab petunjuk bagi orang lain, lalu memudahkan petunjuk-Nya kepada kita semua. 

Sebagai akhir do'a ini segala puji bagi Allah Rabb semesta alam semoga shalawat dan salam keberkahan dan nikmat selalu tercurahkan atas hamba Allah dan rasulNya nabi kita Muhammad beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. 

Demikian wallahu ta'ala a'lam bish-showab mohon maaf atas segala kekurangan. Jazakumullah khoiron atas perhatiannya, semoga kitab ini menjadi ilmu yang bermanfaat untuk kita, dan semoga kita dimudahkan untuk mengamalkannya. 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

____________________

MENGOBATI PENYAKIT JIWA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Kamis, 13 Rajab 1442 H / 25 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 16: Mengobati Penyakit Jiwa

〰〰〰〰〰〰〰

*MENGOBATI PENYAKIT JIWA*

بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Alhamdulillah kita masih membahas Kitāb  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan) yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah ta'ala

Pada kesempatan kali ini kita akan membaca Kunci kelima belas (Langkah kelima belas) yang beliau sebutkan bagi orang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. 

Kunci kelima belas dari penjelasan beliau. Beliau hafidzahullahu ta'ala berkata,

*KUNCI KELIMA BELAS: MENGOBATI PENYAKIT JIWA*

Kunci kelima belas adalah sebuah perkara yang sangat penting sekali, yaitu mengobati penyakit jiwa. Barangsiapa ingin menjadi pembuka pintu kebaikan hendaknya ia berusaha untuk mengobati jiwanya dari berbagai penyakit hati. Penyakit hati sangat berbahaya dan merusak. Contohnya adalah hasad, dengki, dendam dan penyakit lain yang tertanam dan terkumpul dalam hati. 

Barangsiapa yang ingin menjadi seorang insan pembuka pintu kebaikan maka hendaknya ia bersungguh-sungguh mengobati hatinya. Berusaha membersihkan hatinya dari berbagai penyakit ini dengan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memiliki doa-doa yang agung dalam masalah ini. Diantara doa-doa yang agung yang penuh berkah yang diajarkan oleh beliau adalah,

واسلل سخيمة صدري

_"Dan cabutlah dendam kesumat yang ada dalam hatiku"._

Ketika masih ada dendam dan kedengkian dalam hati bagaimana mungkin seorang insan akan menjadi pembuka pintu kebaikan bagi orang lain? Hatinya saja terselimuti dan dikelilingi keburukan, ada hasad, ada dengki, bagaimana mungkin akan terpancar dalam hati sifat seperti ini, sifat pembuka pintu kebaikan bagi orang lain. 

Seorang yang hatinya dipenuhi dengan hasad, dipenuhi dengan kedengkian mungkin akan terlihat memperbaiki orang lain? tapi sebenarnya ia sedang merusaknya. Silahkan ambil contoh dengan pemimpin kedengkian, iblis. Ketika ia dengki dengan ayah kita Adam, apa yang ia perbuat?

Ia datang dengan wajah penasehat yang menyakinkan. Ia mulai menghasud, ia sebutkan hal-hal yang menyakinkan ayah kita bahwa, dia adalah seorang penasehat yang jujur. Allah mengisahkan,

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وٗرِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْاٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهٰىكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ ِالَّآ اَنْ تَكُوْنَا مَلَكَيْنِ اَوْ تَكُوْنَا مِنَ الْخٰلِدِيْنَ.

وَقَاسَمَهُمَآ اِنِّيْ لَكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِيْنَۙ

فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُورٍۚ 

_"Kemudian syaitan membisikan pikiran jahat kepada mereka agar menampakan aurat mereka yang selama ini tertutup. Dan syaitan berkata, 'Tuhanmu melarang kamu berdua mendekati pohon ini agar kalian berdua tidak menjadi makhluk malaikat atau menjadi makhluk yang kekal dalam syurga'. Dan syaitan bersumpah kepada keduanya, "Sungguh aku ini benar-benar termasuk para penasehatmu". Dia syaitan membujuk mereka dengan tipu daya"._ (QS Al-'Araf: 20-22)

Seseorang yang memiliki kedengkian, ada hasad pasti akan melakukan hal seperti ini. Orang seperti ini tidak bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bahkan ia akan menjadi pembuka pintu keburukan. Jadi perlu mengobati hati secara terus menerus, secara kontinyu, kemudian berharap dan memohon kepada Allah agar dijauhkan dari kedengkian, memohon kepada Allah agar dibersihkan dari sifat seperti ini. 

Dalam sebuah doa disebutkan

اللّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

_"Ya Allah, Anugerahkan ketaqwaan pada jiwaku, sucikanlah jiwaku, Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikannya. Engkau adalah pelindung dan pemeliharanya"_. [HR. Muslim]

Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah ta'ala pada kunci kelima belas ini, yaitu "Mengobati Penyakit Jiwa".

Jadi kita semua apabila ingin menjadi orang yang membuka pintu kebaikan, menutup pintu keburukan maka kita harus menghilangkan rasa hasad, sifat hasad, kedengkian yang ada dalam hati. Kita harus berusaha membersihkan hati kita dari penyakit-penyakit hati sehingga kita bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi orang lain dan menutup pintu keburukan bagi mereka. Wallahu ta'ala a'lam semoga bermanfaat

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

____________________

JANGAN MEREMEHKAN KEBAIKAN YANG ALLĀH BUKAKAN UNTUK ORANG LAIN

🔆 Rabu, 12 Rajab 1442 H / 24 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 15: Jangan Meremehkan Kebaikan Yang Allah Bukakan Untuk Orang lain

〰〰〰〰〰〰〰

*JANGAN MEREMEHKAN KEBAIKAN YANG ALLĀH BUKAKAN UNTUK ORANG LAIN*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Alhamdulillāh kita masih membahas Kitāb كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan), 
yang disusun oleh Syaikh Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullāhu ta'āla dalam ceramahnya.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membaca kunci ke-14.

KUNCI KEEMPAT BELAS: JANGAN MEREMEHKAN KEBAIKAN YANG ALLĀH BUKAKAN UNTUK ORANG LAIN

Seorang insan yang Allāh bukakan baginya suatu pintu kebaikan, jangan pernah meremehkan kebaikan lain yang Allāh bukakan untuk orang lain. 

Ketika ada satu pintu kebaikan yang terbuka  untukmu seperti shalat misalkan. Engkau diberi taufīq untuk mudah melakukan shalat atau mudah untuk melakukan puasa sunnah, atau mudah melakukan amal bakti dan amal kebaikan lainnya, maka jangan meremehkan pintu-pintu kebaikan yang Allāh bukakan untuk orang lain.

Engkau dibukakan pintu puasa, orang lain Allāh bukakan pintu menolong agama Allāh (pintu menolong agama Islām) Allāh bukakan amal ibadah indah yang lainnya. Mungkin orang lain ini tidak seperti shalat malammu, tidak berpuasa seperti puasamu, tidak bersedekah sebanyak sedekahmu. Tapi bisa jadi amalan orang lain ini lebih besar nilainya pahalanya dan lebih berharga di sisi Allāh dari amalanmu.  

Pada intinya siapapun yang dibukakan untuknya pintu kebaikan jangan sampai meremehkan pintu kebaikan lain yang Allāh bukakan untuk orang lain.

Engkau berada di atas kebaikan dan orang lain juga di atas kebaikan, sekali lagi jangan pernah meremehkan pintu kebaikan yang Allāh bukakan untuk orang lain. 

Sebagian orang dan ini adalah masalah yang sudah banyak terjadi di tengah-tengah kita, sebagian orang itu ketika ia diberi taufīq oleh Allāh untuk melakukan sebuah ketaatan seperti puasa atau shalat malam, ia akan melihat orang lain yang tidak beramal seperti amalannya dengan pandangan merendahkan dengan pandangan menyepelekan. Padahal bisa jadi orang lain yang tidak seperti dirinya ini memiliki amal rahasia dengan Allāh yang sangat bernilai tinggi. Lebih besar daripada ketaatan yang manfaatnya hanya terpusat pada satu orang saja. 

Jadi jangan pernah sekali-kali merendahkan amal kebaikan orang lain 

Di antara kisah yang sangat menarik terkait hal ini adalah sebuah kisah indah Imam Mālik bin Anas rahimahullāh dan salah satu ahli ibadah. Kisah beliau ini disebutkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar dalam kitāb At-Tamhid, lalu Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A'lamin Nubala' juga meriwayatkan kisah ini dari jalur beliau juga (jalur Ibnu Abdil Bar).

Kisahnya seperti ini:

Abdullāh bin Abdul Azīz Al-Umari salah  seorang ahli ibadah, pernah menulis surat kepada Imam Mālik. Isi suratnya adalah memotivasi Imam Mālik untuk menyendiri lalu banyak beramal, jangan banyak berkumpul untuk membicarakan ilmu (membicarakan hadīts).

Kemudian Imam Mālikpun menulis balasan yang isinya adalah:

إن الله عزوجل قسم الأعمال كما قسم الأرزاق

"Sesungguhnya Allāh Azza wa Jalla itu membagi amal ketaatan seperti Allāh membagi rezeki"

فرب رجل فُتح له في الصلاة، ولم يُفتح له في الصوم
 
"Mungkin ada orang yang dibukakan pintu shalat untuknya, tetapi dia tidak dibukakan pintu puasa"

وآخر فتح له في الصدقة ولم يفتح له في الصوم
 
"Dan orang lain yang mungkin dibukakan pintu sedekah tetapi tidak dibukakan pintu puasa"

وآخر فتح له في الجهاد ولم يفتح له في الصلاة

"Dan orang lain mungkin Allāh bukakan pintu jihad untuknya, tetapi tidak dibukakan pintu shalat sunnah untuknya"

ونشْر العلم من أفضل أعمال البر

"Menyebarkan ilmu dan mengajarkan ilmu termasuk amal kebaikan yang paling afdhal"

وقد رضيت بما فُتح الله لي فيه من ذلك

"Dan akupun ridha kepada Allāh atas dibukakannya pintu tersebut untukku"

وما أظن ما أنا فه بدون ما أنت فيه

"Dan saya pun tidak menyangka bahwa saya lebih rendah amalannya daripada amalanmu,
(Saya perpandangan bahwa amalku ini tidak lebih rendah daripada amalmu).

وأرجو أن يكون كلانا على خير

"Dan saya berharap kita berdua di atas kebaikan"

ويجب على كلِّ واحدٍ منَّا أن يرضى بما قُسِمَ له وسلم 

"Dan masing-masing kita wajib untuk ridha dengan pembagian Allāh Subhānahu wa Ta'āla"

Wassalam.

Demikian  surat dari Imam Mālik. 

Perhatikanlah perkataan ahli ilmu ini (rahimahullāh)! 

Beliau mengatakan, "Aku berharap kita berdua di atas kebaikan". Beliau tidak mengatakan, "Kamu itu tidak paham, kamu tidak memiliki ilmu seperti yang aku miliki, amalanmu lebih rendah dari amalku", beliau tidak mengatakan seperti itu.

Beliau mengatakan kalimat yang sopan dan rendah hati, beliau mengatakan, "Aku juga berharap kita berdua di atas kebaikan", dalam artian beliau ini berkata, "Aku berada di atas kebaikan dan engkau juga berada di atas kebaikan, tapi aku melihat bahwa kebaikan yang aku lakukan lebih tinggi nilainya, karena dari sisi manfaat kebaikanku lebih banyak karena menyebarkan ilmu itu lebih banyak dibandingkan beribadah untuk dirinya sendiri."

Berbeda dengan seorang ahli ibadah, manfaat yang di dapat hanya terbatas kepada dirinya sendiri atas dasar inilah ada sebuah hadīts dari Abū Darda radhiyallāhu 'anhu, bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

فضلَ العالمِ على العابدِ كفضلِ القمرِ ليلةَ البدرِ على سائرِ الكواكبِ

"Keutamaan ahli ilmu dibandingkan ahli ibadah itu, seperti perbandingan antara keutamaan rembulan saat purnama dengan seluruh bintang"

(Hadīts riwayat Imam Ahmad, Abū Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Mājah, Ibnu Hibban dan di shahīhkan oleh Syaikh Al-Albanīy rahimahullāh)

Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullāhu ta'āla  pada kunci ke-14 yaitu Jangan sampai merendahkan amal kebaikan yang dilakukan oleh orang lain. 

√ Ketika kita dimudahkan untuk shalat malam, kita jangan rendahnya orang lain yang tidak bisa shalat malam.

√ Ketika kita dimudahkan untuk berpuasa senin kamis, jangan rendahnya orang yang tidak bisa puasa senin kamis.

√ Ketika kita dimudahkan untuk shalat sunnah, kita jangan rendahnya orang lain yang tidak shalat sunnah.

√ Ketika kita dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk berjihad, kita jangan rendahnya orang lain yang tidak bisa berjihad.

√ Ketika kita dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk berdakwah, jangan merendahkan orang lain yang tidak bisa berdakwah.

Karena sebagaimana perkataan Imam Mālik,  bahwa amalan itu seperti rezeki,  Allāh bukakan, Allāh bagi-bagi kepada hamba-Nya sesuai dengan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan yang terpenting bagi kita adalah jangan sampai merendahkan sebagaimana Imam Mālik, beliau tidak merendahkan Abdullāh bin Abdul Azīz yang mengajak untuk menyendiri lalu beribadah kepada Allāh. 

Tidak direndahkan, Imam Mālik mengatakan, "Kita berdua berada di atas kebaikan", jadi kunci ke-14 yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr adalah "Jangan sampai kita merendahkan (meremehkan) amal ibadah orang lain."

Ketika kita ingin menjadi pembuka pintu kebaikan orang lain maka kita jangan meremehkan amalan yang dilakukan oleh orang lain. Mungkin mereka memiliki amal rahasia yang mungkin hanya diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja yang nilainya sangat besar dibandingkan amal-amal kita.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
 
____________________

KUNCI KETIGABELAS: PINTU KEBAIKAN ITU SALING BERHUBUNGAN

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Selasa, 11 Rajab 1442 H / 23 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 14: Pintu Kebaikan Itu Saling Berhubungan

〰〰〰〰〰〰〰


*KUNCI KETIGABELAS: PINTU KEBAIKAN ITU SALING BERHUBUNGAN*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, أشهد ألا إله إلا الله , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه
ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة , أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Alhamdulillāh, kita bersyukur atas nikmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang terlimpahkan kepada kita semua.

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Pembuka Kunci Kebaikan) yang ditulis (disampaikan ceramah) oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

Langkah (kunci) ke-13 yang disebutkan oleh Syaikh:

KUNCI KETIGA BELAS: PINTU KEBAIKAN ITU SALING BERHUBUNGAN 

Pintu kebaikan itu saling berhubungan. Barang siapa yang dibukakan satu pintu kebaikan untuknya maka akan terbuka baginya pintu-pintu kebaikan yang lain. Ini adalah salah satu satu dari 
nikmat Allāh.

Para ulama berkata: 

إن الحسنة منادى أختها و تدعوها 

_"Kebaikan itu memanggil dan mengajak saudaranya yang lain,"_

Ketika ada satu pintu kebaikan yang terbuka untukmu, lalu engkau menyambutnya, maka ini adalah nikmat Allāh yang sedang dianugerahkan kepadamu. Hal ini karena kebaikan akan menyeret kebaikan yang lainnya 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ

_"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."_

(QS. Ar Rahman: 60)

Apabila engkau mendapatkan kesempatan untuk menyambut pintu kebaikan dengan penuh semangat maka gunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya sebelum engkau terhalangi darinya.

Ketika engkau memasuki pintu kebaikan itu, meskipun kebaikan itu hanya remeh pasti engkau akan dapati kebaikan yang remeh (sedikit) itu mendatangkan kebaikan yang lainnya. Akan ada pintu kebaikan lain yang terbuka untukmu. Kebaikan akan menyeret kebaikan yang lain. Begitu juga keburukan ia akan menyeret keburukan yang lain.

Allāh Ta'āla berfirman: 

ثُمَّ كَانَ عَٰقِبَةَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔواْ ٱلسُّوٓأَىٰٓ 

_"Kemudian, azab yang lebih buruk adalah kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan."_

(QS. Ar Rum: 10)

Di antara hadīts yang berkaitan dengan hal ini adalah hadīts yang datang dari sahabat Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Beliau bersabda: 

ما فتح رجلٌ بابَ عَطَيَّةٍ بصدَقَةٍ أوْ صِلَةٍ ، إلَّا زادَهُ اللهُ تعالى بها كثرَةً 

_"Tidaklah seorang membuka pintu berian dengan sedekah atau melakukan silaturahmi kecuali pasti Allāh akan menambah yang lebih banyak untuk dirinya."_

Sehingga seharusnya seorang insan manusia memanfaatkan kesempatan dan menyambut kebaikan dengan sebaik-baiknya dengan penuh semangat.

Jiwa itu bisa menyambut dan lari. Apabila engkau menyambut salah satu pintu kebaikan lalu engkau benar-benar memasukinya, walaupun kebaikan itu hanya remeh, tetap kebaikan yang remeh tersebut akan menarikmu kepada kebaikan yang lain

Dengan cara seperti inilah engkau akan menaiki pintu-pintu kebaikan selangkah demi selangkah.

Sekali lagi! Jangan sia-siakan sebuah kebaikan meskipun remeh. Karena bisa jadi engkau akan terhalangi dari kebaikan itu. Allāh dapat menghalangi seorang hamba dari hatinya, maka sambutlah kebaikan itu, maka ia akan menarikmu kepada kebaikan yang lainnya.

Demikian yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla pada kunci ke-13 ini yaitu "Pintu-pintu kebaikan itu saling berhubungan". Maka ketika kita ingin  menjadi pembuka pintu kebaikan bagi manusia, kita jangan meremehkan pintu-pintu yang kecil. Ajak dengan yang kecil. Bahkan kalau kita melihat definisi atau membaca definisi dari ulama rabbani (para ulama yang mendidik umat dari ilmu-ilmu kecil sebelum ilmu-ilmu besar), ketika kita ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup keburukan, mulailah dari pintu-pintu yang kecil agar hal tersebut ringan. Orang lain (yang kita dakwahi atau ajak) dan agar kita menjadi seorang yang rabbani (seorang yang mendidik umat dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar).

Semoga kita dimudahkan untuk menjadi orang-orang yang membuka pintu kebaikan dan menutup pintu keburukan.

Wallāhu Ta'āla A'lam.

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KEDUABELAS: SEMANGAT MENYEBARKAN KEBAIKAN

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Senin, 10 Rajab 1442 H / 22 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 13: Semangat Menyebarkan Kebaikan

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KEDUABELAS: SEMANGAT MENYEBARKAN KEBAIKAN*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita masih membahas (membaca) Kitāb  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Pembuka Kunci Kebaikan), yang merupakan muhadarrah (ceramah) 
Syaikh Abdurrazaq Al-Badr hafidzahullāhu ta'āla. 

In syā Allāh kita akan membaca kunci (langkah) ke-12 yang disebutkan oleh Syaikh.

KUNCI KEDUABELAS: SEMANGAT MENYEBARKAN KEBAIKAN

Orang yang berbaur dan bermasyarakat hendaknya menginginkan kebaikan untuk para hamba Allāh dengan mengarahkan mereka kepada kebaikan dan memalingkan mereka dari keburukan.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sendiri telah bersabda: 

اَلدِّينُ اَلنَّصِيحَةُ ......ثَلَاثًا

_"Agama adalah berkehendak baik untuk orang lain....3 Kali"_

(Hadīts riwayat Muslim nomor 55)

Seseorang tidak akan menyandang predikat sebagai pembuka pintu kebaikan, kecuali apabila ia bersemangat menyebarkan kebaikan pada setiap majelis yang ia duduki.

Ketika Ibnu Al-Qayyim rahimahullāh menjelaskan firman Allāh Ta'āla yang berbunyi,

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ

Sebuah ayat perkataan nabi Isa 'alayhissalām pada surat Maryam ayat 31,

_"Dan aku dijadikan sebagai orang yang berbarakah di manapun aku berada...."_

Saat menjelaskan ayat ini Ibnu Al-Qayyim berkata, maksud barakah adalah: 

عيموا علم لاخير داء الى الله مدكر به مرقبان في طعته فا هذا من براكة رجل

"Dia adalah pengajar kebaikan dai kepada Allāh pengingat orang lain untuk mengingat Allāh, motivator kebaikan (ketaatan) kepada Allāh dan hal-hal seperti ini adalah kategori manusia berbarakah.

ومن خال من هذا فقد خال من البركة

Dan barangsiapa tidak memiliki sifat-sifat seperti ini dia tidak memiliki keberkahan. 

محقد بركة لقعه والإجتماء به 

Hilang keberkahan bertemu dengan orang yang tidak memiliki sifat seperti ini dan hilang keberkahan berkumpul dengan orang yang tidak memiliki sifat seperti ini."

Demikian yang disampaikan oleh Ibnu Al-Qayyim rahimahullāh dalam Risalah Ibnu Al-Qayyim ilā ahadi ikwanihi halaman 5.

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sendiri pernah bersabda pada hadīts yang telah berlalu: 

خيركُم منْ يرُجى خيرُه ويؤمنُ شرُّهُ

_"Sebaik-baik kalian (orang yang terbaik dari kalian) adalah orang yang paling diharapkan kebaikannya dan orang lain paling merasa aman dari keburukannya". Inilah orang yang paling baik._

(Hadīts riwayat At-Tirmidzī nomor 2263)

Inilah yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr pada kunci ke-12 yaitu "semangat menyebarkan kebaikan", karena ketika seseorang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan tetapi dia tidak semangat dalam menyebarkan kebaikan. Bagaimana mungkin ia membuka pintu tersebut untuk orang lain? 

Orang yang membukakan pintu kebaikan untuk orang lain dia harus bersemangat menyebarkan kebaikan tersebut untuk orang lain. Jadi kunci ke-12 adalah kita bersemangat menyebarkan kebaikan dengan cara yang hikmah dan dengan cara  baik sebagaimana di beberapa pertemuan yang lalu kita harus memiliki sifat yang lembut, berakhlak mulia kepada manusia, agar manusia tersebut terbuka hatinya dengan apa yang kita sampaikan.

Karena kebaikan itu ketika caranya salah dia tidak akan masuk ke dalam hati manusia bahkan hati manusia akan tertutup jiwa manusia akan lari. Caranya harus benar dan dia harus semangat menyebarkan kebaikan tersebut kepada orang lain.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

____________________

KUNCI KESEBELAS: BERSAHABAT DENGAN ORANG-ORANG PILIHAN DAN BERMAJELIS DENGAN ORANG-ORANG SHALIH

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Sabtu, 08 Rajab 1442 H / 20 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqah 12: Bersahabat Dengan Orang-Orang Pilihan Dan Bermajelis Dengan Orang-Orang Shalih

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KESEBELAS: BERSAHABAT DENGAN ORANG-ORANG PILIHAN DAN BERMAJELIS DENGAN ORANG-ORANG SHALIH* 


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Langkah Anda Menjadi Seorang Pembuka Pintu Kebaikan), sebuah kitāb yang berasal dari muhadarrah (ceramah) Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

Langkah atau kunci yang ke-11 bagi seorang insan yang ingin menggapai predikat sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.

KUNCI KESEBELAS: BERSAHABAT DENGAN ORANG-ORANG PILIHAN DAN BERMAJELIS DENGAN ORANG-ORANG SHALIH 

Dalam kitāb Shahīh Al Bukhāri dan Muslim, Abu Musa Al Asy'ari radhiyallāhu 'anhu,  meriwayatkan sebuah hadīts dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ

_"Sesungguhnya permisalan teman yang baik (shalih) dan teman yang buruk itu seperti permisalan penjual minyak wangi dan pandai besi."_

 فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً

_"Penjual minyak wangi bisa jadi dia akan memberimu secara cuma-cuma atau mungkin kamu akan membeli darinya atau setidaknya kamu akan mendapatkan bau wangi (harum) darinya."_

وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً ‏

_"Adapun pandai besi mungkin kamu akan mendapatkan percikan apinya sehingga bajumu berlubang atau setidaknya kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap."_

Barangsiapa yang berkeinginan menjadi pembuka pintu kebaikan hendaknya ia bersabar membersamai ahli kebaikan, membersamai orang-orang mulia, membersamai para ahli ketaatan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا

_"Dan bersabarlah engkau wahai Muhammad, bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan sore hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka, karena mengharap perhiasan kehidupan dunia dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti keinginannya dan keadaanya sudah melewati batas"_

(QS. Al Kahfi: 28) 

Berhati-hatilah dengan kehati-hatian tingkat tinggi. Jangan sampai berteman dengan orang-orang yang buruk, orang-orang yang dapat menyebabkan penyesalan pada hari kiamat. Padahal saat itu sudah tidak bermanfaat lagi sebuah penyesalan.

Allāh Ta'āla berfirman: 

وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا

_Dan ingatlah pada hari ketika orang-orang zhalim menggigit kedua tangannya (menyesali perbuatannya), mereka mengatakan, "Wahai sekiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai celakalah diriku, sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan teman akrab ku. Sungguh, dia telah menyesatkanku dari peringatan Al Qur'ān ketika Al Qur'ān telah datang kepadaku dan syaithan memang pengkhianat manusia."_

(QS. Al Furqān: 27-29)

Demikian yang dibawakan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāh ta'āla pada kunci ke-11 ini. 

Bersahabat dengan orang-orang pilihan dan bermajelis dengan orang-orang shalih, karena hal tersebut akan membuat kita memiliki efek baik, kita akan ikut tergerak (akan mengikuti atmosfer mereka). Ketika kita melihat kebaikan mereka kita ingin menirunya dan setidaknya nama kita tidak akan jelek jika bersama mereka.

Berbeda dengan orang-orang yang buruk, walaupun kita misalnya selamat dari keburukan mereka, setidaknya kita akan ikut tercoreng nama baiknya. Bahkan kalau keadaannya semakin parah dia akan menjadi orang yang disebutkan dalam surat Al Furqān ayat 27 sampai 29. Dia menyesal karena teman dekatnya tersebut telah memalingkan dia dari Al Qur'ān padahal Al Qur'ān telah datang kepadanya. Dan pada hari itu (hari kiamat) penyesalan sudah tidak ada lagi.

Semoga kita dimudahkan untuk memilih teman yang baik dalam bersahabat maupun bermajelis sehingga kita dapat menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab. 

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KESEPULUH: MENGINGAT HARI AKHIR DAN MENGINGAT SAAT-SAAT BERDIRI DI HADAPAN ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Jum'at, 07 Rajab 1442 H / 19 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 11: Mengingat Hari Akhir Dan Mengingat Saat-Saat Berdiri Dihadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KESEPULUH: MENGINGAT HARI AKHIR DAN MENGINGAT SAAT-SAAT BERDIRI DI HADAPAN ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA* 


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan membaca kunci kesepuluh atau langkah yang kesepuluh yang disebutkan dalam Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan) yang dibawakan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

KUNCI KESEPULUH: MENGINGAT HARI AKHIR DAN MENGINGAT SAAT-SAAT BERDIRI DI HADAPAN ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLA

Diantara hal yang dapat membantu seorang insan untuk menggapai predikat pembuka pintu kebaikan adalah ingat akhirat. 

‌Ia ingat saat-saat ia berdiri di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
‌Ia ingat hari dibalasnya amal perbuatan.
‌Ia ingat bahwa seluruh ucapan dan perbuatan akan dibawa untuk bertemu Allāh Subhānahu wa Ta'āla pada hari kiamat.

Kemudian hendaknya ia juga perlu mengingat bahwa surga itu memiliki 8 pintu dan neraka memiliki 7 pintu. 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٞ مِّنكُمۡ يَتۡلُونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ رَبِّكُمۡ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَٰكِنۡ حَقَّتۡ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ

_Orang-orang yang kafir digiring ke neraka Jahanam secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai dipintu-pintu tersebut (neraka), pintu-pintunya dibukakan dan para penjaga berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kalian rasul-rasul dari kalangan kalian yang membacakan ayat-ayat Tuhan kalian, rasul-rasul yang memperingatkan kepada kaluan akan pertemuan (dengan) hari ini?” Mereka menjawab, “Benar, ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir."_

(QS. Az Zumar: 71)

Dikatakan kepada mereka, "Masukilah pintu-pintu neraka jahannam itu, kamu kekal di dalamnya, maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan diri."

Dan orang-orang yang bertakwa kepada tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sampai ketika mereka sudah berada di pintu-pintu surga, pintu-pintu tersebut dibukakan kepadanya. Penjaga-penjaga berkata kepada mereka, "Kesejahteraan dilimpahkan atas kalian, berbahagialah kalian, maka masuklah (kalian) ke dalamnya kekal di dalamnya."

Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allāh, yang telah memenuhi janjinya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami, sedang kami diperkenankan menempati surga di mana saja yang kami kehendaki," maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.

Jadi surga itu memiliki pintu dan kunci, neraka juga memiliki pintu dan kunci. Kunci surga dan kunci neraka ini adanya di dunia bukan di akhirat. Di akhirat nanti hanya akan ada pembalasan dan hisab saja. 

Di dunia inilah keberadaan kunci surga dan kunci neraka. Kunci surga adalah tauhīd, shalat, puasa, taat kepada Allāh dan menjalankan perintah-Nya. Neraka juga memiliki kunci, kuncinya adalah kesyirikan, kekufuran, kemaksiatan dan dosa. Orang yang melakukan kesyirik dan kekufuran maka pintu neraka akan terbuka baginya dan dia kekal di dalamnya selama-lamanya.

Adapun dosa dan kemaksiatan yang berada di bawah tingkat kekufuran dan kesyirikan maka apabila pelakunya masuk ke dalam neraka dia akan di adzab di sana sesuai kadar dosanya, tetapi dia tidak kekal. Hanya orang musyrik dan kafir yang kekal di sana.

Ada sebuah hadīts di dalam Shahīh Bukhāri dan Muslim dari hadīts dari shahabat Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ

_Barangsiapa menginfaqkan dua jenis kebaikan di jalan Allāh, maka pada hari kiamat kelak dia akan di panggil dari pintu surga, "Wahai hamba Allāh, ini adalah pintu terbaikmu." Orang yang ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat, orang yang ahli puasa akan dipanggil dari pintu ar rayyan, orang yang ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad, orang yang ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah."_

_Abū Bakar radhiyallāhu 'anhu saat itu berkata, "Wahai Rasūlullāh, apakah setiap insan pasti akan dipanggil dari pintu-pintu ini? Lalu apakah ada orang yang di panggil dari seluruh pintu ini semua?" Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pun menjawab, "Iya ada, dan aku berharap kamu termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu itu."_

(HR Muttafaqun 'Alaih)

Jadi, penjagaan seorang hamba atas ibadah dan ketaatan ini (shalat, puasa, sedekah, dan lainnya), akan menjadi kunci surga baginya. Begitu juga berdakwah mengajak kepada kebaikan akan menjadi kunci surga karena dalam sebuah hadīts dikatakan:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
 
_"Orang yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia seperti pelaku kebaikan tersebut."_

(HR. Muslim)

Ini merupakan karunia yang sangat besar anda mengajak manusia kepada ketaatan lalu orang itu melakukan ketaatan tersebut maka anda akan dituliskan pahala seperti orang itu. Derajat anda akan meninggi di surga yang penuh kenikmatan saat anda menjadi penunjuk kebaikan maka saat itu anda juga menjadi pembuka pintu kebaikan.

Kesimpulannya:

Di antara hal yang sangat berpengaruh untuk menjadikan anda sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan adalah anda ingat surga, anda ingat neraka dan anda ingat saat-saat berdiri di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Demikian yang disampaikan oleh syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāh ta'āla pada kunci ke-10 yaitu seseorang mengingat surga, neraka, saat-saat dibalasnya amal ibadah. Dengan itu dia akan berusaha untuk menjadi seorang insan yang membuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Karena saat ini dia melakukan hal ini menjadi pembuka pintu kebaikan bagi orang lain, Allāh akan memberikan pahala sebagaimana pelaku kebaikan tersebut.

Semoga Allāh menjadi kita seorang insan yang berbarakah, di manapun kita berada semoga kita dimudahkan untuk menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab 

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KESEMBILAN: TERDEPAN DALAM KEBAIKAN

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Kamis, 06 Rajab 1442 H / 18 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 10: Kunci Kesembilan Terdepan Dalam Kebaikan

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KESEMBILAN: TERDEPAN DALAM KEBAIKAN* 


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, أشهد ألا إله إلا الله , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه،  ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة , أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca langkah-langkah atau kunci-kunci yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla dalam Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Seseorang Yang Membuka Pintu Kebaikan Dan Menutup Pintu Keburukan).

KUNCI KESEMBILAN: TERDEPAN DALAM KEBAIKAN 

Seorang hamba tidak akan mencapai predikat yang sempurna sebagai pembuka pintu kebaikan bagi manusia sampai ia perhatian dengan kebaikan. Sampai ia menjadi pelaku kebaikan dan sampai ia menjadi terdepan dalam kebaikan.

Coba perhatikan perkataan Nabi Syu'aib 'alayhissallām ketika sedang berdialog dengan kaumnya:

وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗا

_"Aku tidak bermaksud menyalahi kalian terhadap apa yang aku larang darimu."_

(QS Hud: 88)

Kata beliau, "Aku tidak termasuk menyalahi kalian terhadap apa yang aku larang darimu."

Jadi orang yang ingin mengajak manusia kepada kebaikan harus menjadi orang yang terdepan dalam kebaikan tersebut.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

_"Sungguh telah ada pada diri Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam suri tauladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allāh, mengharap datangnya hari kiamat dan orang yang banyak mengingat Allāh."_

(QS. Al Ahzāb: 21)

Seorang da'i tidak cukup menjadi pembicara kebaikan namun meremehkan dan menyepelekan kebaikan tersebut dengan tingkah lakunya. Bahkan ia harus menjadi orang yang dapat dicontoh.

Pada titik ini ada masalah yang sangat bahaya yaitu ketika seorang insan mengajak manusia kepada kebaikan namun tingkah lakunya justru mengajak manusia kepada keburukan (ini sangat berbahaya).

Ibnu Al Qayyim rahimahullāh berkata: 

_"Ulama su' (ulama yang buruk) dia duduk di pintu surga lalu mengajak manusia ke dalamnya dengan lisannya, lalu mereka mengajak manusia ke dalam neraka dengan tingkah lakunya."_

Ketika mereka berbicara maka kalimatnya, "Ayo, mari," tetapi tingkah lakunya (seakan-akan) berkata, "Jangan kalian dengarkan ucapan itu."

Apabila mereka ini benar-benar mengajak manusia kepada surga dengan sungguh-sungguh, tentu ia akan menjadi orang terdepan dalam melaksanakan kebaikan. 

Ulama su' ini, mereka menjelma dalam bentuk seorang da'i yang menyeru kepada surga, tapi sebenarnya ia adalah pemotong jalan dari surga (penghalang jalan menuju surga).

(Al Fawaid halaman 85)

Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullāhu terkait kunci ke-9 yaitu: "Terdepan dalam kebaikan." Karena sering kali ketika seseorang berdakwah dengan contoh (dengan amal nyata) akan lebih membekas di dalam hati manusia.

Semoga kita dimudahkan untuk mempraktekkan kebaikan-kebaikan yang kita sampaikan kepada orang lain.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KEDELAPAN: LEMAH LEMBUT DAN BERAKHLAQ MULIA DENGAN SELURUH MANUSIA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Rabu, 05 Rajab 1442 H / 17 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 09: Kunci Kedelapan Lemah Lembut Dan Berakhlaq Mulia

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KEDELAPAN: LEMAH LEMBUT DAN BERAKHLAQ MULIA DENGAN SELURUH MANUSIA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan) yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini kita sudah berada di kunci atau langkah kedelapan yang beliau sebutkan.

LANGKAH KEDELAPAN: LEMAH LEMBUT DAN BERAKHLAQ MULIA DENGAN SELURUH MANUSIA.

Beliau mengatakan diantara hal yang dapat menjadikan seorang insan menggapai predikat pembuka pintu kebaikan adalah lemah lembut dalam setiap permasalahan dan memperlakukan manusia dengan akhlak mulia.

Ini adalah salah satu kunci penting yang dapat menjadikan anda meriah predikat sebagai pembuka pintu kebaikan. 

Saudaraku, yakinlah bahwa orang yang memperlakukan orang lain dengan buruk, orang yang berakhlak keras kepada orang lain, tidak akan menjadi pembuka hati manusia.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla pernah berfirman tentang nabi yang menjadi pemimpin manusia yaitu Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ

_"Berkat rahmat Allāh, engkau wahai Muhammad, berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauh dari sekitarmu."_

(QS. Āli Imrān: 159)

Jiwa akan lari dari sikap kasar, jiwa akan lari sikap keras, jiwa akan lari dari sikap kejam, jiwa akan lari dari akhlak yang buruk.

Kaidah ini tetap berlaku walaupun yang disampaikan adalah kebaikan. 

Hal ini karena sikap yang keras, tindakan yang buruk, cara yang kasar membuat manusia lari darinya. Sehingga seorang insan ketika ingin menjadi pembuka pintu kebaikan ia harus memperlakukan manusia dengan lembut. 

Ia berbicara dengan mereka dengan sopan dan tenang. Berbicara dengan rendah hati tidak meninggikan diri sendiri, tidak sombong, tidak congkak.

Apabila saya sebutkan contoh tentang hal ini dari sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang banyak itu, tentu buku ini akan menjadi panjang. Tapi akan saya sebutkan satu contoh yang sangat luar biasa dan sangat menakjubkan ketika Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam masuk ke Mekkah pada peristiwa Fathu Mekkah. Posisi Beliau saat itu adalah sebagai penakluk (penguasa).

Beliau mendatangi sebuah kota yang dahulu penduduknya sangat keras siksaannya kepada Beliau. Saat itu (setelah penaklukan selesai) Abū Bakar Ash Shidiq radhiyallāhu 'anhu datang menggandeng tangan ayahnya yang belum masuk Islām menemui Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Rambut, jenggot dan alis ayah beliau sudah putih (sudah lanjut usia) Abū Bakar Ash Shidiq radhiyallāhu 'anhu membawa beliau kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Anda tahu apa yang dikatakan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallāhu 'anhu? 

Apa kata Nabi kepada Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallāhu 'anhu?
 
هلَّا تركتَ الشيخ في بيته حتى أكون أنا آتيه فيه؟!

_"Kenapa kamu tidak biarkan kakek ini tetap tinggal di rumahnya saja, biar aku yang mendatangi beliau?"_

Kenapa kakek ini tidak dibiarkan duduk saja , tidak usah dibawa ke sini, biar saya yang ke sana mendatangi Beliau?

Inilah akhlak yang sangat tinggi, akhlak yang sangat mulia dari seorang penakluk yang baru saja memasuki kota Mekkah, sebuah kota di mana Beliau pernah disiksa dengan sangat pedih di sana.

Maka saat itupun Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meletakkan tangan Beliau pada dada ayah Abū Bakar Ash Shidiq radhiyallāhu 'anhu. Lalu beliau berkata, "Apakah anda bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allāh dan saya adalah utusan Allāh?"

Ayah Abū  bakar pun menjawab, "Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allāh dan anda adalah utusan Allāh."

*Contoh lain:*

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam juga pernah meletakkan tangan Beliau pada pundak salah seorang shahabat junior yang masih sangat muda (Mu'ādz bin Jabbal radhiyallāhu 'anhu).

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata kepada Mu'ādz, "Sungguh aku mencintaimu, jangan pernah tinggalkan do'a ini pada akhir shalatmu. 

 اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

_"Ya Allāh, tolonglah aku agar selalu berdzikir mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.”_

(Hadīts shahīh riwayat Abu Daud dan Ahmad)

Sungguh beda sekali cara seperti ini dengan cara orang yang berbicara kepada anak kecil, seakan-akan berbicara kepada anak kecil.

Dia mengatakan, "Hai anak kecil, hai orang bodoh, hai...." Dan lain sebagainya. Kata-kata yang kasar akan membuat hati tertutup dan jiwa akan lari. Sehingga orang yang ingin menggapai predikat sebagai pembuka pintu kebaikan hendaknya menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sendiri telah bersabda:

إنما بُعثتُ لأُتَمِّمَ صالحَ الأخلاقِ

_"Sesungguhnya aku diutus untuk  menyempurnakan akhlak yang mulia."_

Demikian yang disampaikan oleh syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla pada kunci ke-8 ini. Yaitu "seseorang memiliki akhlak yang mulia kepada seluruh manusia."

Ketika berbicara seseorang hendaknya merendah, tidak meninggikan diri sendiri, tidak mengotot, dan akhlak-akhlak buruk lainnya. Hendaknya dia merendah ketika berbicara kepada orang lain. Karena walaupun kebaikan yang kita sampaikan ketika disampaikan dengan cara kasar dan keras, akan membuat jiwa lari dan membuat  hati tertutup. Seseorang tidak akan tergerak untuk mengikuti apa yang kita sarankan kepadanya. 

Belajarlah menjadi orang yang bisa merendah dihadapan orang lain, walaupun orang yang kita hadapi adalah orang yang sangat banyak kesalahannya (yang sangat bahaya kesalahannya). Tetap harus merendah, apalagi yang kita hadapi adalah masyarakat awam yang mereka ngaji saja terkadang tidak bisa.

Mereka akan melihat yang pertama kali akan melihat kepada akhlak yang menyampaikan, kalau akhlaknya baik dia akan tergerak mengikuti, tapi kalau yang menyampaikan kebenaran akhlaknya tidak baik, orang awam yang kadang membaca Al Qur'ān saja tidak tahu tidak akan tergerak mengikutinya.

Semoga Allāh memudahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dihadapan seluruh manusia.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KETUJUH: MENJAUH DARI SUMBER FITNAH DAN SYUBHAT LALU BERHATI-HATI DARINYA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Selasa, 04 Rajab 1442 H / 16 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 08: Kunci Ketujuh Menjauh Dari Sumber Fitnah dan Syubhat Lalu Berhati-Hati Darinya

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KETUJUH: MENJAUH DARI SUMBER FITNAH DAN SYUBHAT LALU BERHATI-HATI DARINYA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة أما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb:  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Seorang Pembuka Kunci Kebaikan) yang merupakan ceramah dari Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

Dan kita sampai pada kunci ketujuh atau langkah ketujuh bagi orang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

KUNCI KETUJUH: MENJAUH DARI SUMBER FITNAH DAN SYUBHAT LALU BERHATI-HATI DARINYA

Di antara hal yang menjadi sebab seseorang memperoleh predikat pembuka pintu kebaikan adalah ia menjauh dari sumber-sumber fitnah dan syubhat lalu berhati-hati darinya.

Jalan ini akan menyelamatkan dirinya dan akan menyelamatkan orang lain dari terbukanya pintu-pintu keburukan. 

Abdullāh bin Mas'ūd radhiyallāhu 'anhu berkata:

إِنَّهَا سَتَكُونُ أُمُورٌ مُشْتَبِهَةٌ ، فَعَلَيْكُمْ بِالتُؤَدَةِ ، فَإِنَّك أن تكون الرَّجُلَ يَكُونُ تَابِعًا فِي الْخَيْرِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تكُونَ رَأْسًا فِي الشرالضَّلالَةِ

_"Suatu saat nanti akan ada permasalahan-permasalahan yang syubhat, maka berhati-hatilah. Anda menjadi pengikut kebaikan itu lebih baik daripada pemimpin dalam keburukan."_
 
Jadi barangsiapa yang ingin menjadikan dirinya sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan hendaknya dia berhati-hati dari syubhat dan berbagai fitnah yang ada.

Jangan menjadi orang yang cerobah dan sembrono, karena hal ini dapat menenggelamkan seseorang dan orang lain ke dalam kebinasaan. 

Jadilah orang yang berhati-hati dan penuh pertimbangan. Hubungi ulama-ulama besar, ajak mereka berdiskusi, minta bimbingan mereka. 

Jangan tergesa-gesa mengikuti pikiran atau hawa nafsu yang dikagumi. Begitu juga jangan tergesa-gesa mengikuti pendapat orang lain yang ada dalam masalah tersebut. 

Jangan tergesa-gesa!

Apabila seseorang tergesa-gesa tanpa pertimbangan tanpa kehati-hatian, maka ia akan  memasukkan dirinya pada kondisi yang sulit bahkan bisa jadi dia akan menjadi pembuka pintu keburukan bagi orang lain juga.

Sehingga seorang insan, seorang manusia wajib untuk:

⑴ Berhati-hati, pelan-pelan dan penuh ketenangan dalam memutuskan perkara.

⑵ Berdiskusi atau mendiskusikan masalahnya dengan para ulama.

⑶ Memperbanyak do'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar dijauhkan dari keburukan.

⑷ Tidak tergesa-gesa, lalu ikut masuk ke dalam arus fitnah dan syubhat.

⑸ Tidak sembrono, tidak ceroboh dalam hal-hal yang merupakan fitnah dan syubhat, supaya ia tidak menjadi pembuka pintu keburukan untuk dirinya dan orang lain.

Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr dalam kunci ketujuh yaitu seseorang hendaknya menjauh dari sumber fitnah dan syubhat. Lalu berhati-hati darinya. 

Jangan sok pintar, jangan sok berani, jangan sembrono karena hal tersebut bisa memasukkan dia ke dalam bahaya dan bisa jadi bahaya tersebut juga akan terbuka untuk orang lain karena sebab dirinya.

Jadi semua orang (setiap orang) yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan, penutup pintu keburukan dia hendaknya menjauh dari sumber fitnah dan syubhat lalu berhati-hati darinya.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

وصلى الله على نبينا محمد 

____________________

KUNCI KEENAM: DO'A

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Senin, 03 Rajab 1442 H / 15 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 07: Kunci Keenam Do'a

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KEENAM: DO'A*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan membaca Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi pembuka pintu kebaikan) yang dibawakan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullah ta'ala 

Pada kesempatan kali ini diantara kunci yang disebutkan oleh Beliau, yaitu kunci ke-6 (langkah ke-6) adalah doa. Baik kita langsung saja membaca penjelasan beliau.

KUNCI KEENAM: DO'A 

Doa adalah kunci segala sesuatu. Salah seorang ulama Salaf berkata tentang hal ini:

"Aku memperhatikan seluruh amal kebaikan ternyata pintu-pintu kebaikan itu sangat banyak. Shalat adalah kebaikan, puasa adalah kebaikan, haji adalah kebaikan. Ada banyak pintu kebaikan aku temukan. Aku temukan sebuah kesimpulan bahwa seluruh kebaikan tersebut di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka aku pun yakin bahwa do'a adalah kunci semua kebaikan."

Demikian kata beliau.

Anda tidak akan mampu menunaikan shalat kecuali apabila Allah menolong Anda, Anda tidak akan mampu menunaikan haji kecuali apabila Allah menolong Anda, Anda tidak akan mampu berpuasa kecuali apabila Allah menolong Anda, Anda tidak akan mampu bersedekah kecuali apabila Allah menolong Anda, Anda tidak akan mampu menjadi anak yang berbakti kecuali apabila Allah menolong Anda, Anda tidak akan mampu melakukan amal kebaikan lainnya kecuali apabila Allah menolong Anda. 

Oleh karena inilah pada saat perang ahzab, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendendangkan sebuah syair:

وَاللهِ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا، وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا

_"Demi Allah, seandainya bukan karena Allah kita tidak akan mungkin mendapatkan hidayah, kita tidak mungkin melakukan puasa, kita tidak mungkin mendirikan shalat."_

(HR Bukhari no 4104 dan Muslim no 1803)

Allah Ta'ala pun juga telah berfirman yang artinya:

"Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu niscaya tidak seorangpun diantara kalian bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya tetapi Allah membersihkan siapa yang dia kehendaki."

(QS An Nur: 21)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka inilah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus sebagai karunia dan nikmat dari Allah."

(QS Al Hujurat: 7-8) 

Jadi apabila anda ingin menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan, ingin menjadi golongan orang-orang yang mulia, ingin menjadi ahli ilmu yang unggul, ingin menjadi ahli ibadah yang agung, maka mintalah kepada Allah Azza wa Jalla. Hal ini karena seluruh perkara itu tadi berada di tangan-Nya (Azza wa Jalla).

Atas dasar inilah lebih dari satu ulama berkata:

الدعاء مفتاح كل خير من أُعطي التوفيق لاستخدام هذا المفتاح فقد أُعطي التوفيق لكل خير ومن مُنع من هذا المفتاح مُنع من الخير

_"Doa adalah kunci seluruh kebaikan, barangsiapa yang diberi taufik untuk menggunakan kunci ini maka ia telah diberi taufik kepada seluruh kebaikan dan barangsiapa yang terhalangi dari kunci ini maka ia terhalangi dari kebaikan."_

Berdoalah kepada Allah, bersandarlah kepada Allah, jujurlah kepada Allah, perhatianlah dengan adab doa, dengan syarat doa, dengan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan doa sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadist. Semua hal ini menjadi pondasi penting dalam bab ini. 

Saat Anda menghadap kepada Allah dengan sepenuh hati sangat terdesak dengan limpahan karunia-Nya, sangat butuh dengan karunia-Nya, maka Allah akan mengabulkan do'amu. Anda akan menjalani seluruh kehidupan di dunia ini dengan predikat pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.

Do'a dalam permasalahan ini sangat banyak. Saya tidak perlu panjang lebar membahasnya. Saya hanya akan mengisyaratkan dengan do'a yang pernah dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada setiap akan keluar rumah. Beliau biasa berdo'a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ

_"Ya Allah hamba berlindung kepadaMu dari menyesatkan orang lain dan disesatkan oleh orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari mengelincirkan orang lain atau tergelincirkan oleh orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari mendzalimi orang  lain atau dizhalimi orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari berbuat kebodohan kepada orang lain atau diperlakukan dengan bodoh oleh orang lain."_

(HR. Abu Dawud 2/746 no: 5094, An Nasa’iy 8/268 no: 5486, Ibnu Majah 2/1278 no: 3884, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dan dishahihkan Syeikh Al Albany)

Perhatikanlah do'a yang sangat agung, sangat indah, dan sangat diperlukan ketika keluar rumah ini. Apabila Allah memudahkan  anda dengan terkabulnya do'a ini maka anda akan menjadi insan dengan predikat pembuka pintu kebaikan, penutup pintu keburukan.

Dahulu sebagian ulama Salaf ada yang berdo'a:

"Ya Allah selamatkanlah diriku dan selamatkan orang lain dariku."

Tapi do'a Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tadi lebih luas cakupannya, lebih indah kata-katanya, dan lebih sempurna maknanya. Setiap orang yang ingin menyandang predikat sebagai pembuka pintu kebaikan wajib bersandar kepada Allah Azza wa Jalla, wajib meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan rengekan agar Allah memuliakan dirinya dengan dibukakannya pintu-pintu kebaikan untuknya.

Kemudian diantara do'a yang agung yang selalu diamalkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setiap hari setelah salat subuh beliau berdo'a:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

_"Ya Allah hamba memohon kepadaamu ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima dan rezeki yang halal."_

(HR Ibnu Majah no 925 dan Ahmad 6: 305)

Kemudian do'a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada ibunda 'Aisyah radhiyallahu 'anha:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِيْ خَيْرًا

_"Ya Allah hamba memohon kepada-Mu seluruh jenis kebaikan, baik yang segera maupun yang tertunda, baik yang hamba tahu maupun yang hamba tidak tahu. Hamba juga berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan, baik yang segera maupun yang tertunda, baik yang hamba tahu maupun yang hamba tidak tahu. Ya Allah hamba memohon kepada-Mu segala kebaikan yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu. Hamba juga berlindung dari keburukan yang hamba dan Nabi-Mu berlindung darinya. Ya Allah hamba memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun perbuatan. Hamba juga berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala hal yang mendekatkan kepada adanya, baik ucapan maupun perbuatan. Hamba juga memohon kepada-Mu agar seluruh takdir-Mu menjadi kebaikan untukku."_

(HR Ibnu Majah)

Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullah ta'ala dalam kunci ke-6 yaitu do'a. 

Kita perlu berdo'a meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setiap orang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan, dia harus memintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala karena semuanya adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Semoga bermanfaat 

والله تعالى أعلم بي لصواب
وصلا الله على النبين محمد 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 _________________________

KUNCI KELIMA: USAHA MAKSIMAL MENJAUH DARI DOSA

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Sabtu, 01 Rajab 1442 H / 13 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 06: Kunci Kelima Usaha Maksimal Menjauh Dari Dosa

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KELIMA: USAHA MAKSIMAL MENJAUH DARI DOSA*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan membaca Kitāb:  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi pembuka pintu kebaikan) yang dibawakan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullah ta'ala 

Dan kita akan membaca kunci kelima. Kunci kelima Ini judulnya adalah Usaha Maaksimal Menjauh dari Dosa. Kita tidak usah berlama-lama langsung saja kita baca penjelasan beliau. 

Diantara sebab yang dapat membuat seorang hamba menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan adalah berusaha maksimal melawan jiwa untuk jauh dari dosa, untuk jauh dari keharaman, untuk jauh dari kemaksiatan.

Imam Ahmad dalam Musnadnya membawakan sebuah hadits dari Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Allah membuat sebuah perumpamaan dengan sebuah jalan yang lurus, di kedua sisi jalan tersebut ada pintu-pintu pada masing-masing pintu ada tirai yang menutupinya. Pada pangkal jalan itu ada penyeru yang berseru, "Wahai hamba Allah lewatilah jalan ini dan jangan keluar darinya."

Dalam lafazh yang lainnya, di atas jalan tersebut juga ada penyeru lain yang berseru, "Wahai hamba Allah, jangan kalian buka pintu-pintu tersebut karena kalau kalian membukanya pasti kalian akan masuk ke dalamnya."

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan lebih lanjut. "Jalan yang dimaksud adalah Islam. Pagar yang dimaksud adalah batasan-batasan Allah. Pintu yang bertirai adalah hal-hal yang Allah haramkan. Penyeru yang menyeru di pangkal pintu adalah Al Quran. Penyeru yang berada di atas jalan adalah nasihat Allah yang berada pada hati nurani setiap muslim." 

Demikian hadits tersebut. 

Ini adalah karunia dari Allah ada sebuah alarm nasihat dari Allah pada setiap hati orang Islam. Setiap kali jiwanya mengajak untuk membuka pintu keharaman masuk ke dalam jendela kebatilan, alarm ini berdering memperingatkannya:

"Wahai hamba Allah, jangan engkau buka pintunya karena kalau engkau buka pasti engkau akan masuk ke dalamnya."

Sehingga barangsiapa yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan hendaknya dia paham betul hadits ini, dengan begitu ia akan dimudahkan untuk menelusuri jalan yang lurus yang mengantarkannya ke syurga yang penuh kenikmatan. 

Kemudian di setiap sisi jalan tadi baik disisi kanan maupun disisi kiri ada banyak pintu. Pintu-pintu ini tidak ada gemboknya, tidak ada kuncinya hanya tertutup dengan kain tirai. Pintu ini yang akan mengantarkan kepada hal-hal yang diharamkan. Dan sudah dimaklumi bersama bahwa pintu yang hanya tertutup dengan tirai, tidak menyusahkan orang yang hendak memasukinya baik dari sisi waktu maupun sisi tenaga. Gampang, cukup dengan pundak ia sudah bisa memasukinya dengan cepat. Berbeda dengan pintu yang terkunci, dibutuhkan kunci dan dibutuhkan usaha untuk membukanya, sehingga memerlukan waktu dalam membukanya.

Adapun pintu yang hanya tertutup dengan tirai maka orang dapat memasukinya dengan cepat. 

Anda sekarang berada di atas jalan yang lurus, disamping jalan ini ada banyak pintu yang dapat menjerumuskan kepada keharaman dengan hanya tertutup tirai saja. Maka setiap insan, setiap manusia yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan wajib berhati-hati dengan kehati-hatian tingkat tinggi terhadap pintu-pintu keburukan ini. 

Pintu-pintu keburukan yang berada disisi kanan maupun disisi kiri jalan tersebut apabila ia membuka salah satu pintu untuk dirinya, maka pada akhirnya ia akan membukakan nya untuk orang lain juga. 

Saya ulangi, "Apabila ia membuka salah satu pintu untuk dirinya maka pada akhirnya ia akan membukakannya untuk orang lain juga."

Hal ini karena setiap orang yang sudah masuk dalam keharaman, nyaman dengan perbuatan itu, maka ia tidak ingin sendiri disana. Setelah ia menjadi pelaku keharaman ia akan menjadi da'i dan motivator kepada keharaman. Inilah kebiasaan orang-orang yang rusak, para penyeru kesesatan, orang-orang yang fasik, yang ada pada zaman ini. Di awalnya Ia hanya melakukan sendiri kemudian ia akan menjadi da'inya

Terkait hal ini salah satu khalifah Ar Rasyidin Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu berkata:

نية لو الزنى النساء كل هن 
 
"Seorang pezina itu menginginkan seandainya seluruh wanita itu berzina."

Orang yang masuk ke dalam pintu keharaman maka ia tidak ingin sendirian di sana. Tadinya ia hanya sebatas pelaku keharaman, namun akhirnya ia bermetamorfosis menjadi da'i pengajak ke dalam keharaman. Sehingga ia malah akan menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan 

Demikian yang dibawakan oleh Syaikh Abdul Rozak Al Badar dalam kunci (langkah) kelima, seseorang hendaknya menjauh dari keharaman. 

Kenaps? 

Karena ketika seseorang masuk ke dalam keharaman dia tidak ingin bersendirian di sana, dia akan mengajak orang lain, dia akan menjadi motivator untuk orang lain, agar ikut masuk ke dalam keharaman. 

Jadi apabila seseorang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan, dia harus menjauh dari pintu keharaman ini, begitu .

Wallahu Ta'ala A'lam bishawab 

Demikian saja pertemanan kita kali ini semoga bermanfaat.

والله تعالى أعلم بي لصواب
وصلى الله على النبين محمد 

 ________

KUNCI KEEMPAT: PERHATIAN DENGAN HAL-HAL YANG WAJIB DALAM AGAMA ISLĀM

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Jum'at, 30 Jumadil Akhir 1442 H / 12 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 05: Kunci Keempat Perhatian Dengan Hal-Hal Yang Wajib Dalam Agama

〰〰〰〰〰〰〰

*KUNCI KEEMPAT: PERHATIAN DENGAN HAL-HAL YANG WAJIB DALAM AGAMA ISLĀM*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca Kitāb:  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Langkah Anda Menjadi Seorang Pembuka Kunci Kebaikan) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. 

Dan pada kesempatan kali ini kita akan membaca kunci atau langkah keempat yang berjudul "Perhatian Dengan Hal-hal Yang Wajib Dalam Agama Islām". 

Kunci keempat adalah perhatian dengan hal-hal yang wajib dalam agama Islām lalu berusaha melaksanakannya dengan baik. Hal ini karena ketika anda perhatian dan menjaga hal-hal yang wajib maka pintu-pintu kebaikan agar terbuka dan pintu-pintu keburukan tidak akan terbesit dalam hatimu.

Bukti dan dalīl terkait dengan hal ini sangat banyak (saya akan sebutkan sebagian saja).

⑴ Hadīts yang disebutkan dalam Shahīh Al Bukhāri dari Ummu Salamah radhiyallāhu 'anhā, beliau adalah ibu kaum mukminin dan beliau juga merupakan istri Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Beliau berkata:

Pada suatu malam Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam terbangun dari tidurnya lalu beliau berkata, "Lā ilāha illallāh (dalam riwayat yang lain: Subhānallāh), ujian (fitnah) apa yang Allāh turunkan pada malam ini. Pintu perbendaharaan apa ini yang Allāh buka pada malam ini?"

Demikian yang disebutkan oleh ummul mukminin (Ummu Salamah radhiyallāhu 'anhā).

Pembaca yang budiman, coba perhatikan apa arahan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika ada ujian atau fitnah yang Allāh turunkan dan ketika ada pintu perbendaharaan yang Allāh buka?

Apa yang diarahkan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam?  

Siapa yang mampu membangunkan para penghuni kamar (maksudnya istri-istri Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam) itu agar mereka shalat? 

Siapa yang mampu membangunkan istri-istriku sehingga mereka shalat? Dalam makna lain seperti itu.

Sehingga ketika anda ingin melindungi diri anda dari ujian atau fitnah, ingin dibukakan pintu-pintu kebaikan, ingin memperoleh kunci-kunci kebaikan maka semuanya ada di dalam shalat.

Mungkin saat ini kita perlu mengingat sedikit tentang amalan rutin yang dilakukan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika Beliau masuk ke dalam masjid. Amalan ini disebutkan dalam Shahīh Muslim dari hadīts Abū Usaid dan Abū Humaid radhiyallāhu 'anhumā, bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

"Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid hendaknya ia mengucapkan, 'Yaa Allāh, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu,' dan apabila hendak keluar hendaknya mengucapkan, 'Yaa Allāh,  hamba memohon kepadamu sebagian dari karunia-Mu'."

Dalam riwayat yang lain, "Bukakanlah bagi hamba pintu karunia-Mu."

Kesimpulan dari hadīts ini:

√ Amalan yang dilakukan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah datang ke masjid untuk melaksanakan shalat merupakan pembuka pintu rahmat. 

√ Melaksanakan shalat dengan sempurna merupakan pembuka pintu rezeki.

Jadi bagaimana mungkin orang yang tertidur saat shalat (berat dalam mengerjakan shalat) akan terbuka pintu-pintu kebaikan untuknya? 

⑵ Sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzī dalam kitāb Jamīnya dari shahabat Abū Darda dan Abū Dzar radhiyallāhu 'anhumā, dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam,  dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Allāh Ta'āla berfirman: "Wahai manusia lakukan rukuk kepadaku di pagi hari sebanyak empat raka'at pasti aku akan mencukupimu hingga akhirnya."

Hadīts yang serupa dengan hadīts ini tadi juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abū Dawud dengan sanad yang shahīh dari hadīts Nu'aim bin Hamar Al Qathafani, sehingga hadīts ini tadi menjadi hadīts yang shahīh dan valid.

Pembaca yang budiman. Coba perhatikan kalimat ini! 

"Wahai manusia lakukan rukuk kepadaku di pagi hari sebanyak empat raka'at."

Perlu diketahui Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak butuh dengan rukukmu, tidak butuh dengan sujudmu tetapi amalan ini akan menjadi pintu kebaikan dan sebab terbukanya pintu tersebut untukmu.

Dalam hadīts ini Allāh, Rabb semesta alam, sedang memanggilmu. 

Kemudian terkait makna 4 raka'at, Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh berkata, "Menurut pendapatku 4 raka'at yang dimaksud dalam hadīts ini adalah shalat subuh dan sunnah rawatibnya." Demikian perkataan Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah.

Jadi menurut Syaikhul Islām ibnu Taimiyyah, 4 raka'at tersebut adalah 2 raka'at sebelum subuh dan 2 raka'at shalat subuh itu sendiri, yang anda lakukan di permulaan hari. Dengan amal ini lah anda akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan pintu-pintu kebaikan yang besar akan terbuka.

Alangkah banyaknya orang yang terhalangi dari kebaikan karena ia tertidur dari shalat subuh, ia melaksanakan shalat subuh dengan kondisi sebagaimana yang disebutkan dalam hadīts:

 خبيث النَّفس كسلانَ

"Jiwa yang buruk lagi malas."

Orang yang seperti ini pintu-pintu kebaikan itu akan tertutup, pintu-pintu rezeki akan tersumbat. Pagi hari merupakan pondasi dan tali kekang bagi sisanya. Saat itulah rezeki dan berbagai keberkahan itu di turunkan.

Sebagian ulama salaf berkata, "Harimu itu seperti untamu, apabila kamu tarik depannya belakangnya akan mengikuti."

Jadi orang yang tidak menjaga awal harinya dengan shalat maka apakah yang dapat ia harapkan pada sisa harinya?

Atas dasar inilah diantara hal penting atau modal terbesar untuk menjadi insan pembuka pintu kebaikan baik bagi dirimu sendiri maupun bagi orang lain adalah dengan menjaga dan melaksanakan kewajiban agama Islām.

Dan yang paling pertama dari ini semua adalah shalat. 

Coba kita perhatikan ibadah puasa dalam membuka pintu-pintu kebaikan, diantaranya adalah sebuah hadīts yang agung yang disampaikan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berikut ini.

Pada malam pertama bulan Ramadhān pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka di tutup, syaithan -syaithan dibelenggu, ada penyeru yang berseru, "Wahai orang-orang yang menginginkan kebaikan sambutlah dan wahai orang-orang yang menginginkan keburukan berhentilah."

Perhatian dengan berbagai ibadah dan kewajiban kemudian menjaganya merupakan salah satu sebab terbesar yang mendatangkan pertolongan agar anda menjadi pembuka pintu kebaikan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Demikian kunci atau langkah keempat yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla. Yang pada intinya beliau menyarankan bagi seseorang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dia harus perhatian, dia harus melaksanakan, dia harus menyempurnakan kewajiban-kewajibannya dalam agama. Karena dengan hal tersebut pintu-pintu kebaikan akan terbuka untuknya dan pintu-pintu keburukan tidak akan terbesit di dalam hatinya.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله  وبركاته 

________

KUNCI KETIGA ILMU YANG BERMANFAAT

🌍 BimbinganIslam.com
🔆 Kamis, 29 Jumadil Akhir 1442 H / 11 Februari 2021 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 
📗 Kitāb Kaifa Takuunu Miftaahan Lil Khoir
🔊 Halaqoh 04: Kunci Ketiga Ilmu Yang Bermanfaat

〰〰〰〰〰〰〰


*KUNCI KETIGA ILMU YANG BERMANFAAT*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد

Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan membaca kunci atau langkah ketiga yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla dalam dalam Kitāb:  كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Seorang Pembuka Kunci Kebaikan).

Beliau Berkata: 

"KUNCI KETIGA: ILMU YANG BERMANFAAT."

Yang dimaksud ilmu yang bermanfaat di sini adalah ilmu yang bersumber dari Al Qur'ān dan Sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Ilmu adalah pondasi yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi pintu bagi kebaikan.

Orang yang tidak memiliki ilmu, tidak akan mungkin bisa membedakan antara pintu kebaikan dengan pintu keburukan. Ia tidak akan mampu membedakan antara yang benar dan salah. Ia tidak akan mampu membedakan antara yang sunnah dan bid'ah. Ia tidak akan mampu membedakan jalan petunjuk dan jalan kesesatan. Ia tidak akan mampu menghindarkan diri dari kesalahan, hal ini terjadi karena ia tidak memiliki ilmu. 

Dulu pernah ada pepatah, "Bagaimana mungkin orang yang tidak tahu apa yang harus dihindari dapat terhindar darinya?"

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ 

Katakanlah wahai Muhammad, "Ini adalah jalanKu, aku berdakwah kepada Allāh di atas bashirah."

(QS. Yusuf: 108)

Bashīrah (بَصِيرَةٍ) adalah ilmu yang bermanfaat. Maka barangsiapa yang tidak memiliki ilmu yang bermanfaat maka ia tidak akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dia tidak akan mampu membedakan mana yang merupakan jalan petunjuk dan mana yang merupakan jalan kesesatan.

Allāh Ta'āla berfirman :

أَفَمَن يَمۡشِي مُكِبًّا عَلَىٰ وَجۡهِهِۦٓ أَهۡدَىٰٓ أَمَّن يَمۡشِي سَوِيًّا عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ

"Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terbimbing (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?"

(QS. Al Mulk: 22)

أَفَمَن يَعۡلَمُ أَنَّمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ كَمَنۡ هُوَ أَعۡمَىٰٓۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ

"Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran."

(QS. Ar Ra'd : 19) 

قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ 

Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

(QS. Az Zumar: 9)

Barangsiapa yang ingin menjadikan dirinya sebagai pembuka pintu-pintu kebaikan maka hendaknya dia bersemangat mencari ilmu yang bermanfaat, hendaknya ia sangat perhatian dan teliti dengan ilmu-ilmu tersebut.

Ada sebuah hadīts yang menjelaskan hal ini, hadīts ini diriwayatkan  oleh Imam Al Baihaqi  bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

"Barangsiapa berangkat di pagi hari dalam rangka menuntut ilmu maka Allāh akan bukakan satu pintu surga baginya." 

Sanad hadīts ini lemah. Cukuplah bagi kita hadīts yang shahīh dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagaimana yang disebutkan oleh Abū Darda radhiyallāhu 'anhu dan selain beliau.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allāh akan mudahkan baginya satu jalan menuju surga."

Jadi, ilmu adalah pondasi dasar yang sangat penting, sebuah modal besar dalam permasalahan ini. Agar seseorang dapat menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan ia harus sangat perhatian dengan ilmu yang bermanfaat ini.

Ketika seseorang tidak memiliki ilmu, bisa jadi ia akan masuk dalam hal-hal yang merupakan kesesatan, merupakan kebid'ahan, merupakan hawa nafsu dalam keadaan ia merasa telah melakukan kebaikan.

Saya tidak akan panjang lebar dalam hal ini tapi saya akan cukupkan dengan satu kisah yang disebutkan oleh Ad Darini rahimahullah dalam kitāb Sunnan beliau. Sebuah hadīts dengan sanad yang hasan dari Amr bin Salamah Al Hamdani. 

Amr bin Salamah Al Hamdani  berkata:

Suatu saat sebelum shalat dhuhur kami pernah duduk-duduk di depan pintu Abdullāh bin Mas'ūd.  Kami akan berjalan bersama beliau ke masjid ketika beliau ke luar rumah. 

Tiba-tiba Abū Musa Al Asy'ari datang dan berkata, "Apakah Abū Abdurrrahman ibnu Mas'ūd, sudah keluar?" Kami jawab, "Belum." Maka Abū  Musa Al Asy'ari pun ikut duduk bersama kami menunggu Ibnu Mas'ūd keluar.

Ketika Ibnu Mas'ūd keluar kami langsung berdiri bersamaan, Abū Musa Al Asy'ari pun langsung berkata, "Wahai Abū Abdurrrahman (Ibnu Mas'ud),  di masjid aku melihat sesuatu yang asing tapi Alhamdulillāh menurutku perbuatan mereka adalah suatu kebaikan."

(Garis bawahi perkataan Abū Musa Al Asy'ari di sini, "Tapi Alhamdulillāh menurutku perbuatan mereka adalah suatu kebaikan.")

Ibnu Mas'ūd pun bertanya, "Apa yang mereka lakukan?" Abū Musa Al Asy'ari menjawab, "Apabila umur anda panjang, anda akan melihatnya sendiri." Di sana aku melihat sekelompok orang duduk melingkar di masjid untuk menunggu waktu shalat. Setiap lingkaran ada pemimpinnya. Di depan setiap orang dari mereka ada batu-batu kerikil, pemimpin mereka berkata, "Bertakbirlah 100 kali." Orang-orang pun bertakbir 100 kali. "Bertahlillah 100 kali." "Bertasbihlah 100 kali." orang-orang pun bertasbih 100 kali.

Ibnu Mas'ūd bertanya, "Apa yang engkau katakan kepada mereka?" Abū Musa Al Asy'ari berkata, "Aku tidak mengatakan sepatah kata pun, aku menunggu pendapat atau perintah darimu."

Ibnu Mas'ūd berkata, "Apakah kamu tidak perintahkan kepada mereka agar mereka menghitung dosa-dosa mereka saja dan kamu jamin bahwa kebaikan mereka tidak akan hilang sia-sia di sisi Allāh?"

Lalu beliaupun akhirnya berjalan menuju mereka dan kami pun mengikuti beliau hingga sampai tempat mereka berkumpul. Beliau berdiri dihadapan mereka lalu berkata, "Perbuatan apa yang kalian lakukan ini?" Mereka menjawab, "Wahai Abū  Abdillāh (Ibnu Mas'ud), ini hanya batu kerikil yang kami gunakan untuk menghitung takbir, tahlil dan tasbih kami."

Ibnu Mas'ūd pun berkata, "Hitung saja dosa-dosa kalian, saya jamin amal baik kalian tidak akan hilang walau pun hanya sedikit."

"Celaka wahai kalian umat Muhammad, cepat sekali kalian binasa. Para shahabat Nabi masih sangat banyak, pakaian Nabi belum hancur, bejana-bejana Beliau belum pecah. Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, kalian ini sedang melakukan hal yang lebih baik dari apa yang dicontohkan Nabi atau kalian membuka pintu kesesatan?" Tanya Ibnu Mas'ūd yang tinggi nadanya beliau sedang mengingkari.

Mereka pun menjawab, "Wahai Abū Abdillāh,  kami hanya menginginkan kebaikan dari ini semua."

Ibnu Mas'ūd berkata, "Sungguh alangkah banyaknya orang-orang yang menginginkan kebaikan namun dia tidak akan pernah mendapatkannya." 

Selesai kisah beliau. 

Jadi seseorang tidak akan mendapatkan kebaikan kecuali orang-orang yang mengetahui kebaikan, mengetahui ilmu, mengetahui kebenaran dan mengetahui sunnah. 

Bahkan Ibnu Mas'ūd sendiri pernah berkata dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitāb Musnad,

"Sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam diajarkan oleh Allāh kunci-kunci kebaikan, penutup kebaikan dan sesuatu yang dapat menggabungkan semua kebaikan."

(HR. Ahmad nomor 4160)

Sehingga apabila anda ingin menjadi orang yang dapat membuka pintu-pintu kebaikan maka belajarlah kuncinya, belajarlah penutupnya, belajarlah penggabungnya, kepada sosok tauladan bagi seluruh insan yang telah menggabungkan seluruh hal ini pada sabdanya, yaitu Nabi kita Muhammad bin Abdillāh. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan atas Beliau.

Demikian kunci ketiga yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta'āla yang pada intinya ketika kita ingin menjadi pembuka pintu kebaikan, penutup pintu keburukan kita harus berilmu, kita harus tahu mana yang merupakan kebaikan dan mana yang merupakan keburukan, mana yang merupakan kesesatan mana yang merupakan hidayah. 

Jangan sampai kita salah, tadi contohnya Abū Musa Al Asy'ari memandang perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang tadi kebaikan tetapi Ibnu Mas'ūd memandang itu adalah suatu hal yang membinasakan.

Jadi kita harus belajar, mana yang berupa kebaikan mana yang berupa keburukan, mana yang sunnah mana yang merupakan bid'ah, mana yang merupakan jalan hidayah mana yang merupakan jalan kesesatan.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan kita untuk terus belajar sehingga kita bisa menjadi seorang insan pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan.

Wallāhu Ta'āla A'lam bishawab.

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

________

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits