Minggu, 30 Juli 2017

Tentang Haji dan Umroh bag. 6

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 21 Syawwal 1438H / 15 Juli 2017M
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
📔 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 6 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-06
🌐 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMROH BAGIAN 06 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
(4) Haji termasuk amalan yang paling mulia.
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ e : أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : ((إِيْمَانٌ بِاللهِ)). قَالَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : ((الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)). قَالَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : ((حَجٌّ مَبْرُوْرٌ)).
_Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya:_
_“Amal perbuatan apa yang paling utama?"_
_Beliau menjawab:_
_“Beriman kepada Allah."_
_Penanya berkata:_
_“Kemudian apa?”_
_Beliau menjawab:_
_“Berjihad di jalan Allah."_
_Penanya berkata:_
_“Kemudian apa?”_
_Beliau menjawab:_
_“Haji yang mabrur."_
(HR Bukhari nomor 1422, bersi Fathul Baru nomor 1519, dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu)
--> Salah satu jawaban Rāsulullāh shālallāhu 'alayhi wassalam adalah, "Haji yang mambrur."
(5) dan (6) Haji menghilangkan kefakiran dan dosa.
Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Abdulllah bin Masud rādiallāhu'anhu meriwayatkan bahwa Rāsulullāh shālallāhu 'alayhi wassalam bersabda:
تَابِعُوا بين الحجِّ والعمرةِ ، فإنَّهما ينفيانِ الفقرَ والذنوبَ ، كما يَنفي الكيرُ خَبَثَ الحديدِ والذهبِ والفضةِ ، وليس للحجةِ المبرورةِ ثوابٌ إلا الجنةُ
_"Ikutilah antara haji dan umrah, karena sesungguhnya kedua nya, haji dan umrah tersebut, menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa, sebagaimana ubupan menghilangkan karat-karat besi, emas dan perak. Tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga."_
--> Ikutilah antara haji dan umrah artinya selalu kerjakan haji dan umrah.
--> Ubupan (yaitu untuk memanaskan tungku api).
(7) Haji adalah jihad bagi muslimah.
Saya lanjutkan kepada keistimewaan yang lain yang ketujuh, haji adalah jihad bagi wanita muslimah.
Ini bagi ibu-ibu dan saudari-saudari muslimah yang ingin menunaikan ibadah haji.
Ketika anda melengkapi syarat-syarat untuk menunaikan ibadah haji, kemudian anda menunaikan ibadah haji, maka ingatlah bahwa haji adalah jihad bagi seorang perempuan.
Rāsulullāh shālallāh 'alayhi wassalam pernah ditanya Aisyah :
يَا رَسُولَ اللَّهِ نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ أَفَلَا نُجَاهِدُ قَالَ لَا لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ
_"Wahai Rāsulullāh, kami melihat jihad itu adalah amalan yang paling utama, bolehkah kami para wanita berjihad?_
_Rāsulullāh shālallāhu 'alayhi wassalam mengatakan, "Tidak, tetapi jihad yang utama (bagi para wanita) adalah haji yang mabrur."_
(HR Bukhari nomor 1423, versi Fathul Bari nomor 1520)
Bapak ibu saudara saudari yang dimuliakan oleh Allāh Subhanahu Wa Ta'ala.
(8) Langkah kaki orang berhaji mengangkat derajat dan menuliskan pahala.
Orang yang keluar dari rumah menuju Baitullāh dalam rangka ingin menunaikan ibadah haji maka tidaklah satu langkahnya kecuali akan mengangkat derajatnya dan tidaklah satu langkah yang lain kecuali akan menuliskan baginya pahala.
Coba berapa langkah kita ketika haji?
Dan alat transportasi yang paling istimewa ketika haji apa? Kaki.
Maka perhatikan nih kaki. Itu semua dirasakan oleh orang yang menunaikan ibadah haji. Baik yang pakai kereta, baik yang pakai bus eksklusif, pakai kaki, ngelontar pake kaki. Jalan dari jumrah ke jumrah pakai kaki.
Coba perhatikan, keistimewaan yang sangat luar biasa ini.
Rāsulullāh shālallāh 'alayhi wassalam sebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Atthābrāni dalam kitabnya Al Mu'jam Al Ausat, ‘Ubadah Ibnu Shāmat eādiallāhu 'anhu berkata, Rāsulullāh shālallāhu 'alayhi wassalam bersabda:
فإن لـك مـن الأجـر إذا أممـت البيـت العتيـق أن لا ترقـع قدمًـا أو تضعهـا أنـت ودابتـك ؛ إلا كتبـت لـك حسـنة، ورفعـت لـك درجـة
_"Sesungguhnya bagi engkau dari pahala jika engkau menuju baitul ‘Atīq, tidaklah kamu mengangkat kakimu dan meletakkan kakimu dan juga tidaklah hewan kendaraanmu, kecuali langkahan kaki tersebut dituliskan bagimu satu pahala dan diangkatkan bagimu satu derajat."_
--> Baitul 'atīq yaitu Al Ka'bah Al Musyarafah, dalan rangka menunaikan ibadah haji.
--> hewan kendaraanmu, maksudnya onta yang engkau tunggangi untuk menunaikan ibadah haji, dia mengangkat kakinya atau meletakkan kakinya.
Siapa yang tidak ingin ?
Oleh karenanya orang ketagihan ingin menunaikan ibadah haji.
(9) Tidak ada wukuf kecuali ketika haji.
Jadi keistimewaan orang yang menunaikan ibadah haji adalah wukuf di Arāfah.
Tidak ada ibadah yang berupa wukuf kecuali diamalkan oleh orang yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arāfah.
Allāh Subhanahu wa Ta'ala akan membagakan seluruh orang yang berwukuf di Arāfah.
Coba perhatikan dalam sebuah hadits, Rāsulullāh shālallāh 'alayhi wassalam bersabda dari,l Abdullah bin Umar rādiallāhu'anhu, hadits riwayat Ibnu Hibban:
وأما وقوفك عشية عرفة، فإن الله يهبط إلى سماء الدنيا، ثم يباهي بكم الملائكة، فيقول: هؤلاء عبادي جاءوني شعثاً سُفْعاً، يرجون رحمتي ومغفرتي؛ فلو كانت ذنوبكم كعدد الرمل، وكعدد القطر، وكزبد البحر، لغفرتها، أفيضوا عبادي مغفوراً لكم، ولمن شفعتم له
_"Ketika engkau berwukuf pada siang hari Arāfah, maka Allāh akan turun ke langit dunia, lalu Allāh membagakan kalian (orang-orang yang wukuf di Arāfah), Allāh berfirman:_
_"Mereka adalah hamba-hamba-Ku, datang mendatangi-Ku dalam keadaan lusuh penuh dengan debu, mereka mengharap rāhmat-Ku dan ampunan-Ku._
_Kemudian Allāh mengatakan kepada penghuni atau yang lagi wukuf di Arāfah:_
_"Kalaupun seadainya dosa kalian sebanyak pasir atau sebanyak rintikan hujan atau sebanyak buih di lautan, niscaya pasti aku akan ampuni. Silahkan wahai hamba-hamba-Ku, kalian pulang dari Arāfah ini, kembali kalian ke Mina, kembali kalian bermalamlah kalian di Muzdhalifah. Sungguh Aku telah ampuni bagi kalian dan orang-orang yang kalian do'akan ketika tadi di Arāfah."_
Dan ini ingat, perhatikan, kepada bapak-bapak, saudara-saudari sekalian yang menunaikan ibadah haji pada tahun ini.
Ketika anda wukuf di Arāfah, maka pastikan anda benar-benar di dalam Arafah.
Jangan-jangan nyari gunung yang paling tinggi, ternyata dia bukan Arafah, Habis itu sampai maghrib dia di sana, pulang ke Mina. Tidak sah hajinya.
Pastikan ini, bertanya untuk memastikan.
Tanya sama petugas, tanya sama panitia, tanya, lihat batas-batas.
Alhamdulillah, negara Arāb Saudi sangat memperhatikan untuk jama'ah haji mereka mempunyai syiar .. "Mengabdi kepada jama'ah haji itu adalah kemuliaan bagi kita, karena itu termasuk amal ibadah."
Ketika wukuf, yang punya mobil tidak bisa pakai mobil. Yang punya pakaian paling mahal, tidak bisa pakai pakaiannya kecuali pakaian ihram. Datang dalam keadaan lusuh, dari setiap atau arah penjuru dunia, yang sangat dalam.
Mereka datang kenapa?
Karena mengharap rahmat dan ampunan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Makanya, ketika di Arāfah jangan main-main.
Saya berikan tips ketika di Arāfah.
Sebelum tanggal Arāfah jangan kemana-mana, tidak perlu mencari keluarga, tetangga dan lain sebaginya yang mengakibatkan pada hari Arāfah, tanggal 9, bisa lelah dan tidur.
Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk berdzikir dalam segala keadaan ketika wukuf di Arāfah, karena waktunya terbatas.
Jadi mulai setengah satu sampai maghrib, terbatas waktunya.
Nanti amalan-amalam ketika Arāfah akan saya sebutkan, mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
Bersambung ke bagian 07, In syā Allāh 
______________________
🌾 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
💰 *INFAQ*       
🏦 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Tentang Haji dan Umroh bag. 5

🌍 BimbinganIslam.com
Jum’at, 20 Syawwal 1438H / 14 Juli 2017M
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
📔 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 5 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-05
🌐 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMROH BAGIAN 05 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Beberapa keutamaan ibadah haji:
(1) Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali surga.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari abu Hurairah Radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
_“Haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya, kecuali surga.”_
(HR Bukhari nomor 1650, versi Fathul Bari nomor 1773 dan Muslim nomor 2403, versi Syarh Muslim nomor 1349)
Jika kita berbicara mengenai surga, luar biasa, yang ada hanya kata-kata māsyā Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjanjikan dalam hadits qudsi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ اللهُ : أَعْدَدَتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَر، وَاقْرَأُوا إِنْ شِئْتُمْ فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
_Dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:_
_“Aku telah menyiapkan bagi hamba-hambaku yang shalih (di surga) kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata-mata, dan tidak pernah terdengar oleh telinga-telinga, dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia.”_
(HR Bukhari nomor 4407, versi Fathul Bari nomor 4780)
Bagi yang sedang tertipu dengan dunianya, yang seakan-akan dia masih hidup sekian tahun, ingatlah surga, tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, terbetik di dalam hati.
Ada orang yang merencanakan, saya sekian tahun lagi, saya nanti begini, saya nanti begini, anak-anak saya begini.
Ternyata besok mati. Yang ada setelah itu hanya pertanyaan, surga dan neraka.
Betikkan saja apa nikmat-nikmat yang ingin anda rasakan, tidak akan pernah sama dengan surga.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Haji yang mabrur, Imam Nawani rahimahullāh mengatakan dalam Syarh Muslim:
أن المبرور هو الذي لا يخالطه إثم
_“Haji mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori oleh dosapun.”_
--> Haji mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori oleh dosapun atau haji yang diterima Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang tidak ada riya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq.
(2) Haji sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu.
Keutamaan yang kedua adalah haji sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu, sehingga ketika dia selesai menunaikan ibadah haji seakan dia baru keluar dari rahim ibunya.
Siapa yang tidak ingin seperti ini?
Kenapa?
Karena manusia sudah disifatkan oleh Allāh dengan beberapa sifat yang dengan sifat itu kita banyak melakukan dosa.
Suka berbuat zhalim, tidak bersyukur kepada nikmat Allāh. Dengan dua sifat ini saja kita akhirnya banyak melakukan dosa.
Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
_“Semua bani Ādam adalah orang-orang yang selalu melakukan kesalahan/dosa dan sebaik-baik pelaku kesalahan adalah orang-orang yang selalu bartaubat.”_
(HR Tirmidzi nomor 2423, versi Maktabatu Al Ma’arif Riyadh nomor 2499 dan Ibnu Majah nomor 4241, versi Maktabatu Al Ma’arif Riyadh nomor 4252)
Berarti, keistimewaan yang kedua dalam amal ibadah haji ini sangat kita butuhkan, yaitu dihapuskan dosa karena kita tidak lepas dari dosa.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
_“Barangsiapa yang datang ke Baitullāh (untuk berhaji) tidak berbuat rafats dan tidak berbuat fasiq. Dia akan pulang sebagaimana dia dikeluarkan dari rahim ibunya.”_
--> Rafats adalah perbuatan zina dan seluruh yang berkaitan dengan zina, maksudnya setiap syahwat yang diharamkan antara lelaki dan perempuan.
Hati-hati, jaga lisan dari sekarang.
Jika mempunyai kebiasaan ngobrol dengan teman-teman yang menjurus dibawah pusar dan diantara dua paha, baik laki-laki atau perempuan.
Hal tersebut tidak boleh ketika haji, karena salah satu yang menghilangkan pahala haji adalah perkara ini.
Orang lain berdoa dan berdzikir, dia malah membicarakan sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilihat, terkadang istri orang lain.
Alat-alat elektronik yang anda bawa ketika menunaikan ibadah haji, jangan sampai wukuf di Arafah buka facebook. Bukankah di dalam facebook banyak yang berbau rafats, seperti foto perempuan, foto orang tidak/kurang berpakaian yang tidak boleh kita lihat baik di luar haji, apalagi ketika berhaji.
Oleh karenanya jauhi.
Jaga lisan, jaga mata, karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan sebuah syarat. Inginkah anda ketika pulang haji dalam keadaan seperti baru keluar dari rahim ibu tanpa dosa? Syaratnya berhaji tanpa berbuat rafats.
Kemudian syarat lainnya adalah tidak berbuat fasiq/dosa.
Sebagian para ulama menafsirkan, bahwa fasiq adalah perbuatan dosa yang diperlihatkan dan sebagian lagi menafsirkan fasiq adalah perbuatan kemungkaran seperti bertengkar, kemudian berkelahi. Maka jaga kesabaran ketika menuniakai ibadah haji.
Dia akan pulang sebagaimana dia dikeluarkan dari rahim ibunya, maksudnya tanpa dosa.
(3) Haji sebagai sarana seseorang dibebaskan dari neraka
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
_Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allāh lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berfirman: "Apa yang mereka inginkan? "_
(HR Muslim nomor 2402, versi Syarh Muslim nomor 1348)
Coba perhatikan, ketika menunaikan ibadah haji.
Saat pagi-pagi Bapak menuju Arafah, tanggal 9 Dzulhijjah, Bapak rasakan hadits ini, “Ya Allāh, ini hari yang paling banyak Engkau membebaskan hambamu dari api neraka, semoga saya termasuk di dalamnya.”
Karena ini amalan, tidak akan didapatkan kecuali oleh orang yang menunaikan ibadah haji, yang wukuf di Arafah. Berarti anda sekarang dipilih oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla menunaikan ibadah haji.
Karena tidak semua orang kaya bisa haji, tidak semua orang yang sehat bisa haji, banyak orang yang lebih kaya dari anda tetapi dia tidak/belum menunaikan ibadah haji atau belum merasa terpanggil/tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji.
“Belum dipanggil saya”, padahal sudah dipanggil, sudah diundang oleh Nabi Ibrāhim 'alayhi wa sallam ketika Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman kepada Nabi Ibrāhim.
وَأَذِّنْ فِي النَّـاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيـقٍ
_“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”_
(QS Al Hajj: 27)
Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Nabi Ibrāhim ketika mendapatkan perintah ini dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla, beliau 'alayhi wa sallam mengatakan:
يا رب ، وكيف أبلغ الناس وصوتي لا ينفذهم؟
_“Wahai Allāh, bagaimana aku bisa menyeru manusia? Suaraku terbatas, tidak sampai kepada seluruh alam semesta.”_
Kemudian kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
ناد وعلينا البلاغ
_“Sampaikan seruan dan Kami yang akan menyampaikannya.”_
Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang menjamin akan suara itu sampai. Akhirnya disebutkan dalam riwayat Imam Ibnu Katsir rahimahullāh, seluruh gunung menunduk, seluruh pohon menunduk, sampailah suara Nabi Ibrahim 'alayhi wa sallam kepada seluruh manusia pada saat itu, bahkan sampai kepada calon-calon manusia di tulang-tulang sulbi manusia.
Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ ​​
Bersambung ke bagian 06, In syā Allāh 
______________________
🌾 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
💰 *INFAQ*       
🏦 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Tentang Haji dan Umroh bag. 4

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Syawwal 1438H / 13 Juli 2017M
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
📔 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 4 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-04
🌐 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMROH BAGIAN 04 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
(2) Telah kafir orang yang tidak mengakui kewajiban haji.
Kedudukan yang kedua dari ibadah haji adalah haji adalah barang siapa yang meninggalkan haji dengan sengaja karena tidak mengakui kewajiban haji, maka sungguh ia telah kafir.
Jika ada seorang yang mengaku muslim beranggapan bahwa ibadah haji tidak wajib meskipun mampu, maka orang ini telah keluar dari agama Islam.
Kedudukan yang tinggi baginya, amal ibadah haji tidak sembarangan. Dalam surat Ali ‘Imrān ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
_“Melaksanakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allāh bagi siapa yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullāh. Barangsiapa yang kafir/mengingkari, maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya atas alam semesta ini.”_
Ini adalah menjadi dasar pokok syarat-syarat ibadah haji, yaitu harus mampu/sanggup. 
Sanggup yang bagaimana?
Bukan yang bermodal nekat.
Terutama saya peringatkan kepada kawan-kawan yang berusaha untuk membantu teman-temannya menunaikan ibadah haji bersama-sama, maka jagalah amanah orang. Jangan diterlantarkan, karena doa orang yang dizhalimi itu terkabul, terutama di tempat-tempat suci. Hati-hati.
Misal:
Jamaah haji dimasukkan ke dalam satu kamar yang sempit untuk 100 orang. Kemudian ada yang merokok. Belum lagi bersatunya laki-laki dan perempuan. Belum lagi sulit air, sulit makan. Padahal dijanjikan macam-macam.
Hati-hati terhadap doanya orang yang terzhalimi, karena terkabul.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
_"Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allāh tidak ada penghalangnya."_
Ayat ini (Ali ‘Imrān ayat 97), menunjukkan, bahwa, “Barangsiapa yang kafir/mengingkari,” maksudnya tidak percaya atau tidak mengakui kewajiban menunaikan ibadah haji, maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya atas alam semesta ini.
Tidak butuh Allāh Subhānahu wa Ta'āla terhadap haji kita, tetapi kita yang membutuhkannya.
Ini kedudukan yang tinggi yang dimiliki oleh Haji.
(3) Kerugian bagi siapa yang mampu akan tetapi tidak melaksanakan haji dan umrah.
Kedudukan yang ketiga dari ibadah haji adalah:
Bagi siapa yang sebenarnya mampu, tetapi dia tidak menunaikan ibadah haji atau umrah, maka yang dia dapatkan hanya kerugian.
Artinya kedudukan haji yang tinggi adalah, saking tingginya di sisi Allāh, jika seandainya ada seorang muslim mampu menunaikan ibadah haji, diluaskan rizkinya, disehatkan badannya, tapi dia tidak menunaikan ibadah haji/umrah, maka yang dia dapat hanyalah kerugian.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban nomor 3703 dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
"إنَّ عبدًا أصححت له جسمه، وأوسعت عليه في معيشته، فمضى عليه خمسة أعوام لا يَفِد إلي لمحروم".
_“Sesungguhnya seorang hamba yang aku telah sehatkan badannya, aku luaskan rizkinya, selama lima tahun, dia tidak memenuhi panggilan/undanganku, maka niscaya dia adalah orang yang sangat merugi.”_
Ini keutamaan ibadah haji.
Jika sudah kita pahami, maka kita akan semangat untuk menunaikan ibadah haji, karena kita tahu kedudukan ibadah haji itu sangat tinggi.
Sekarang kita akan membahas keistimewaan/keutamaan orang yang menunaikan ibadah haji.
Sebelumnya saya akan cerita, saya pernah menyebarkan sebuah tulisan tentang keutamaan orang yang menunaikan ibadah haji. Antara lain ada 11 keutamaan.
Ada seseorang yang membacanya, dia memberikan komentar, “Jadi, orang seperti saya tempatnya di neraka dong, karena saya orang miskin tidak mungkin menunaikan ibadah haji, tidak mungkin mendapatkan keistimewaan yang luar biasa dari 11 keistimewaan tersebut.”
Coba lihat, bagaimana dia benar-benar terenyuh hatinya dengan keistimewaan ibadah haji tersebut.
Ini tentu jawabannya sangat mudah, ketika anda tidak diberi keluasan rizki oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka tidak wajib bagi anda untuk menunaikan ibadah haji.
Ketika seseorang tidak sanggup, maka tidak wajib menunaikan ibadah haji, tidak akan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan in syā Allāh akan dimasukan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ke dalam surga dengan amal ibadah lainnya. Bahkan mungkin lebih tinggi daripada orang-orang yang menunaikan ibadah haji.
Tetapi yang ingin saya petik dari cerita ini adalah, bagaimana orang tersebut semangat, merasa rugi, ketika terpampang di depannya 11 keutamaan ibadah haji.
Oleh karena itu, jika nanti di lapangan ketika pelaksanaan ibadah haji, mungkin tidak begitu lancar, ada yang sedikit dibohongin. Di Mina dijanjikan ada tenda ternyata tidak ada tenda, kemudian dijanjikan bimbingan ternyata dibiarkan saja.
Para ikhwan yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ketika kita menunaikan ibadah haji seperti itu, ingat ! Setiap amalan pasti ada rintangannya dan itu sudah dinyatakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits Muslim:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
_“Surga itu diliputi dengan sesuatu yang dibenci.”_
(HR Muslim nomor 5049, versi Syarh Muslim nomor 2822)
Artinya, kita akan melewati yang kita dibenci.
Berwudhu harus sempurna meskipun dalam keadaan musim dingin.
Benci dan sulit bagi kita tetapi kita lewati, pasti dibelakangnya ada surga dan kebaikan, nikmat, anugrah, pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Begitu juga, nanti ketika mengerjakan ibadah haji, mungkin tidak lancar, saya berdoa semoga diberi kelancaran dan dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla serta akhirnya pulang mendapatkan haji mabrur (āmīn).
Jika tidak lancar, maka ingat ! Keistimewaan-keistimewaan ini. Maka akan bertambah semangat. Yang kita cari bukan itu kok, yang kita cari bukan penginapan, bukan tempat mandi, tapi yang kita cari adalah 1, 2, 3 dst...
Tetapi ini bukan alasan bagi penyelenggara ibadah haji untuk semena-mena terhadap kawan-kawannya dengan misalnya mengatakan:
“Anda kan nyari hari mabrur, masa nyari kamar di sini.”
Ini tidak benar juga. Karena kita butuh fit dalam amal ibadah, tidak ingin sakit dan sengsara ketika mengerjakan amal ibadah tersebut.
Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
Bersambung ke bagian 05, In syā Allāh 
______________________
🌾 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
💰 *INFAQ*       
🏦 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Tentang Haji dan Umroh bag. 3

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 18 Syawwal 1438H / 12 Juli 2017M
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
📔 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 3 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-03
🌐 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMROH BAGIAN 03 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Yang kedua, syarat amal ibadah adalah mutaba’ah atau sesuai dengan contoh dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Banyak sekali ibadah-ibadah, terkhusus haji, yang mana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memerintahkan, bukan hanya menganjurkan, dan asal hukum perintah adalah sebuah kewajiban, wajib kita mengikuti Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam memerintahkan untuk mengikuti beliau secara khusus dalam masalah haji.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّي لاَ أَدْرِي لَعَلِّي لاَ أَحُجُّ بَعْدَ عَامِي هَذَا
_“Wahai manusia, ambillah manasik kalian (dariku), karena sesungguhnya aku tidak mengetahui siapa tahu aku tidak melakukan haji lagi setelah tahunku ini."_
(HR Muslim, Nasā’i nomor 3012, versi maktabatu Al Ma’arif Riyadh nomor 3062)
--> Maksudnya, "Belajarlah tatacara berhaji dariku."
Itulah haji Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang pertama dan terakhir, oleh karenanya disebut haji wada.
Dalam riwayat lain, beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
خذوا عني مناسككم
_“Ambillah dariku manasik-manasik kalian.”_
(HR Ahmad, Baihaqi)
--> Artinya, "Pelajari dariku tatacara menunaikan ibadah haji kalian."
Ini perintah dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dan ingat, ibadah apapun, misal:
- Thawaf, harus tahu Rasūlullāh thawaf bagaimana.
- Sa’i, sa’inya Rasūlullāh bagaimana, jangan asal-asalan.
Terutama zaman sekarang yang jauh dari zaman Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Terkadang sebagian orang ketika menunaikan ibadah haji, latah. Orang lain ke sini dia ikut ke sini, orang lain ke sana dia ikut ke sana.
Tetapi orang yang berilmu, tahu cara manasik Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dia tidak akan pernah bingung dalam ibadah hajinya.
Ingat, ibadah apapun yang tidk sesuai dengan contoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, jangan pernah diremehkan.
Mengira yang penting ikhlas, yang penting hatinya, tidak bisa begini.
Seorang sahabat, Abu Burdah bin Niyār dalam riwayat Bukhari, pernah menyembelih kurban sebelum shalat ketika hari raya Iedul Adha, padahal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَنَسَكَ نُسْكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَتِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ
فَقَامَ أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ لَقَدْ نَسَكْتُ قَبْلَ أَنْ أَخْرُجَ إِلَى الصَّلَاةِ وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ فَتَعَجَّلْتُ وَأَكَلْتُ وَأَطْعَمْتُ أَهْلِي وَجِيرَانِي
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ شَاةُ لَحْمٍ قَالَ فَإِنَّ عِنْدِي عَنَاقَ جَذَعَةٍ هِيَ خَيْرٌ مِنْ شَاتَيْ لَحْمٍ فَهَلْ تَجْزِي عَنِّي قَالَ نَعَمْ وَلَنْ تَجْزِيَ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ
_“Barangsiapa shalat seperti shalat kita dan melaksanakan manasik (penyembelihan kurban) seperti kita berarti telah mendapatkan pahala berkurban. Dan barangsiapa menyembelih kurban sebelum shalat maka itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya."_
_Maka Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata:_
_"Wahai Rasūlullāh, aku telah menyembelih sebelum aku keluar untuk shalat, dan aku mengetahui bahwa hari ini adalah hari makan dan minum, aku lalu menyegerakan penyembelihannya, kemudian aku berikan kepada keluarga dan para tetanggaku."_
_Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun bersabda:_
_"Itu hanyalah kambing yang dinikmati dagingnya."_
_Abu Burdah bertanya lagi:_
_"Namun aku masih memiliki anak kambing yang lebih baik dari kambing yang telah aku sembelih itu. Apakah dibenarkan kalau aku menyembelihnya?"_
_Beliau menjawab:_
_"Ya. Akan tetapi tidak boleh untuk seorangpun setelah kamu.”_
(HR Bukhari nomor 930, versi Fathul Bari nomor 983)
Niat Abu Burdah baik, bedanya hanya sebelum shalat dan setelah shalat. Tetapi tidak diterima sebagai kurban.
Oleh karenanya, perhatikan, setiap ibadah harus mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Misalkan dalam masalah iththiba’, (menyelendangkan kain ihram), kapan itu terjadi.
Kapan dilepas dan kapan dikembalikan lagi di atas pundak. Harus mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Jika tidak dikhawatirkan termasuk yang diancam dalam hadits riwayat Muslim dari ‘Aisyah radhiyallāhu 'anhā, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
_"Barangsiapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."_
(HR Muslim nomor 3243, versi Syarh Muslim nomor 1718)
Mengapa?
Karena dia sudah sok tahu terhadap amalan, padahal sudah dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Baik, itulah poin yang kedua, sebelum kita melanjutkan membahas mengenai manasik haji dan umrah ini.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Setiap dari kita sangat menginginkan amal ibadah yang kualitasnya tinggi. Mendapatkan pahala yang begitu luar biasa dari Allāh dan merupakan hikmah Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar umat Islam semangat mengerjakan ketaatan kepada Allāh dalam bentuk apapun.
Agar umat Islam semangat memperbaiki kualitas ibadah, maka Allāh menyebutkan keistimewaan/keutamaan amal ibadah tersebut serta kedudukannya. Begitu pula haji.
Dan ini hikmah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ketika Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan sebuah ibadah. Mungkin sebagian manusia malas, untuk apa berhaji, butuh biaya banyak, tenaga, cuti, terkadang cuti tidak mendapat ijin, maka harus meliburkan diri, yang penting haji.
Inipun menjadi introspeksi diri.
Mungkin sekarang sudah ada yang Sr3500, ada yang Sr4000, ada juga yang Sr5,500, belum lagi yang dari Indonesia ada yang Rp35 jutaan, itu baru ONHnya. Belum lagi belanjanya, uang sakunya.
Maka rugi jika kita tidak ikhlas. Rugi jika setelah haji hanya ingin dipanggil H. (Haji Fulan).
KEDUDUKAN HAJI
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyebutkan kedudukan haji dalam Islam, semoga dengan penyebutan ini, orang yang ingin menunaikan ibadah haji benar-benar tergugah, ingin menunaikan ibadah haji bukan hanya sekedar menunaikan, tetapi juga menunaikannya dengan maksimal, agar benar-benar mendapatkan keistimewaan kedudukan haji yang disebutkan ini.
Inilah faedahnya.
Kedudukan haji antara lain:
(1) Haji adalah rukun Islam yang kelima.
Kedudukan haji yang pertama, haji adalah rukun Islam yang cukuplah ini kedudukan yang paling penting. Jika tidak ada kedudukan haji yang lain, maka cukuplah ia sebagai rukun Islam.
*Arti rukun secara bahasa adalah bagian yang paling kuat dari sesuatu.*
Jika tidak ada bagian tersebut maka tidak ada sesuatu itu.
Jika kita katakan, haji adalah rukun Islam, berarti haji adalah bagian yang terkuat dari dalam Islam, jika tidak ada haji, maka tidak ada Islamnya.
Dalil yang menunjukkan kedudukan haji ini, bahwa haji adalah rukun Islam.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abdullāh bin ‘Umar radhiyallāhu 'anhumā.
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
_"Islam dibangun di atas lima perkara; dua kalimat syahadat (persaksian tidak ada ilah selain Allāh dan sesungguhnya Muhammad utusan Allāh), mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan."_
(HR Bukhari nomor 7, versi Fathul Bari nomor 8)
Inilah salah satu lafazh dari hadits ini. Ada lafazh yang lain yang membalik urutannya, "Dan berpuasa Ramadhan dan berhaji."
Ini kedudukan yang pertama.
Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
Bersambung ke bagian 04, In syā Allāh 

______________________
🌾 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
🌐 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
💰 *INFAQ*       
🏦 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
📟 7814 5000 17
🏢a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Tentang Haji dan Umroh bag 2

BimbinganIslam.com
Selasa, 17 Syawwal 1438H / 11 Juli 2017M
Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 2 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-02
 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMRAH, BAGIAN 02 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh, shalawat dan salam semoga selalu Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
وقال الحافظ ابن كثير رحمه الله في تفسير هذه الآية العظيمة: ((وهذان ركنا العمل المتقبل، لا بد أن يكون خالصا لله، صوابا على شريعة رسول الله صلى الله عليه وسلم))
_Al Imam ibnu Katsir rahimahullāh, beliau mengomentari ayat ini, QS AlKahfi ayat 110:_
_“Dua hal ini adalah rukun amal yang diterima, tidak bisa tidak harus dengan ikhlas karena Allāh dan sesuai dengan syariat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.”_
Keduanya saling berkaitan, tidak bisa yang penting ikhlas, tetapi harus dengan keduanya.
Jadi tidak bisa hanya dengan ikhlas saja, tetapi harus dengan mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Saya sebutkan nanti dalam haji, bahkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau benar-benar menegaskan untuk mencontoh beliau dalam masalah haji.
Seandainya ada ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, tetapi tidak sesuai dengan contoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, maka tidak akan diterima Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sekarang saya ingin merunut syarat-syarat ini, apa itu ikhlas?
Para ulama banyak sekali mendefinisikan ikhlas.
Yang paling mudah yang disebutkan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Madārijus Sālikīn:
الإخلاص أن لا تطلب على عملك شاهدا غير الله، ولا مجازيا سواه
_“Ikhlas adalah kamu tidak menuntut/mencari seseorang yang menyaksikan amalmu selain Allāh. Dan tidak juga menuntut/mencari seorang yang memberikan pahala/ganjaran/pujian atas amalnya selain Allāh.”_
Ketika kita mengerjakan ibadah haji, ketika daftar, mempersiapkan semua keperluan haji, ihram, payung dan seluruh persiapan kesehatan, kita tanya/introspeksi diri:
"Saya mengerjakan ini untuk apa?”
Rugi jika kita tidak ikhlas.
Tidak ikhlas itu penyakitnya ahli ibadah, bukan penyakit orang yang malas ibadah. Penyakitnya ahli masjid, ahli sedekah, ahli baca qurān, ahli haji, ahli umrah.
Apakah ketika kita melaksanakan ibadah haji, ingin dipanggil haji Fulan?
Nabi Muahammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, setelah haji, tidka pernah dipanggil Haji Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Coba kembalikan kepada diri kita, untuk apa kita menunaikan ibadah haji?
Apakah ikhlas karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
Sering orang yang ikhlas yang benar-benar ikhlas merasa belum ikhlas, karena merasa belum dilihat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bahaya orang yang tidak ikhlas, amal ibadahnya tidak diterima.
Contoh konkrit orang yang ikhlas, yaitu seperti orang melihat binatang ternak yang diperah susunya.
Susu binatang ternak yang diperah sebenarnya berada di antara dua hal yang kotor yaitu (maaf) antara tahi dan darah. Tetapi ketika diperah keluarnya susu. Itulah ikhlas.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman,
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِّلشَّارِبِينَ
_“Dan sesungguhnya di dalam binatang ternak bagi kalian terdapat sebuah pelajaran, kami berikan minum kepada kalian dari apa yang ada dalam perut binatang ternak tersebut yang keluar di antara tahi dan darah, keluarlah susu yang bersih dan mudah untuk ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”_
(QS An Nahl: 66)
Ketika kita memerah susu, tidak sedikitpun tercampur tahi ataupun darah, bahkan bisa langsung diminum.
Begitu juga amal, ketika ikhlas maka dia cocok untuk diterima.
Jika ada prosentase, orang yang beramal 99,999% ikhlas karena Allāh, tapi 0,001% ingin mendapatkan pujian ataupun apa yang ada ditangan manusia, maka tidak diterima.
Dalilnya hadits qudsi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
_“Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya/amalannya."_
(HR Muslim nomor 5300, versi Syarh Muslim nomor 2985)
Makanya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mempunyai nama Ash Shamad (Yang Segala Sesuatu Bergantung kepada-Nya), a/Al Hayyu (Yang Maha Hidup), Al Qayyum (Yang Berdiri Sendiri) tidak membutuhkan apapun.
Coba introspeksi diri sendiri, ketika kita ingin menunaikan ibadah haji, untuk apa kita melaksanakan ibadah haji?
Apakah ketika pulang ingin dikenal sebagai seorang Haji?
Maka perlu dikoreksi niatnya.
Khusus masalah haji Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
_Dan ingatlah, ketika kami memberikan tempat kepada Ibrāhim di Baitullāh dengan mengatakan, "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku’ dan yang sujud.”_
(QS Al Hajj: 26)
Yang pertama kali Allāh ingatkan kepada Nabi Ibrāhim 'alayhi wa sallam:
“Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan Aku.”
Komentar Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh dalam kitab Jawābul Kāfī:
أي كما أنه إله واحد لا إله سواه فكذلك ينبغي أن تكون العبادة له وحده فكما تفرد بالالهية يحب أن يفرد بالعبودية فالعمل الصالح هو الخالى من الرياء المقيد بالسنة
_“Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sesembahan yang tunggal, maka demikian pula ibadah itu hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sebagaimana Allāh itu satu-satunya untuk disembah, maka Allāh ingin satu-satunya yang berhak diibadahi. Maka amal shalih adalah amal yang terlepas dari riya’ dan terbatas terkait dengan sunnah Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.”_
Bersambung ke bagian 03, In syā Allāh 

link downloadnya: http://bit.ly/BIAS-AZ-hajidanumroh2
______________________
 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
 *INFAQ*       
 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
 7814 5000 17
a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Sabtu, 29 Juli 2017

Tentang Haji dan Umroh bag. 1

BimbinganIslam.com
Senin, 16 Syawwal 1438H / 10 Juli 2017M
 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 1 dari 30)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-01
 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------
*KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMRAH, BAGIAN 01 DARI 30*
بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته  ​​​
Alhamdulillāh, kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, pada hari ini kita duduk bersama untuk mengkaji kajian intensif seputar manasik haji dan umrah.
Shalawat dan salam semoga selalu Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.
Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
الحجّ لغة القصد إلى شيء معظّم
_“Haji secara bahasa adalah menuju/pergi/bermaksud kepada sesuatu yang diagungkan.”_
Ini Haji secara bahasa. Jadi bukan hanya menuju kepada sesuatu, tetapi sesuatu tersebut adalah hal yang diagungkan, yang dimuliakan, yang dihormati.
Adapun haji secara istilah syar’i adalah:
الحجّ اصطلاحا هو التعبد لله بأقوال وأفعال مخصوصة في أوقات مخصوصة في أماكن مخصوصة من شخص مخصوص بثروط مخصوصة
_“Haji secara istilah syar’i adalah beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan perkataan dan perbuatan yang tertentu (yang khusus), pada waktu yang sudah ditentukan, pada tempat-tempat tertentu, dilakukan oleh orang yang tertentu dengan syarat tertentu.”_
Jadi tidak sembarangan kita menunaikan ibadah haji. Di sana ada bacaan-bacaan, perbuatan-perbuatan dan waktu-waktu haji yang sudah diatur yang akan kita bicarakan in syā Allāh.
Jika ada orang muslim yang melaksanakan ibadah haji tidak pada waktunya, maka bisa dipastikan tidak diterima.
Misalkan, nanti kita akan bicarakan mengenai waktu menunaikan ibadah haji, diperbolehkan seseorang melakukan ibadah haji dari mulai Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzujhijjah.
Jika dia berihram haji (mulai ibadah haji) sebelum bulan ini, misal bulan Ramadhan atau Sya’ban, maka tidak dinamakan haji, karena bulan-bulan untuk menunaikan ibadah haji telah ditentukan dalam Islam.
Seorang menunaikan ibadah haji pada tempat-tempat tertentu. Tidak bisa dia wukuf sembarangan.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
_“Haji itu intinya berwukuf di ‘Arafah.”_
(Hadīts Riwayat An Nasāi' nomor 2966, versi maktabatu Al Ma’arif Riyadh nomor 3016)
Dan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam juga pernah bersabda:
وَقَفْتُ هَاهُنَا وَعَرَفَةُ كُلُّهَا مَوْقِفٌ
_“Saya telah berwuquf di sini ('Arafah) dan 'Arafah semuanya adalah tempat wuquf.”_
(HR Ahmad nomor 13918)
Ini menunjukkan bahwasanya wukuf tempatnya di Arafah.
Jika ada orang tanggal 9 Dzulhijjah, dimana pada tanggal tersebut adalah untuk berwukuf, tapi dia berada di Mina dan sampai habis tanggal 9 masih di Mina, maka tidak sah hajinya, karena dia berwukuf pada tempat yang tidak ditentukan oleh syariat Islam.
Begitu juga jika ada orang thawaf tapi tidak di ka’bah, di kuburan, maka ini tidak benar.
Kemudian haji tersebut juga dilakukan oleh orang tertentu, tidak semua orang boleh melakukan haji. Tidak seluruh manusia boleh melaksanakan haji atau tidak seluruh manusia diwajibkan haji dan tidak seluruh manusia sah hajinya. Ada syarat-syarat haji.
Sekarang kita artikan dulu umrah.
العُمرة لغة: الزيارة
_“Umrah secara bahasa, adalah kunjungan.”_
Adapun secara istilah syar’i adalah:
العمرة اصطلاحا هو التعبد لله بزيارة الكعبة  المشرفة على إحرام ثم طَّواف، والسَّعي بين الصفا والمروة، والحلْق أو التقصير.
_“Beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan menziarahi ka’bah yang mulia dalam keadaan berihram, kemudian thawaf dan si’i di antara Shafa dan Marwa dan (tahallul) dengan mencukur gundul atau memendekkan rambut.”_
Inilah yang disebut dengan umrah.
Jadi umrah lebih gampang daripada haji. Lebih kecil daripada haji perbuatannya.
Nah ini pengertian dari umrah.
Nanti ini akan berkaitan antara satu dengan lainnya, baik ketika seorang mengerjakan umrah tersendiri ataupun orang melakukan ibadah haji dan umrah.
Jika kita perhatikan tadi dari definisi haji ataupun umrah, maka dia adalah ibadah.
Mengerjakan haji berarti mengerjakan ibadah, mengerjakan umrah berarti mengerjakan ibadah.
Jika sudah bicara ibadah maka akan membicarakan dua hal.
Dimanapub ibadah kita, apapun jenisnya, baik perkataan atau perbuatan yang diridhai dan dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka ingat, ibadah tersebut tidak akan diterima kecuali dengan dua hal:
1. Ikhlas
--> seseorang harus dalam keadaan ikhlas ketika beribadah tersebut.
Jika tidak ikhlas, maka bisa dipastikan tidak diterima.
Mulai sekarang diniatkan, ketika anda menyetor uang untuk mendaftar haji ke travel dan mendapatkan kwitansi, untuk apa ibadah haji?
Untuk siapa mengerjakan ibadah haji?
2. Mutaba’ah
--> sesuai dengan contoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam ibadah.
Dan pertanyaan yang kedua yang harus ditanyakan ketika kita melaksanakan ibadah, termasuk ibadah haji, yakni:
“Bagaimana haji anda, ketika mengerjakan ibadah thawaf, sa’i, menggundul rambut, wukuf di ‘Arafah dan lain-lainnya. Apakah sesuai dengan yang dicontohkan Rasūlullāh atau tidak?”
Nah, dua syarat ini harus ada dalam setiap amal ibadah kita, temasuk ibadah haji dan umrah.
Dalilnya, QS Al Kahfi ayat 110:
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
_“Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka hendaklah dia beramal amalan shalih dan tidak mensyirikkan Allāh dalam beribadah kepada-Nya dengan sesuatu apapun.”_
Amal shalih tidak dinyatakan shalih kecuali ketika sesuai dengan yang dicontohkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
Bersambung ke bagian 2, In syā Allāh

Download Disini : http://bit.ly/BIAS-AZ-hajidanumroh1 

______________________
 Donasi *Program Dakwah Islam* Cinta Sedekah & Bimbingan Islam ;
 http://cintasedekah.org/program-cinta-sedekah/
 *INFAQ*       
 Bank Syariah Mandiri        (Kode Bank 451)
 7814 5000 17
a.n Cinta Sedekah Infaq
➡Konfirmasi transfer : http://cintasedekah.org/konfirmasi
-------------------------------

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits