🌏 BimbinganIslam.com
Rabu, 17 Dzulhijjah 1439 H / 29 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamail Muhammadiyah
🔊 Halaqah 03| Hadits 2
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-03
〰〰〰〰〰〰〰
*KITAB SYAMAIL MUHAMMADIYAH, HADITS 2*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat Bimbingan islam yang semoga selalu dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada pertemuan ketiga ini, kita akan membaca hadits kedua yang dibawakan oleh Imam At Tirmidzi rahimahullāh dalam kitab Asy Syamail Al Muhammadiyyah. Beliau berkata :
حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ الْبَصْرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَبْعَةً، لَيْسَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالْقَصِيرِ، حَسَنَ الْجِسْمِ، وَكَانَ شَعْرُهُ لَيْسَ بِجَعْدٍ وَلَا سَبْطٍ أَسْمَرَ اللَّوْنِ، إِذَا مَشَى يَتَكَفَّأُ»
_(Imam At Tirmidzi membawakan hadist ini lengkap dengan jalur periwayatannya hingga Anas bin malik radhiyallāhu 'anhu)_
_Anas bin malik radhiyallāhu 'anhu berkata :_
_“Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah seorang yang memiliki tinggi ideal, tidak terlalu tinggi juga tidak pendek, memiliki tubuh yang optimal. Rambut Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak keriting juga tidak lurus. Kulit Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berwarna coklat [putih kemerah-merahan] Jika berjalan relatif condong kedepan karena langkah kaki yang lebar.”_
Hadist ini diriwayatkan oleh imam At Tirmidzi dalam Kitab Jami’ beliau dengan nomor 1754, dan Syaikh Al Albani menshahihkan hadist ini.
Dalam hadist ini, ada beberapa faedah yang telah lalu penyebutannya, diantaranya tentang tinggi, rambut, warna kulit beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam. Hanya saja pada hadist ini kulit beliau diibaratkan dengan kata “أسمر” yaitu coklat, namun sebagian ulama mengatakan bahwa kata Asmar juga memiliki arti putih kemerah-merahan.
Adapun pelajaran baru yang bisa kita petik kali ini adalah :
1. Tinggi rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah ideal tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek sebagaimana hadist yang telah lalu,
2. Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah seorang yang memiliki tubuh yang ideal.
3. Rambut Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak lurus dan tidak keriting, pertengahan diantara keduanya.
4. Kulit Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam berwarna putih kemerahan, karena kata: أسمر juga dipakai untuk mengibaratkan makna tersebut.
5. Cara berjalan beliau relatif cepat, dengan badan agak condong kedepan, dengan langkah kaki yang cukup lebar.
Demikian pembahasan hadist kedua kali ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Akhukum fillah,
Ratno
Dikantor Bimbingan Islam Yogyakarta
_____________________
🏦 Donasi Dakwah BIAS dapat disalurkan melalui :
🎗 Bank Mandiri Syariah
🥇 Kode Bank : 451
💳 No. Rek : 710-3000-507
🏬 A.N : YPWA Bimbingan Islam
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer Hanya via WhatsApp ke ; 0878-8145-8000
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal
📝 Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda...
_____________________
Sebagai anggota BIAS N07 G-35, Dengan memanfaatkan Blog ini bertujuan untuk Menyimpan Catatan materi yang telah di sampaikan. dan juga dari berbagai sumber materi, Apabila ada komentar yang sifatnya membangun Insya Alloh akan kami terima. semoga bisa berguna untuk kedepannya terima kasih Semangat Belajar
Rabu, 29 Agustus 2018
Selasa, 28 Agustus 2018
KITAB SYAMAIL MUHAMMADIYAH, HADITS 1
BimbinganIslam.com
Selasa, 16 Dzulhijjah 1439 H / 28 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamail Muhammadiyah
🔊 Halaqah 02| Hadits 1
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-02
〰〰〰〰〰〰〰
*KITAB SYAMAIL MUHAMMADIYAH, HADITS 1*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat Bias yang semoga selalu dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada pertemuan kedua ini, kita akan membaca hadits pertama yang dibawakan oleh Imam At Tirmidzi dalam kitab Asy Syamail Al Muhammadiyyah. Beliau berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ [الْبَائِنِ]، وَلَا بِالْقَصِيرِ، [وَلَا بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ، وَلَا بِالْآدَمِ]، وَلَا بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ، وَلَا بِالسَّبْطِ، بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ، وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ، وَتَوَفَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ سِتِّينَ سَنَةً، وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعْرَةً بَيْضَاءَ»
_(Imam At Tirmidzi membawakan hadist ini lengkap dengan jalur periwayatannya hingga Anas bin malik)_
_Beliau berkata :_
_“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang sosok yang memiliki tinggi ideal. Tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek. Kulit Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak putih murni, juga tidak coklat. Rambutnya tidak keriting juga tidak murni lurus. Allah mengutusnya ketika telah berumur empat puluh tahun. Tinggal di Mekah selama 10 tahun, dan dimadinah juga 10 tahun. Dan Allah wafatkan pada umur enam puluh tahun. Dan uban yang di kepala dan jenggot Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melebihi dua puluh rambut."_
Hadist ini merupakan hadist yang disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari(3548, 5900) dan Muslim (2347).
Dan yang perlu dicatat, bahwa penyebutan tentang ciri-ciri fisik Beliau ini bukan berarti seorang tercela ketika memiliki ciri-ciri fisik yang tidak sama dengan Nabi. Ketika menyebutkan hadist-hadist ini, para shahabat dan ulama ingin menyampaikan kepada umat akan kesempurnaan Beliau.
Beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadist ini :
1. Bahwa Nabi adalah sosok yang memiliki tinggi ideal, tidak terlalu tinggi dan juga tidak pendek, namun lebih dekat kepada ketinggian.
2. Warna kulit beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah putih kemerah-merahan sebagaimana disimpulkan oleh para ulama setelah mengumpulkan lafazh-lafazh hadits yang berkaitan dengan warna kulit Beliau, walaupun pada riwayat lain diibaratkan dengan kata yang berbeda.
3. Rambut Beliau tidak keriting dan tidak juga lurus 100 % namun tengah-tengah diantara keduanya, bergelombang.
4. Bahwa Beliau diutus setelah mencapai umur empat puluh tahun. Jika kita telisik lebih lanjut, bahwa Al Qur’an itu turun kepada Beliau ketika bulan Ramadhan. Dan Beliau dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awwal.
Jika demikian, seharusnya saat menjadi nabi, Beliau berumur 39 tahun enam bulan, atau 40 tahun enam bulankarena antara Ramadhan dan Rabi’ul Awwal terpaut enam bulan ?
Dalam mengkompromikan hal ini, sebagian ulama berkata, bahwa Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, namun belum diturunkan Al Qur’an kepadanya. Wahyu saat itu hanya berupa mimpi yang nyata. Ketika melihat mimpi dimalam harinya, keesokan harinya mimpi itu menjadi kenyataan. Begitu terus selama enam bulan hingga diturunkan wahyu di gua Hira’.
Sehingga tidak salah jikalau dikatakan bahwa Beliau menjadi nabi ketika umur 40 tahun. Karena mimpi merupakan salah satu dari bagian dari kenabian sebagaimana Nabi sampaikan :
رُؤْيَا المُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
_“Mimpi seorang mukmin merupakan salah satu dari 46 bagian kenabian,"_
5. Dan Beliau tinggal di Mekah selama 10 tahun sebagai seorang rasul, atau sejak beliau berdakwah secara terang-terangan. Karena setelah diangkat menjadi nabi, Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Sehingga setelah menjadi nabi, Beliau berada di Mekkah selama 13 tahun sebagaimana hal tersebut kita ketahui bersama dalam pelajaran-pelajaran sirah rasul.
6. Bahwa Beliau tinggal di Madinah selama 10 tahun, yaitu sejak dari hijrah hingga meninggal.
7. Dan Allah wafatkan Beliau pada umur 60 tahun, dengan anggapan bahwa rawi hadist ini menghilangkan angka pecahannya, karena sebagaimana kita ketahui bersama, Beliau meninggal pada umur 63 tahun.
8. Uban yang ada pada kepala dan janggut Beliau yang mulia tidak banyak, hanya sedikit, kurang lebih hanya dua puluh helai. Bahkan dalam sebagian hadist disebutkan hanya 17 atau 18 helai.
Demikian pertemuan kedua kita kali ini.
Semoga bermanfaat.
Akhukum fillah, Ratno, dikantor Bimbingan Islam Yogyakarta.
_____________________
🏦 Donasi Dakwah BIAS dapat disalurkan melalui :
🎗 Bank Mandiri Syariah
🥇 Kode Bank : 451
💳 No. Rek : 710-3000-507
🏬 A.N : YPWA Bimbingan Islam
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer Hanya via WhatsApp ke ; 0878-8145-8000
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal
📝 Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda...
_____________________
Selasa, 16 Dzulhijjah 1439 H / 28 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamail Muhammadiyah
🔊 Halaqah 02| Hadits 1
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-02
〰〰〰〰〰〰〰
*KITAB SYAMAIL MUHAMMADIYAH, HADITS 1*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat Bias yang semoga selalu dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada pertemuan kedua ini, kita akan membaca hadits pertama yang dibawakan oleh Imam At Tirmidzi dalam kitab Asy Syamail Al Muhammadiyyah. Beliau berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ [الْبَائِنِ]، وَلَا بِالْقَصِيرِ، [وَلَا بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ، وَلَا بِالْآدَمِ]، وَلَا بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ، وَلَا بِالسَّبْطِ، بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ، وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ، وَتَوَفَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ سِتِّينَ سَنَةً، وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعْرَةً بَيْضَاءَ»
_(Imam At Tirmidzi membawakan hadist ini lengkap dengan jalur periwayatannya hingga Anas bin malik)_
_Beliau berkata :_
_“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang sosok yang memiliki tinggi ideal. Tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek. Kulit Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak putih murni, juga tidak coklat. Rambutnya tidak keriting juga tidak murni lurus. Allah mengutusnya ketika telah berumur empat puluh tahun. Tinggal di Mekah selama 10 tahun, dan dimadinah juga 10 tahun. Dan Allah wafatkan pada umur enam puluh tahun. Dan uban yang di kepala dan jenggot Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melebihi dua puluh rambut."_
Hadist ini merupakan hadist yang disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari(3548, 5900) dan Muslim (2347).
Dan yang perlu dicatat, bahwa penyebutan tentang ciri-ciri fisik Beliau ini bukan berarti seorang tercela ketika memiliki ciri-ciri fisik yang tidak sama dengan Nabi. Ketika menyebutkan hadist-hadist ini, para shahabat dan ulama ingin menyampaikan kepada umat akan kesempurnaan Beliau.
Beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadist ini :
1. Bahwa Nabi adalah sosok yang memiliki tinggi ideal, tidak terlalu tinggi dan juga tidak pendek, namun lebih dekat kepada ketinggian.
2. Warna kulit beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah putih kemerah-merahan sebagaimana disimpulkan oleh para ulama setelah mengumpulkan lafazh-lafazh hadits yang berkaitan dengan warna kulit Beliau, walaupun pada riwayat lain diibaratkan dengan kata yang berbeda.
3. Rambut Beliau tidak keriting dan tidak juga lurus 100 % namun tengah-tengah diantara keduanya, bergelombang.
4. Bahwa Beliau diutus setelah mencapai umur empat puluh tahun. Jika kita telisik lebih lanjut, bahwa Al Qur’an itu turun kepada Beliau ketika bulan Ramadhan. Dan Beliau dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awwal.
Jika demikian, seharusnya saat menjadi nabi, Beliau berumur 39 tahun enam bulan, atau 40 tahun enam bulankarena antara Ramadhan dan Rabi’ul Awwal terpaut enam bulan ?
Dalam mengkompromikan hal ini, sebagian ulama berkata, bahwa Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, namun belum diturunkan Al Qur’an kepadanya. Wahyu saat itu hanya berupa mimpi yang nyata. Ketika melihat mimpi dimalam harinya, keesokan harinya mimpi itu menjadi kenyataan. Begitu terus selama enam bulan hingga diturunkan wahyu di gua Hira’.
Sehingga tidak salah jikalau dikatakan bahwa Beliau menjadi nabi ketika umur 40 tahun. Karena mimpi merupakan salah satu dari bagian dari kenabian sebagaimana Nabi sampaikan :
رُؤْيَا المُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
_“Mimpi seorang mukmin merupakan salah satu dari 46 bagian kenabian,"_
5. Dan Beliau tinggal di Mekah selama 10 tahun sebagai seorang rasul, atau sejak beliau berdakwah secara terang-terangan. Karena setelah diangkat menjadi nabi, Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Sehingga setelah menjadi nabi, Beliau berada di Mekkah selama 13 tahun sebagaimana hal tersebut kita ketahui bersama dalam pelajaran-pelajaran sirah rasul.
6. Bahwa Beliau tinggal di Madinah selama 10 tahun, yaitu sejak dari hijrah hingga meninggal.
7. Dan Allah wafatkan Beliau pada umur 60 tahun, dengan anggapan bahwa rawi hadist ini menghilangkan angka pecahannya, karena sebagaimana kita ketahui bersama, Beliau meninggal pada umur 63 tahun.
8. Uban yang ada pada kepala dan janggut Beliau yang mulia tidak banyak, hanya sedikit, kurang lebih hanya dua puluh helai. Bahkan dalam sebagian hadist disebutkan hanya 17 atau 18 helai.
Demikian pertemuan kedua kita kali ini.
Semoga bermanfaat.
Akhukum fillah, Ratno, dikantor Bimbingan Islam Yogyakarta.
_____________________
🏦 Donasi Dakwah BIAS dapat disalurkan melalui :
🎗 Bank Mandiri Syariah
🥇 Kode Bank : 451
💳 No. Rek : 710-3000-507
🏬 A.N : YPWA Bimbingan Islam
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer Hanya via WhatsApp ke ; 0878-8145-8000
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal
📝 Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda...
_____________________
Jumat, 17 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 12
🌍 BimbinganIslam.com
Jumat, 5 Dzulhijjah 1439 H / 17 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto, Lc.
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 012 | Hadits 12
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H12bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H12
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 12*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-12 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-12 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhumā, dimana beliau mengatakan:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: المؤمن القوي خير وأحب إلى االله من المؤمن الضعيف، وفي كل خير احرص على ما ينفعك، واستعن باالله ولا تعجز. وإن أصابك شيء فلا تقل: لو أني فعلت، كان كذا وكذا، ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان رواه مسلم.
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan dicintai oleh Allāh dibandingkan mukmin yang lemah dan pada masing-masingnya ada kebaikan._
_Bersemangatlah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allāh dan janganlah engkau lemah._
_Dan apabila ada sesuatu hal yang tidak menyenangkan menimpamu maka jangan engkau katakan:_
_'Seandainya sebelum aku melakukan demikian maka pasti akan demikian dan demikian.'_
_Akan tetapi ucapkanlah:_
_قدر الله وما شاء فعل_
_('Apa yang Allāh tetapkan dan apa yang Allāh kehendaki maka itu akan terjadi')_
_Karena ucapan "seandainya" ini akan membuka celah bagi syaithān."_
(Hadīts riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh, di sini menjelaskan bahwasanya hadīts ini memberikan kepada kita beberapa faedah-faedah yang agung.
Di antaranya:
إثبات المحبة صفة الله، وأنها متعلقة بمحبوباته وبمن قام بها ودل على أنها تتعلق بإرادته ومشيئته، وأيضا تتفاضل. فمحبته للمؤمن القوي أعظم من محبته للمؤمن الضعيف
_Menetapkan adanya sifat mahabbah bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla (المحبة صفة الله) yaitu sifat cinta. Dan kecintaan Allāh itu berkaitan dengan dzat atau makhluk yang Allāh cintai._
_Dan juga kecintaan Allāh itu, berkaitan dengan kehendak Allāh dan keinginan Allāh Subhānahu wa Ta'āla._
_Dan kecintaan Allāh bertingkat-tingkat, maka kecintaan Allāh kepada seorang mukmin yang kuat lebih tinggi dan lebih banyak dibandingkan kecintaanya kepada seorang mukmin yang lemah._
Kemudian beliau (rahimahullāh) menyebutkan bahwa hadīts ini juga menunjukkan kepada kita bahwasanya keimānan itu mencakup perkara-perkara keyakinan hati dan juga ucapan lisan dan juga amalan perbuatan.
Sebagaimana hal itu adalah aqidah ahlus sunnah wal jamā'ah, sebagaimana diterangkan dalam hadīts yang lain. Yang hadīts itu menunjukkan bahwasanya:
الإيمان بضع وسبعون شعبة، أعلاها: قول: ( لا إله إلا الله ) وأدناها: إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة منه.
_"Imān itu terdiri dari 70 sekian cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan ''Lā ilāha illallāh' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan rasa malu adalah cabang dari keimānan."_
Hadīts ini menunjukkan bahwasanya imān itu mencakup beberapa hal, di antaranya adalah amalan secara bathin (yaitu) rasa malu kemudian mencakup ucapan lisan (yaitu) ucapan 'Lā ilāha illallāh, serta mencakup amalan perbuatan (yaitu) yang disebutkan didalam hadīts ini adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Kemudian beliau (rahimahullāh) sampaikan:
فمن قام بها حق القيام، وكمل نفسه بالعلم النافع والعمل الصالح، وكمل غيره بالتواصي بالحق، والتواصي بالصبر: فهو المؤمن القوي
_Maka barangsiapa dia menyempurnakan keimānannya tersebut dan dia membekali dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shālih, kemudian dia juga berusaha untuk menyempurnakan orang lain dengan cara memberikan wasiat tentang kebenaran dan juga tentang kesabaran, maka orang yang seperti inilah mukmin yang kuat._
ومن لم يصل إلى هذه المرتبة: فهو المؤمن الضعيف.
_Akan tetapi barangsiapa yang tidak sampai kepada tingkatan yang seperti ini, ada beberapa hal yang dia lalaikan atau tidak dia tunaikan, maka itu adalah seorang mukmin yang lemah._
Maka dari hadits ini pula bisa kita ketahui bahwasanya imān itu bertambah dan berkurang. Bertambahnya dengan keta'atan dan berkurangnya dengan kemaksiatan.
Semua itu tergantung dari sedalam apa keilmuan dia dan pengenalan dia terhadap keimānan serta sejauh mana dia beramal. Maka di situlah keimānan dia bergantung dari hal-hal tersebut.
Kemudian di dalam hadīts ini juga setelah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan tentang mukmin yang kuat lebih dicintai Allāh daripada mukmin yang lemah. Beliau kemudian menyebutkan juga bahwasanya masing-masing tetap memiliki kebaikan, baik mukmin yang kuat maupun mukmin yang lemah.
Maka beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) bersabda:
وفي كل خير
_"Dan pada masing-masing nya memiliki kebaikan."_
Dari sini beliau sebutkan, bahwasanya ketika seorang ingin membandingkan antara dua orang atau dua hal, maka lebih baiknya dia juga menyebutkan dari sisi apa keutamaan tersebut.
Sehingga bila memang ada kesamaan kebaikan, kesamaan keutamaan tetap dia tidak menafi'kan keutamaan tersebut sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tetap menyebutkan bahwasanya masing-masing, baik itu mukmin yang lemah atau mukmin yang kuat, masing-masing tetap memiliki kadar kebaikan.
Sehingga orang yang dianggap kalah dalam perbandingan tidak tercela.
Kenapa?
Karena dia juga memiliki keutamaan lain.
Kemudian beliau sebutkan faedah berikutnya yang bisa diambil dari hadīts ini, bahwasanya orang-orang berimān mereka bertingkat-tingkat di dalam sisi kebaikan dan dari sisi kecintaaan Allāh kepada mereka.
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyebutkan di dalam surat Al Ahqaf.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
_"Dan masing-masing memiliki derajat berdasarkan apa yang mereka amalkan."_
(QS Al Ahqaf: 19)
Dan tingkatan itu terbagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan.
⑴ Assābiqūna ilā al khairat ( السابقون إلى الخيرات) Orang-orang yang mereka bersegera terhadap kebaikan.
Yaitu mereka yang menjalankan perkara-perkara yang wajib serta ditambah dengan perkara-perkara yang mustahab.
Dan mereka meninggalkan perkara-perkara yang haram dan disamping itu mereka meninggalkan hal-hal yang makruh serta perkara mubah yang lebih dari kadar yang mereka butuhkan.
Maka mereka menyempurnakan sifat mereka, mereka adalah pada tingkatan yang pertama.
⑵ Al Muqtashidun (المقتصدون) Mereka adalah orang-orang yang melakukan perkara yang wajib dan meninggalkan perkara yang haram.
Mereka tidak menambah selain dari melakukan perkara-perkara yang wajib dan meninggalkan perkara-perkara yang haram yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla larang.
⑶ Azh zhālimūna lianfusihim (الظالمون لأنفسهم). Orang-orang yang zhālim terhadap diri mereka.
Yaitu mereka yang mencampurkan amal shālih dengan amal yang buruk.
In syā Allāh kita lanjutkan lagi penjelasan tentang hadīts ini pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Jumat, 5 Dzulhijjah 1439 H / 17 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto, Lc.
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 012 | Hadits 12
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H12bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H12
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 12*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-12 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-12 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhumā, dimana beliau mengatakan:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: المؤمن القوي خير وأحب إلى االله من المؤمن الضعيف، وفي كل خير احرص على ما ينفعك، واستعن باالله ولا تعجز. وإن أصابك شيء فلا تقل: لو أني فعلت، كان كذا وكذا، ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان رواه مسلم.
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan dicintai oleh Allāh dibandingkan mukmin yang lemah dan pada masing-masingnya ada kebaikan._
_Bersemangatlah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allāh dan janganlah engkau lemah._
_Dan apabila ada sesuatu hal yang tidak menyenangkan menimpamu maka jangan engkau katakan:_
_'Seandainya sebelum aku melakukan demikian maka pasti akan demikian dan demikian.'_
_Akan tetapi ucapkanlah:_
_قدر الله وما شاء فعل_
_('Apa yang Allāh tetapkan dan apa yang Allāh kehendaki maka itu akan terjadi')_
_Karena ucapan "seandainya" ini akan membuka celah bagi syaithān."_
(Hadīts riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh, di sini menjelaskan bahwasanya hadīts ini memberikan kepada kita beberapa faedah-faedah yang agung.
Di antaranya:
إثبات المحبة صفة الله، وأنها متعلقة بمحبوباته وبمن قام بها ودل على أنها تتعلق بإرادته ومشيئته، وأيضا تتفاضل. فمحبته للمؤمن القوي أعظم من محبته للمؤمن الضعيف
_Menetapkan adanya sifat mahabbah bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla (المحبة صفة الله) yaitu sifat cinta. Dan kecintaan Allāh itu berkaitan dengan dzat atau makhluk yang Allāh cintai._
_Dan juga kecintaan Allāh itu, berkaitan dengan kehendak Allāh dan keinginan Allāh Subhānahu wa Ta'āla._
_Dan kecintaan Allāh bertingkat-tingkat, maka kecintaan Allāh kepada seorang mukmin yang kuat lebih tinggi dan lebih banyak dibandingkan kecintaanya kepada seorang mukmin yang lemah._
Kemudian beliau (rahimahullāh) menyebutkan bahwa hadīts ini juga menunjukkan kepada kita bahwasanya keimānan itu mencakup perkara-perkara keyakinan hati dan juga ucapan lisan dan juga amalan perbuatan.
Sebagaimana hal itu adalah aqidah ahlus sunnah wal jamā'ah, sebagaimana diterangkan dalam hadīts yang lain. Yang hadīts itu menunjukkan bahwasanya:
الإيمان بضع وسبعون شعبة، أعلاها: قول: ( لا إله إلا الله ) وأدناها: إماطة الأذى عن الطريق، والحياء شعبة منه.
_"Imān itu terdiri dari 70 sekian cabang, cabang yang paling tinggi adalah ucapan ''Lā ilāha illallāh' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan rasa malu adalah cabang dari keimānan."_
Hadīts ini menunjukkan bahwasanya imān itu mencakup beberapa hal, di antaranya adalah amalan secara bathin (yaitu) rasa malu kemudian mencakup ucapan lisan (yaitu) ucapan 'Lā ilāha illallāh, serta mencakup amalan perbuatan (yaitu) yang disebutkan didalam hadīts ini adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Kemudian beliau (rahimahullāh) sampaikan:
فمن قام بها حق القيام، وكمل نفسه بالعلم النافع والعمل الصالح، وكمل غيره بالتواصي بالحق، والتواصي بالصبر: فهو المؤمن القوي
_Maka barangsiapa dia menyempurnakan keimānannya tersebut dan dia membekali dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shālih, kemudian dia juga berusaha untuk menyempurnakan orang lain dengan cara memberikan wasiat tentang kebenaran dan juga tentang kesabaran, maka orang yang seperti inilah mukmin yang kuat._
ومن لم يصل إلى هذه المرتبة: فهو المؤمن الضعيف.
_Akan tetapi barangsiapa yang tidak sampai kepada tingkatan yang seperti ini, ada beberapa hal yang dia lalaikan atau tidak dia tunaikan, maka itu adalah seorang mukmin yang lemah._
Maka dari hadits ini pula bisa kita ketahui bahwasanya imān itu bertambah dan berkurang. Bertambahnya dengan keta'atan dan berkurangnya dengan kemaksiatan.
Semua itu tergantung dari sedalam apa keilmuan dia dan pengenalan dia terhadap keimānan serta sejauh mana dia beramal. Maka di situlah keimānan dia bergantung dari hal-hal tersebut.
Kemudian di dalam hadīts ini juga setelah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan tentang mukmin yang kuat lebih dicintai Allāh daripada mukmin yang lemah. Beliau kemudian menyebutkan juga bahwasanya masing-masing tetap memiliki kebaikan, baik mukmin yang kuat maupun mukmin yang lemah.
Maka beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) bersabda:
وفي كل خير
_"Dan pada masing-masing nya memiliki kebaikan."_
Dari sini beliau sebutkan, bahwasanya ketika seorang ingin membandingkan antara dua orang atau dua hal, maka lebih baiknya dia juga menyebutkan dari sisi apa keutamaan tersebut.
Sehingga bila memang ada kesamaan kebaikan, kesamaan keutamaan tetap dia tidak menafi'kan keutamaan tersebut sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tetap menyebutkan bahwasanya masing-masing, baik itu mukmin yang lemah atau mukmin yang kuat, masing-masing tetap memiliki kadar kebaikan.
Sehingga orang yang dianggap kalah dalam perbandingan tidak tercela.
Kenapa?
Karena dia juga memiliki keutamaan lain.
Kemudian beliau sebutkan faedah berikutnya yang bisa diambil dari hadīts ini, bahwasanya orang-orang berimān mereka bertingkat-tingkat di dalam sisi kebaikan dan dari sisi kecintaaan Allāh kepada mereka.
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyebutkan di dalam surat Al Ahqaf.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
_"Dan masing-masing memiliki derajat berdasarkan apa yang mereka amalkan."_
(QS Al Ahqaf: 19)
Dan tingkatan itu terbagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan.
⑴ Assābiqūna ilā al khairat ( السابقون إلى الخيرات) Orang-orang yang mereka bersegera terhadap kebaikan.
Yaitu mereka yang menjalankan perkara-perkara yang wajib serta ditambah dengan perkara-perkara yang mustahab.
Dan mereka meninggalkan perkara-perkara yang haram dan disamping itu mereka meninggalkan hal-hal yang makruh serta perkara mubah yang lebih dari kadar yang mereka butuhkan.
Maka mereka menyempurnakan sifat mereka, mereka adalah pada tingkatan yang pertama.
⑵ Al Muqtashidun (المقتصدون) Mereka adalah orang-orang yang melakukan perkara yang wajib dan meninggalkan perkara yang haram.
Mereka tidak menambah selain dari melakukan perkara-perkara yang wajib dan meninggalkan perkara-perkara yang haram yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla larang.
⑶ Azh zhālimūna lianfusihim (الظالمون لأنفسهم). Orang-orang yang zhālim terhadap diri mereka.
Yaitu mereka yang mencampurkan amal shālih dengan amal yang buruk.
In syā Allāh kita lanjutkan lagi penjelasan tentang hadīts ini pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Kamis, 16 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 11
🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 4 Dzulhijjah 1439 H / 16 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 011 | Hadits 11
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H11bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H11
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 11*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-11 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-11 yaitu hadīts dari Mu'āwiyyah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia beliau mengatakan:
قال رسول االله صلى الله عليه و سلم: من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
_"Barangsiapa yang Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allāh akan jadikan ia fāqih (paham) tentang agamanya."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan bahwa hadīts ini merupakan hadīts yang berisi tentang keutamaan ilmu yang paling utama.
√ Ilmu merupakan tanda kebahagian seorang hamba.
√ Ilmu merupakan sebab Allāh menginginkan kebaikan pada hamba tersebut.
Kemudian beliau (rahimahullāh) sebutkan bahwa yang dimaksud dengan: يفقهه في الدين di dalam hadīts ini mencakup paham dalam semua urusan agama. Baik itu merupakan perkara keimānan atau 'aqidah, juga termasuk hukum-hukum syari'at, juga termasuk hal-hal yang merupakan ihsān.
Termasuk dalam konteks hadīts ini: "Orang yang belajar atau mempelajari perkara-perkara 'aqidah".
'Aqidah yang benar yang harus diyakini sebagai seorang muslim. Dan dia mengenal 'aqidah yang bathil yang harus dia jauhi yang menyelisihi Al Kitāb dan Sunnah.
Serta tercakup juga makna dalam hadīts ini adalah orang yang mempelajari ilmu fiqih, baik itu ushul fiqh maupun ilmu fiqih itu sendiri yang merupakan hukum-hukum amalan.
Serta termasuk juga di dalam hadīts ini adalah orang yang belajar tentang akhlaq-akhlaq yang diperintahkan oleh syari'at Islām yang dianjurkan oleh Allāh dan dicintai oleh Allāh, yang itu merupakan wujud (realisasi) dari keimānan.
Juga termasuk dalam makna hadīts ini adalah belajar ilmu-ilmu yang merupakan wasilah untuk memahami agama. Seperti mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu alat yang lain yang di situ bisa menjadikan dia paham tentang ilmu-ilmu agama yang lain.
Maka barangsiapa Allāh kehendaki pada dirinya suatu kebaikan, maka Allāh akan jadikan dia paham tentang hal-hal tersebut.
Dan Allāh akan memberikan taufīq kepada dia di dalam mempelajari ilmu-ilmu tersebut.
Dan sebaliknya, barangsiapa dia berpaling dari mempelajari ilmu-ilmu ini, maka itu tandanya Allāh tidak menginginkan kebaikan kepada dirinya, karena dia tidak menempuh sebab yang di situ merupakan jalan kebaikan dan sebab kebahagiaan dia di dunia dan di akhirat.
Demikian yang bisa kita kaji dalam pembahasan hadīts kali ini, in syā Allāh kita akan lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Kamis, 4 Dzulhijjah 1439 H / 16 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 011 | Hadits 11
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H11bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H11
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 11*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-11 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-11 yaitu hadīts dari Mu'āwiyyah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia beliau mengatakan:
قال رسول االله صلى الله عليه و سلم: من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
_"Barangsiapa yang Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allāh akan jadikan ia fāqih (paham) tentang agamanya."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan bahwa hadīts ini merupakan hadīts yang berisi tentang keutamaan ilmu yang paling utama.
√ Ilmu merupakan tanda kebahagian seorang hamba.
√ Ilmu merupakan sebab Allāh menginginkan kebaikan pada hamba tersebut.
Kemudian beliau (rahimahullāh) sebutkan bahwa yang dimaksud dengan: يفقهه في الدين di dalam hadīts ini mencakup paham dalam semua urusan agama. Baik itu merupakan perkara keimānan atau 'aqidah, juga termasuk hukum-hukum syari'at, juga termasuk hal-hal yang merupakan ihsān.
Termasuk dalam konteks hadīts ini: "Orang yang belajar atau mempelajari perkara-perkara 'aqidah".
'Aqidah yang benar yang harus diyakini sebagai seorang muslim. Dan dia mengenal 'aqidah yang bathil yang harus dia jauhi yang menyelisihi Al Kitāb dan Sunnah.
Serta tercakup juga makna dalam hadīts ini adalah orang yang mempelajari ilmu fiqih, baik itu ushul fiqh maupun ilmu fiqih itu sendiri yang merupakan hukum-hukum amalan.
Serta termasuk juga di dalam hadīts ini adalah orang yang belajar tentang akhlaq-akhlaq yang diperintahkan oleh syari'at Islām yang dianjurkan oleh Allāh dan dicintai oleh Allāh, yang itu merupakan wujud (realisasi) dari keimānan.
Juga termasuk dalam makna hadīts ini adalah belajar ilmu-ilmu yang merupakan wasilah untuk memahami agama. Seperti mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu alat yang lain yang di situ bisa menjadikan dia paham tentang ilmu-ilmu agama yang lain.
Maka barangsiapa Allāh kehendaki pada dirinya suatu kebaikan, maka Allāh akan jadikan dia paham tentang hal-hal tersebut.
Dan Allāh akan memberikan taufīq kepada dia di dalam mempelajari ilmu-ilmu tersebut.
Dan sebaliknya, barangsiapa dia berpaling dari mempelajari ilmu-ilmu ini, maka itu tandanya Allāh tidak menginginkan kebaikan kepada dirinya, karena dia tidak menempuh sebab yang di situ merupakan jalan kebaikan dan sebab kebahagiaan dia di dunia dan di akhirat.
Demikian yang bisa kita kaji dalam pembahasan hadīts kali ini, in syā Allāh kita akan lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Rabu, 15 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 10
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 3 Dzulhijjah 1439 H / 15 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto, Lc.
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 010 | Hadits 10
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H10bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H10
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 10*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-10 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-10 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhumu, dimana beliau mengatakan.
قال رسول الله رسول الله: من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا. ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا - رواه مسلم.
_Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:_
_"Barangsiapa mengajak kepada hidayah, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang-orang tersebut.”_
(Hadīts riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh menjelaskan, bahwa hadīts ini dan juga hadīts-hadīts yang semisal berisi tentang anjuran untuk berdakwah kepada kebaikan dan menunjukkan keutamaan seorang da'i, (yaitu) orang yang mengajak kepada kebaikan.
Serta hadīts ini juga berisi ancaman. Ancaman agar tidak mengajak orang kepada kesesatan karena besarnya dosa orang yang mengajak kepada kesesatan.
Kemudian beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hidayah adalah:
العلم النافع، والعمل الصالح
_"Ilmu yang bermanfaat dan juga amal yang shālih."_
Sehingga termasuk dalam makna hadīts ini adalah:
"Barangsiapa mengajarkan ilmu atau dia mengarahkan orang untuk mempelajari ilmu atau mendapatkan ilmu maka dia termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah."
Begitu pula orang yang dia mengajak kepada amal shālih, baik itu berkaitan dengan hak Allāh atau hak makhluk maka dia juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah.
Dan juga orang yang memberikan nasehat tentang nasehat dalam urusan agama atau nasehat dalam urusan dunia yang kembalinya kepada urusan agama maka itu juga termasuk orang yang mengajak kepada hidayah.
Dan beliau juga sebutkan, begitu pula orang yang dia menjadi panutan, diikut,i orang lain dalam hal keilmuan dia dan dalam hal amal shālih yang dia miliki, maka dia juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah. Karena orang lain mengikuti perbuatannya, seolah-olah dia mencontohkan dengan perbuatannya sendiri.
Dan juga setiap orang yang memfasilitasi orang lain dengan amal kebaikan atau suatu media yang bermanfaat secara umum maka ini juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah yang disebutkan di dalam kontek hadīts tersebut.
Begitu pula sebaliknya, setiap orang yang mengajak kesesatan berarti dia adalah da'i yang mengajak kepada kesesatan atau orang yang memfasilitasi terhadap perkara-perkara yang di situ menjerumuskan ke dalam kemungkaran atau kesesatan maka dia termasuk orang yang dikatakan sebagai penyeru kepada kesesatan.
Kemudian beliau sebutkan juga disini bahwa orang-orang yang mengajak kepada hidayah mereka itu adalah imāmnya orang-orang yang bertaqwa dan mereka adalah orang-orang mukmin pilihan.
Adapun orang yang mengajak kepada kesesatan maka mereka adalah imām-imām yang akan menjerumuskan ke dalam neraka.
Barangsiapa menolong orang lain di dalam Al Birru wa Taqwa (kebaikan dan ketaqwaan) berarti dia adalah penyeru kepada hidayah.
Dan barangsiapa dia menolong orang lain untuk melakukan dosa atau kemaksiatan, maka berarti dia adalah penyeru kepada kesesatan.
Demikian yang beliau sampaikan dalam penjelasan hadīts ini, in syā Allāh kita akan lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Rabu, 3 Dzulhijjah 1439 H / 15 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto, Lc.
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 010 | Hadits 10
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H10bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H10
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 10*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-10 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-10 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhumu, dimana beliau mengatakan.
قال رسول الله رسول الله: من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا. ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا - رواه مسلم.
_Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:_
_"Barangsiapa mengajak kepada hidayah, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa orang-orang tersebut.”_
(Hadīts riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh menjelaskan, bahwa hadīts ini dan juga hadīts-hadīts yang semisal berisi tentang anjuran untuk berdakwah kepada kebaikan dan menunjukkan keutamaan seorang da'i, (yaitu) orang yang mengajak kepada kebaikan.
Serta hadīts ini juga berisi ancaman. Ancaman agar tidak mengajak orang kepada kesesatan karena besarnya dosa orang yang mengajak kepada kesesatan.
Kemudian beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hidayah adalah:
العلم النافع، والعمل الصالح
_"Ilmu yang bermanfaat dan juga amal yang shālih."_
Sehingga termasuk dalam makna hadīts ini adalah:
"Barangsiapa mengajarkan ilmu atau dia mengarahkan orang untuk mempelajari ilmu atau mendapatkan ilmu maka dia termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah."
Begitu pula orang yang dia mengajak kepada amal shālih, baik itu berkaitan dengan hak Allāh atau hak makhluk maka dia juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah.
Dan juga orang yang memberikan nasehat tentang nasehat dalam urusan agama atau nasehat dalam urusan dunia yang kembalinya kepada urusan agama maka itu juga termasuk orang yang mengajak kepada hidayah.
Dan beliau juga sebutkan, begitu pula orang yang dia menjadi panutan, diikut,i orang lain dalam hal keilmuan dia dan dalam hal amal shālih yang dia miliki, maka dia juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah. Karena orang lain mengikuti perbuatannya, seolah-olah dia mencontohkan dengan perbuatannya sendiri.
Dan juga setiap orang yang memfasilitasi orang lain dengan amal kebaikan atau suatu media yang bermanfaat secara umum maka ini juga termasuk kategori orang yang mengajak kepada hidayah yang disebutkan di dalam kontek hadīts tersebut.
Begitu pula sebaliknya, setiap orang yang mengajak kesesatan berarti dia adalah da'i yang mengajak kepada kesesatan atau orang yang memfasilitasi terhadap perkara-perkara yang di situ menjerumuskan ke dalam kemungkaran atau kesesatan maka dia termasuk orang yang dikatakan sebagai penyeru kepada kesesatan.
Kemudian beliau sebutkan juga disini bahwa orang-orang yang mengajak kepada hidayah mereka itu adalah imāmnya orang-orang yang bertaqwa dan mereka adalah orang-orang mukmin pilihan.
Adapun orang yang mengajak kepada kesesatan maka mereka adalah imām-imām yang akan menjerumuskan ke dalam neraka.
Barangsiapa menolong orang lain di dalam Al Birru wa Taqwa (kebaikan dan ketaqwaan) berarti dia adalah penyeru kepada hidayah.
Dan barangsiapa dia menolong orang lain untuk melakukan dosa atau kemaksiatan, maka berarti dia adalah penyeru kepada kesesatan.
Demikian yang beliau sampaikan dalam penjelasan hadīts ini, in syā Allāh kita akan lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
_________________
Selasa, 14 Agustus 2018
KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH, BAGIAN 2
🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 2 Dzulhijjah 1439 H / 14 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah, bagian 2
⬇ Download Audio: bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah-2bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah-2
----------------------------------
*KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH, BAGIAN 2*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليك ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد
Para sahabat BIAS sekalian.
Apa amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah?
Diantara amalan yang bisa kita lakukan adalah:
⑴ Melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Melaksanakan ibadah haji dan umrah, bagi yang dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ
_"Umrah yang satu dengan umrah berikutnya adalah pelebur dosa (yang dikerjakan) diantara keduanya, dan haji yang mabrūr tiada balasan baginya selain Surga."_
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 1773 dan Muslim nomor 1349)
Oleh karena itu, apabila dimudahkan umrah dan haji adalah nikmat yang luar biasa, berada ditanah suci (berkumpul keutamaan tempat, waktu dan amalan).
⑵ Berpuasa
Berpuasa adalah amalan yang luar biasa, sebagaimana disebutkan di dalam hadīts qudsi.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
_"Semua amalan anak Ādām adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk Ku dan Aku yang langsung membalasnya."_
Disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla menisbahkan pahala puasa (ibadah puasa) adalah untuk Allāh.
√ Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak butuh amalan hamba-Nya,
√ Allāh tidak butuh kebaikan dari hamba-Nya.
Akan tetapi di sini dinisbatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, menunjukkan bahwa puasa memiliki kedudukan yang sangat agung (sangat luar biasa), sampai-sampai Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang akan membalasnya langsung.
⑶ Memperbanyak shalāt.
Shalāt adalah ibadah dan termasuk rukun Islām kedua, bahkan di akhir hayat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam Beliau mengatakan, "Shalāt, shalāt."
Dan orang yang melaksanakan shalāt wajib kemudian dia memperbanyak shalāt-shalāt sunnah maka dia akan menjadi wali Allāh.
Dan dalam sebuah hadīts qudsi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
ومَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
_"Dan senantiasa hamba Ku itu, dia mendekatkan diri kepada Ku, dengan ibadah-ibadah nawāfil (ibadah sunnah) sampai aku mencintainya."_
(Hadīts riwayat Imām Bukhāri)
Setelah melaksanakan ibadah yang wajib, shalāt tepat waktu, shalāt di masjid bagi laki-laki, kemudian dia memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, maka ini akan menyebabkan kecintaan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
⑷ Memperbanyak takbir, tahmid, tahlil dan dzikir.
Mengucapkan:
√ Allāhu Akbar
√ Alhamdulilāh
√ 'Lā ilāha illallāh
√ Dzikir-dzikir yang lainnya adalah termasuk amalan shālih yang diperintahkan.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadītsnya bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
_"Tidak ada hari-hari dimana amalan-amalan shālih yang dilakukan di dalamnya lebih agung di sisi Allāh dan lebih dicintai melainkan sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid."_
(Hadīts shahīh riwayat Imām Ahmad, dan di shahīhkan oleh Syaikh Al Albāniy rahimahullāh)
⑸ Memperbanyak sedekah.
Dan banyak sekali hadīts-hadīts tentang sedekah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
والصَّدقةُ بُرهَانٌ
_"Dan sedekah adalah bukti keimanan seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_
Dan di sana masih banyak amalan-amalan dan dalilnya yang kita tidak bisa sebutkan satu persatu.
Diantaranya;
√ Banyak membaca Al Qur'ān.
√ Belajar Al Qur'ān.
√ Mengajarkan Al Qur'ān.
√ Taklim.
√ Bermajelis dzikir.
√ Memperbanyak istighfār.
√ Birul walidain
√ Menyambung silaturahim dengan saudara dan kerabat.
√ Menyebarkan salam.
√ Memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan.
√ Amar ma'rūf nahi munkar
√ Menjaga lisan.
√ Menjaga kemaluan.
√ Berbuat baik kepada tetangga.
√ Dan lain sebagainya.
Dari ibadah-ibadah fisik hingga ibadah-ibadah bathin, ibadah yang tampak dan ibadah yang bathin.
Maka para sahabat BiAS.
Perbanyaklah ibadah-ibadah, terutama di sepuluh hari diawal bulan Dzulhiijjah ini. Ini adalah hari-hari yang utama dan hendaknya kita saling berlomba untuk kebaikan, terutama bagi anda sekalian yang berada di tanah suci. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena belum tentu akan kembali dua kali.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita kesempatan, berkumpulnya waktu yang utama (10 hari awal bulan Dzulhiijjah) tempat yang mulia (tanah harām) yang dimana amalan dilipat gandakan. Pahala shalāt 100.000 kali dan juga ibadah utama yaitu haji (dhuyufurrahmān).
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda.*
Selasa, 2 Dzulhijjah 1439 H / 14 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah, bagian 2
⬇ Download Audio: bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah-2bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah-2
----------------------------------
*KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH, BAGIAN 2*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليك ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد
Para sahabat BIAS sekalian.
Apa amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah?
Diantara amalan yang bisa kita lakukan adalah:
⑴ Melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Melaksanakan ibadah haji dan umrah, bagi yang dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ
_"Umrah yang satu dengan umrah berikutnya adalah pelebur dosa (yang dikerjakan) diantara keduanya, dan haji yang mabrūr tiada balasan baginya selain Surga."_
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 1773 dan Muslim nomor 1349)
Oleh karena itu, apabila dimudahkan umrah dan haji adalah nikmat yang luar biasa, berada ditanah suci (berkumpul keutamaan tempat, waktu dan amalan).
⑵ Berpuasa
Berpuasa adalah amalan yang luar biasa, sebagaimana disebutkan di dalam hadīts qudsi.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
_"Semua amalan anak Ādām adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk Ku dan Aku yang langsung membalasnya."_
Disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla menisbahkan pahala puasa (ibadah puasa) adalah untuk Allāh.
√ Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak butuh amalan hamba-Nya,
√ Allāh tidak butuh kebaikan dari hamba-Nya.
Akan tetapi di sini dinisbatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, menunjukkan bahwa puasa memiliki kedudukan yang sangat agung (sangat luar biasa), sampai-sampai Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang akan membalasnya langsung.
⑶ Memperbanyak shalāt.
Shalāt adalah ibadah dan termasuk rukun Islām kedua, bahkan di akhir hayat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam Beliau mengatakan, "Shalāt, shalāt."
Dan orang yang melaksanakan shalāt wajib kemudian dia memperbanyak shalāt-shalāt sunnah maka dia akan menjadi wali Allāh.
Dan dalam sebuah hadīts qudsi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
ومَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
_"Dan senantiasa hamba Ku itu, dia mendekatkan diri kepada Ku, dengan ibadah-ibadah nawāfil (ibadah sunnah) sampai aku mencintainya."_
(Hadīts riwayat Imām Bukhāri)
Setelah melaksanakan ibadah yang wajib, shalāt tepat waktu, shalāt di masjid bagi laki-laki, kemudian dia memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, maka ini akan menyebabkan kecintaan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
⑷ Memperbanyak takbir, tahmid, tahlil dan dzikir.
Mengucapkan:
√ Allāhu Akbar
√ Alhamdulilāh
√ 'Lā ilāha illallāh
√ Dzikir-dzikir yang lainnya adalah termasuk amalan shālih yang diperintahkan.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadītsnya bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
_"Tidak ada hari-hari dimana amalan-amalan shālih yang dilakukan di dalamnya lebih agung di sisi Allāh dan lebih dicintai melainkan sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid."_
(Hadīts shahīh riwayat Imām Ahmad, dan di shahīhkan oleh Syaikh Al Albāniy rahimahullāh)
⑸ Memperbanyak sedekah.
Dan banyak sekali hadīts-hadīts tentang sedekah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
والصَّدقةُ بُرهَانٌ
_"Dan sedekah adalah bukti keimanan seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_
Dan di sana masih banyak amalan-amalan dan dalilnya yang kita tidak bisa sebutkan satu persatu.
Diantaranya;
√ Banyak membaca Al Qur'ān.
√ Belajar Al Qur'ān.
√ Mengajarkan Al Qur'ān.
√ Taklim.
√ Bermajelis dzikir.
√ Memperbanyak istighfār.
√ Birul walidain
√ Menyambung silaturahim dengan saudara dan kerabat.
√ Menyebarkan salam.
√ Memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan.
√ Amar ma'rūf nahi munkar
√ Menjaga lisan.
√ Menjaga kemaluan.
√ Berbuat baik kepada tetangga.
√ Dan lain sebagainya.
Dari ibadah-ibadah fisik hingga ibadah-ibadah bathin, ibadah yang tampak dan ibadah yang bathin.
Maka para sahabat BiAS.
Perbanyaklah ibadah-ibadah, terutama di sepuluh hari diawal bulan Dzulhiijjah ini. Ini adalah hari-hari yang utama dan hendaknya kita saling berlomba untuk kebaikan, terutama bagi anda sekalian yang berada di tanah suci. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena belum tentu akan kembali dua kali.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita kesempatan, berkumpulnya waktu yang utama (10 hari awal bulan Dzulhiijjah) tempat yang mulia (tanah harām) yang dimana amalan dilipat gandakan. Pahala shalāt 100.000 kali dan juga ibadah utama yaitu haji (dhuyufurrahmān).
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda.*
KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 1 Dzulhijjah 1439 H / 13 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah
⬇ Download Audio: bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjahbit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah
----------------------------------
*KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH*
Bismillahirrahmanirrahim
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu 'alaa Rasulillah.
Para sahabat BIAS sekalian.
Di antara kenikmatan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita adalah kita bisa menemui hari-hari yang mulia, hari-hari yang utama. Hari-hari di mana pahala amalan amalan dilipat gandakan.
Di antaranya adalah kita menemui sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Di mana sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah ini adalah hari-hari yang utama sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya Beliau bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: “وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
_“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”_
_Para shahabat bertanya:_
_”Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?”_
_Nabi ٍshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:_
_“Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid).”_
Shahih, HR Al Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), At Tirmidzi (no. 757), Ibnu Majah (no. 1727) Ad Darimi (II/25), Ibnu Khuzaimah (no.2865), Ibnu Hibban (no.324, At Taliqatul Hisan), At Thahawy dalam Syarh Musykilil Atsar (no.2970), Ahmad (I/224, 239, 346), Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no.1125), Abu Dawud Ath Thayalisi dalam Musnad-nya (no.2753), Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf (no. 8121), Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (no. 19771), Al Baihaqi (IV/284), dan Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir (no. 12326-12328).
Para sahabat BIAS sekalian...
Oleh karena itu, ini adalah kesempatan yang mulia. Dan kita lihat bahwa sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah adalah yang utama, dimana:
1. Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas hari-hari tersebut.
Dan apabila Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas sesuatu / atas makhluk-Nya, menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah makhluk yang utama, yaitu hari-hari di awal bulan dzulhijjah.
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَالْفَجْرِ﴿١﴾وَلَيَالٍ عَشْرٍ
_Demi fajar, demi malam yang sepuluh._
[ QS Al Fajr/89:1-2]
"Dan demi malam yang sepuluh," di sini, disebutkan oleh para mufassirin dari kalangan salaf maupun khalaf, di antaranya oleh Imam Ibnu Katsir, bahwasanya itu adalah sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Dan ini yang shahih.
2. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga menyebutkan sepuluh hari tersebut adalah "ayyamun ma'lumat" yang berarti hari-hari tertentu yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla utamakan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla puji para jama'ah haji.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
...وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ...
_…dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan..._
[QS Al Hajj/22:28]
3. Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mempersaksikan dan menegaskan sebagai "ayyamul afdhal", hari-hari yang paling mulia yang kita lewati di dunia.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani:
" أفضـل أيـام الدنيـا أيـام العشـر "
_Hari-hari yang kita lalui yang paling afdhal adalah sepuluh (sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah)._
Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami 1/253 No 1133.
4. Bahwasanya di dalamnya ada hari yang terbaik, yaitu hari Arafah. Di mana hari tersebut adalah "afdhalu yaumin thala'at syamsyu", hari terbaik di mana matahari terbit.
Maksudnya, hari Arafah adalah hari terbaik. Dan juga di hari Arafah di mana semua orang yang berhaji mereka wukuf.
Dan juga berpuasa di dalamnya diberikan pahala berupa diampuninya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Dan keutamaan yang lain yang luar biasa.
Oleh karena itu, sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang terbaik.
Dan kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
اَلْحَجُّ عَرَفَةُ
_Haji itu wukuf di Arafah._
[ Shahih, HR At Tirmidzi (no. 889) dan lainnya ]
Wukuf adalah rukun di dalam haji.
5. Bahwasanya di dalamnya adalah hari nahr, hari penyembelihan, mempersembahkan kurban kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan ia adalah ibadah yang paling agung, sebagaimana disebutkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ . قَالَ عِيسَى قَالَ ثَوْرٌ وَهُوَ الْيَوْمُ الثَّانِى.
_“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah yaumun nahr (Hari penyembelihan), kemudian hari yang tinggal."_
_Isa (rawi hadits) berkata: Tsaur berkata: “Dia (hari yang tinggal) adalah hari yang kedua."_
[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1765) dan Ahmad dalam Al Musnad (4/350). Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al Albaniy -rahimahullah- dalam Takhrij Al Misykah (no. 2643)]
6. Bahwasanya di sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah di sana terkumpul "ummahatul 'ibadah", ibadah-ibadah yang agung, ibadah-ibadah yang pokok :
- ada haji
- ada umrah
- ada puasa
- ada dzikir
- ada ibadah fisik, berupa shalat
- ada ibadah batin
- ada sedekah
- ada berkurban
- dan lain sebagainya.
Para sahabat BIAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh karena itu, jangan kita lewatkan kesempatan ini, apalagi jika kita berasa di tanah suci Makkah Al Mukarramah, pahalanya luar biasa.
Berkumpul keutamaan waktu, dan berkumpul pula keutamaan tempat. Terlebih apalagi bagi yang menjalankan ibadah haji. Ini adalah "duyufurahman" (tamu--tamu Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Wa shalatu 'alaa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa alihi wa salim
Wa akhiru da'wana 'anil hamdulillahirabbil 'alamin.
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
_________________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Senin, 1 Dzulhijjah 1439 H / 13 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah
⬇ Download Audio: bit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjahbit.ly/Keutamaan-10-hari-Dzulhijjah
----------------------------------
*KEUTAMAAN 10 HARI BULAN DZULHIJJAH*
Bismillahirrahmanirrahim
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu 'alaa Rasulillah.
Para sahabat BIAS sekalian.
Di antara kenikmatan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita adalah kita bisa menemui hari-hari yang mulia, hari-hari yang utama. Hari-hari di mana pahala amalan amalan dilipat gandakan.
Di antaranya adalah kita menemui sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Di mana sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah ini adalah hari-hari yang utama sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya Beliau bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: “وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
_“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”_
_Para shahabat bertanya:_
_”Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?”_
_Nabi ٍshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:_
_“Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid).”_
Shahih, HR Al Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), At Tirmidzi (no. 757), Ibnu Majah (no. 1727) Ad Darimi (II/25), Ibnu Khuzaimah (no.2865), Ibnu Hibban (no.324, At Taliqatul Hisan), At Thahawy dalam Syarh Musykilil Atsar (no.2970), Ahmad (I/224, 239, 346), Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no.1125), Abu Dawud Ath Thayalisi dalam Musnad-nya (no.2753), Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf (no. 8121), Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (no. 19771), Al Baihaqi (IV/284), dan Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir (no. 12326-12328).
Para sahabat BIAS sekalian...
Oleh karena itu, ini adalah kesempatan yang mulia. Dan kita lihat bahwa sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah adalah yang utama, dimana:
1. Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas hari-hari tersebut.
Dan apabila Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas sesuatu / atas makhluk-Nya, menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah makhluk yang utama, yaitu hari-hari di awal bulan dzulhijjah.
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَالْفَجْرِ﴿١﴾وَلَيَالٍ عَشْرٍ
_Demi fajar, demi malam yang sepuluh._
[ QS Al Fajr/89:1-2]
"Dan demi malam yang sepuluh," di sini, disebutkan oleh para mufassirin dari kalangan salaf maupun khalaf, di antaranya oleh Imam Ibnu Katsir, bahwasanya itu adalah sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Dan ini yang shahih.
2. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga menyebutkan sepuluh hari tersebut adalah "ayyamun ma'lumat" yang berarti hari-hari tertentu yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla utamakan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla puji para jama'ah haji.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
...وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ...
_…dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan..._
[QS Al Hajj/22:28]
3. Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mempersaksikan dan menegaskan sebagai "ayyamul afdhal", hari-hari yang paling mulia yang kita lewati di dunia.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani:
" أفضـل أيـام الدنيـا أيـام العشـر "
_Hari-hari yang kita lalui yang paling afdhal adalah sepuluh (sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah)._
Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami 1/253 No 1133.
4. Bahwasanya di dalamnya ada hari yang terbaik, yaitu hari Arafah. Di mana hari tersebut adalah "afdhalu yaumin thala'at syamsyu", hari terbaik di mana matahari terbit.
Maksudnya, hari Arafah adalah hari terbaik. Dan juga di hari Arafah di mana semua orang yang berhaji mereka wukuf.
Dan juga berpuasa di dalamnya diberikan pahala berupa diampuninya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Dan keutamaan yang lain yang luar biasa.
Oleh karena itu, sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang terbaik.
Dan kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
اَلْحَجُّ عَرَفَةُ
_Haji itu wukuf di Arafah._
[ Shahih, HR At Tirmidzi (no. 889) dan lainnya ]
Wukuf adalah rukun di dalam haji.
5. Bahwasanya di dalamnya adalah hari nahr, hari penyembelihan, mempersembahkan kurban kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan ia adalah ibadah yang paling agung, sebagaimana disebutkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ . قَالَ عِيسَى قَالَ ثَوْرٌ وَهُوَ الْيَوْمُ الثَّانِى.
_“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah yaumun nahr (Hari penyembelihan), kemudian hari yang tinggal."_
_Isa (rawi hadits) berkata: Tsaur berkata: “Dia (hari yang tinggal) adalah hari yang kedua."_
[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1765) dan Ahmad dalam Al Musnad (4/350). Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al Albaniy -rahimahullah- dalam Takhrij Al Misykah (no. 2643)]
6. Bahwasanya di sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah di sana terkumpul "ummahatul 'ibadah", ibadah-ibadah yang agung, ibadah-ibadah yang pokok :
- ada haji
- ada umrah
- ada puasa
- ada dzikir
- ada ibadah fisik, berupa shalat
- ada ibadah batin
- ada sedekah
- ada berkurban
- dan lain sebagainya.
Para sahabat BIAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh karena itu, jangan kita lewatkan kesempatan ini, apalagi jika kita berasa di tanah suci Makkah Al Mukarramah, pahalanya luar biasa.
Berkumpul keutamaan waktu, dan berkumpul pula keutamaan tempat. Terlebih apalagi bagi yang menjalankan ibadah haji. Ini adalah "duyufurahman" (tamu--tamu Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Wa shalatu 'alaa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa alihi wa salim
Wa akhiru da'wana 'anil hamdulillahirabbil 'alamin.
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
_________________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Rabu, 08 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 9
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 26 Dzulqo'dah 1439 H / 8 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 009 | Hadits 09
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H009bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H009
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 9*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-9 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-9 yaitu hadīts dari Abdullāh bin 'Umar radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā, dia mengatakan.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : كل شيء بقدر،حتى العجز والكيس (رواه مسلم)
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Segala sesuatu itu ditetapkan dengan taqdir, sampai-sampai kemalasan dan kesungguh-sungguhan."_
(Hadīts shahīh riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan bahwa hadīts ini adalah hadīts yang agung yang berisi tentang salah satu pokok dari pokok-pokok keimānan yang keenam, (yaitu) imān terhadap taqdir yang baik dan buruk.
Beliau (rahimahullāh) menyebutkan bahwa keimānan terhadap taqdir tersebut adalah dengan mengakui dan meyakini bahwa ilmu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mencakup segala sesuatu, dimana Allāh mengetahui perbuatan para hamba-Nya. Dan Allāh mengetahui segala kondisi dan urusan yang mereka perbuat.
Di samping itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga telah menuliskan taqdir tersebut di dalam Lauh Mahfuzh.
Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan di dalam surat Al Hajj ayat 70.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
_"Tidakkah engkau tahu bahwa Allāh mengetahui apa yang di langit dan di bumi ? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitāb (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allāh."_
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla menetapkan terjadinya taqdir-taqdir tersebut di waktu-waktu yang telah Allāh tentukan, sesuai dengan hikmah dan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dimana hikmah dan nasehat tersebut mencakup segala perkara yang telah terjadi maupun yang sedang dan yang akan terjadi.
Dan mengimāni bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga menetapkan atau memberikan kepada para hamba qudrah dan iradah (kemampuan untuk beramal dan kehendak untuk melakukan atau memilih amalan yang akan dia amalkan), sehingga Allāh tidak memaksa mereka.
Karena Allāh telah menciptakan di dalam diri mereka adanya kehendak untuk beramal dan juga adanya kemampuan untuk mengamalkan, maka beliau (rahimahullāh) sebutkan di sini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah:
√ Menciptakan sebab (yaitu) kehendak dan kemampuan tersebut.
dan juga,
√ Menciptakan musababnya (yaitu) amalan hamba-Nya.
Sampai Allāh juga telah menetapkan taqdirnya dan Allāh juga memudahkan bagi setiap hamba apa yang itu merupakan taqdirnya.
Barangsiapa dia mengarahkan dirinya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh akan jadikan dia cinta kepada keimānan dan Allāh jadikan dia benci kepada kekufuran dan kefāsiqkan. Dan Allāh jadikan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah sehingga dia mendapatkan nikmat Allāh dalam segala hal.
Barangsiapa mengarahkan dirinya kepada selain Allāh, dia berpaling kepada syaithān, maka Allāh tidak akan membukakan jalannya kepada jalan Allāh. Bahkan Allāh akan memalingkan kemana dia ingin berpaling. Dan Allāh menelantarkan dia dan menyerahkan dirinya kepada jiwanya itu sendiri, sehingga dia akan tersesat dan dia tidak memiliki hujjah lagi di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menciptakan berbagai sebab yang bisa diambil oleh seorang hamba untuk mencari jalan hidayah. Akan tetapi karena dia memilih kesesatan dibandingkan dengan hidayah yang telah Allāh bukakan, maka dia nanti tidak akan mencela kecuali dirinya sendiri.
Kemudian beliau juga menyebutkan, bahwa di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan, bahwa taqdir yang Allāh tetapkan mencakup segala kondisi dan keadaan seorang hamba. Bahkan sampai-sampai rasa malas yang ada pada dirinya dan juga rasa semangat untuk melakukan amalan yang ada dalam dirinya merupakan taqdir yang telah Allāh tentukan.
Dan dua sifat ini merupakan dua hal yang menjadi titik tolak amalan seorang hamba.
Dua sifat itu adalah:
⑴ Malas
⇒ Malas merupakan sebab dia akan merugi
⑵ Semangat dan bersungguh-sungguh
⇒ Semangat dan bersungguh-sungguh adalah sebab yang akan mengantarkan dia kepada ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Beliau sebutkan, ahlus sa'adah atau orang-orang yang berbahagia adalah orang-orang yang Allāh bukakan jalan bagi mereka untuk menuju jalan kebahagiaan yang itu juga didasari atas kesungguhan mereka dan juga taufīq dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang Allāh anugerahkan kepada mereka.
Maka dari sini kita ketahui bahwasanya mengimāni taqdir bukan berarti menjadikan seorang hamba itu malas untuk beramal dan hanya bergantung kepada taqdir, tidak!
Akan tetapi mengharuskan hamba tersebut berusaha, berupaya untuk mencari jalan hidayah, supaya Allāh mudahkan jalannya menuju ke jalan taqdir yang Allāh tetapkan untuk dirinya.
Sebagaimana beliau juga menyampaikan di sini sebuah hadīts lain yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الأماني
_"Orang yang bersunguh-sungguh, orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematiannya. Adapun orang yang malas maka dia adalah orang yang menjadikan dirinya tunduk kepada hawa nafsu dan dia berangan-angan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja."_
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*>(
Rabu, 26 Dzulqo'dah 1439 H / 8 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 009 | Hadits 09
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H009bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H009
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 9*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-9 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-9 yaitu hadīts dari Abdullāh bin 'Umar radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā, dia mengatakan.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : كل شيء بقدر،حتى العجز والكيس (رواه مسلم)
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Segala sesuatu itu ditetapkan dengan taqdir, sampai-sampai kemalasan dan kesungguh-sungguhan."_
(Hadīts shahīh riwayat Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan bahwa hadīts ini adalah hadīts yang agung yang berisi tentang salah satu pokok dari pokok-pokok keimānan yang keenam, (yaitu) imān terhadap taqdir yang baik dan buruk.
Beliau (rahimahullāh) menyebutkan bahwa keimānan terhadap taqdir tersebut adalah dengan mengakui dan meyakini bahwa ilmu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mencakup segala sesuatu, dimana Allāh mengetahui perbuatan para hamba-Nya. Dan Allāh mengetahui segala kondisi dan urusan yang mereka perbuat.
Di samping itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga telah menuliskan taqdir tersebut di dalam Lauh Mahfuzh.
Sebagaimana yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan di dalam surat Al Hajj ayat 70.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
_"Tidakkah engkau tahu bahwa Allāh mengetahui apa yang di langit dan di bumi ? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitāb (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allāh."_
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla menetapkan terjadinya taqdir-taqdir tersebut di waktu-waktu yang telah Allāh tentukan, sesuai dengan hikmah dan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dimana hikmah dan nasehat tersebut mencakup segala perkara yang telah terjadi maupun yang sedang dan yang akan terjadi.
Dan mengimāni bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga menetapkan atau memberikan kepada para hamba qudrah dan iradah (kemampuan untuk beramal dan kehendak untuk melakukan atau memilih amalan yang akan dia amalkan), sehingga Allāh tidak memaksa mereka.
Karena Allāh telah menciptakan di dalam diri mereka adanya kehendak untuk beramal dan juga adanya kemampuan untuk mengamalkan, maka beliau (rahimahullāh) sebutkan di sini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah:
√ Menciptakan sebab (yaitu) kehendak dan kemampuan tersebut.
dan juga,
√ Menciptakan musababnya (yaitu) amalan hamba-Nya.
Sampai Allāh juga telah menetapkan taqdirnya dan Allāh juga memudahkan bagi setiap hamba apa yang itu merupakan taqdirnya.
Barangsiapa dia mengarahkan dirinya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh akan jadikan dia cinta kepada keimānan dan Allāh jadikan dia benci kepada kekufuran dan kefāsiqkan. Dan Allāh jadikan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah sehingga dia mendapatkan nikmat Allāh dalam segala hal.
Barangsiapa mengarahkan dirinya kepada selain Allāh, dia berpaling kepada syaithān, maka Allāh tidak akan membukakan jalannya kepada jalan Allāh. Bahkan Allāh akan memalingkan kemana dia ingin berpaling. Dan Allāh menelantarkan dia dan menyerahkan dirinya kepada jiwanya itu sendiri, sehingga dia akan tersesat dan dia tidak memiliki hujjah lagi di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menciptakan berbagai sebab yang bisa diambil oleh seorang hamba untuk mencari jalan hidayah. Akan tetapi karena dia memilih kesesatan dibandingkan dengan hidayah yang telah Allāh bukakan, maka dia nanti tidak akan mencela kecuali dirinya sendiri.
Kemudian beliau juga menyebutkan, bahwa di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan, bahwa taqdir yang Allāh tetapkan mencakup segala kondisi dan keadaan seorang hamba. Bahkan sampai-sampai rasa malas yang ada pada dirinya dan juga rasa semangat untuk melakukan amalan yang ada dalam dirinya merupakan taqdir yang telah Allāh tentukan.
Dan dua sifat ini merupakan dua hal yang menjadi titik tolak amalan seorang hamba.
Dua sifat itu adalah:
⑴ Malas
⇒ Malas merupakan sebab dia akan merugi
⑵ Semangat dan bersungguh-sungguh
⇒ Semangat dan bersungguh-sungguh adalah sebab yang akan mengantarkan dia kepada ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Beliau sebutkan, ahlus sa'adah atau orang-orang yang berbahagia adalah orang-orang yang Allāh bukakan jalan bagi mereka untuk menuju jalan kebahagiaan yang itu juga didasari atas kesungguhan mereka dan juga taufīq dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang Allāh anugerahkan kepada mereka.
Maka dari sini kita ketahui bahwasanya mengimāni taqdir bukan berarti menjadikan seorang hamba itu malas untuk beramal dan hanya bergantung kepada taqdir, tidak!
Akan tetapi mengharuskan hamba tersebut berusaha, berupaya untuk mencari jalan hidayah, supaya Allāh mudahkan jalannya menuju ke jalan taqdir yang Allāh tetapkan untuk dirinya.
Sebagaimana beliau juga menyampaikan di sini sebuah hadīts lain yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا ثُمَّ تَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الأماني
_"Orang yang bersunguh-sungguh, orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematiannya. Adapun orang yang malas maka dia adalah orang yang menjadikan dirinya tunduk kepada hawa nafsu dan dia berangan-angan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja."_
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*>(
Selasa, 07 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 8
🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 25 Dzulqo'dah 1439 H / 7 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 008| Hadits 08
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 8*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-8 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhbār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-8 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia mengatakan:
قال رسول الله: يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول: من خلق االله ؟ فإذا بلغه فليستعذ باالله، ولينته
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Syaithān datang kepada salah seorang di antara kalian kemudian dia mengatakan:_
_Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?_
_Sampai-sampai nanti akan ada ucapan:_
_Siapa yang menciptakan Allāh?_
_Maka apabila dia sampai pada pemikiran demikian, hendaknya dia berlindung kepada Allāh dari syaithān dan hendaknya dia berhenti memikirkan hal tersebut."_
Dalam riwayat yang lain:
فليقل: آمنت باالله ورسله
_Hendaknya dia mengatakan:_
_"Aku berimān kepada Allāh dan kepada para rasūl-Nya."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Dalam satu riwayat yang lain, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقولوا: من خلق االله ؟
_"Manusia senantiasa bertanya-tanya hingga akhirnya dia sampai pada tahapan pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allāh?"_
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī menjelaskan tentang hadīts ini, bahwa hadīts ini memberikan kepada kita faedah bahwasanya syaithān akan senantiasa melemparkan syubhat ke dalam diri manusia.
Ada kalanya dengan cara bisikan-bisikan syaithān atau ada kalanya melalui ucapan-ucapan yang didengar melalui lidah-lidah para syaithān dari kalangan manusia dan orang-orang malāhidah (orang-orang yang mengingkari agama).
Yang demikian itu adalah sesuatu yang terjadi, baik itu melalui bisikan syaithān atau melalui ucapan-ucapan yang terlontar dari orang-orang yang mereka memusuhi agama (yaitu) para syaithān-syaithān dari kalangan manusia.
Karena syaithān akan senantiasa berusaha untuk memasukan syubhat ini ke dalam diri manusia sehingga akhirkan dia bertanya-tanya akan sesuatu yang berujung kepada pertanyaan dia tentang, "Siapa yang menciptakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Maka di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan solusi, apabila hal tersebut dirasakan oleh seseorang.
Solusi yang diberikan adalah melalui 3 (tiga) hal, yaitu:
⑴ Dia berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
Mengapa demikian?
Beliau (rahimahullāh) sebutkan disini, karena akal manusia itu terbatas, ada batasan dimana dia bisa sampai ke situ dan tidak bisa berpikir lagi sesuatu yang di belakang hal tersebut.
Sehingga akalnya tidak mungkin sampai untuk berpikir kesana (terbatas), oleh karena itu dia tidak akan mungkin bisa mengetahui dan dia tidak boleh bertanya tentang sesuatu yang di luar batas akalnya.
فإن المخلوقات لها ابتداء ولها انتهاء
_"Karena makhluk itu memiliki awal mula dan memiliki masa akhir."_
Kemudian solusi berikutnya yang beliau sebutkan yang disampaikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah:
⑵ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithān tersebut.
Karena itu merupakan solusi yang paling ampuh untuk mengusir bisikan syaithān dan menolak bisikan-bisikan yang senantiasa dibisikan atau dimasukan kedalam hati manusia.
Cara berikutnya, adalah:
⑶ Dengan dia nyatakan keimānan.
Beliau ucapkan:
آمنت باالله ورسله
_"Aku berimān kepada Allāh dan rasūl-Nya."_
Dia imani kabar-kabar yang Allāh kabarkan dan juga yang di informasikan oleh rasūl-rasūl tentang perkara-perkara yang ghāib.
Dan para rasūl telah mengabarkan bahwasanya Allāh adalah Al Awwal (الأول), Yang Paling Pertama.
الذي ليس قبله شيء, وأنه تعالى المتفرد بالوحدانية،
_"Yang tidak ada sesuatu pun sebelumnya dan Allāh Maha Esa."_
Sehingga tidak ada yang menciptakan Allāh, tidak ada sesuatupun yang ada sebelum Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tiga hal ini merupakan solusi yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila seseorang merasakan di dalam dirinya keraguan karena bisikan syaithān sehingga sampai pada tahapan dia ragu tentang kebenaran Allāh dan rasūl-Nya.
Bahkan bisa jadi dia ragu tentang ke-Esa-an Allāh di dalam perkara yang merupakan hak-hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Selasa, 25 Dzulqo'dah 1439 H / 7 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 008| Hadits 08
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H008
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 8*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-8 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhbār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Halaqah kita kali ini membahas hadīts ke-8 yaitu hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, dia mengatakan:
قال رسول الله: يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا ؟ من خلق كذا ؟ حتى يقول: من خلق االله ؟ فإذا بلغه فليستعذ باالله، ولينته
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Syaithān datang kepada salah seorang di antara kalian kemudian dia mengatakan:_
_Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?_
_Sampai-sampai nanti akan ada ucapan:_
_Siapa yang menciptakan Allāh?_
_Maka apabila dia sampai pada pemikiran demikian, hendaknya dia berlindung kepada Allāh dari syaithān dan hendaknya dia berhenti memikirkan hal tersebut."_
Dalam riwayat yang lain:
فليقل: آمنت باالله ورسله
_Hendaknya dia mengatakan:_
_"Aku berimān kepada Allāh dan kepada para rasūl-Nya."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Dalam satu riwayat yang lain, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقولوا: من خلق االله ؟
_"Manusia senantiasa bertanya-tanya hingga akhirnya dia sampai pada tahapan pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allāh?"_
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī menjelaskan tentang hadīts ini, bahwa hadīts ini memberikan kepada kita faedah bahwasanya syaithān akan senantiasa melemparkan syubhat ke dalam diri manusia.
Ada kalanya dengan cara bisikan-bisikan syaithān atau ada kalanya melalui ucapan-ucapan yang didengar melalui lidah-lidah para syaithān dari kalangan manusia dan orang-orang malāhidah (orang-orang yang mengingkari agama).
Yang demikian itu adalah sesuatu yang terjadi, baik itu melalui bisikan syaithān atau melalui ucapan-ucapan yang terlontar dari orang-orang yang mereka memusuhi agama (yaitu) para syaithān-syaithān dari kalangan manusia.
Karena syaithān akan senantiasa berusaha untuk memasukan syubhat ini ke dalam diri manusia sehingga akhirkan dia bertanya-tanya akan sesuatu yang berujung kepada pertanyaan dia tentang, "Siapa yang menciptakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Maka di dalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan solusi, apabila hal tersebut dirasakan oleh seseorang.
Solusi yang diberikan adalah melalui 3 (tiga) hal, yaitu:
⑴ Dia berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
Mengapa demikian?
Beliau (rahimahullāh) sebutkan disini, karena akal manusia itu terbatas, ada batasan dimana dia bisa sampai ke situ dan tidak bisa berpikir lagi sesuatu yang di belakang hal tersebut.
Sehingga akalnya tidak mungkin sampai untuk berpikir kesana (terbatas), oleh karena itu dia tidak akan mungkin bisa mengetahui dan dia tidak boleh bertanya tentang sesuatu yang di luar batas akalnya.
فإن المخلوقات لها ابتداء ولها انتهاء
_"Karena makhluk itu memiliki awal mula dan memiliki masa akhir."_
Kemudian solusi berikutnya yang beliau sebutkan yang disampaikan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah:
⑵ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithān tersebut.
Karena itu merupakan solusi yang paling ampuh untuk mengusir bisikan syaithān dan menolak bisikan-bisikan yang senantiasa dibisikan atau dimasukan kedalam hati manusia.
Cara berikutnya, adalah:
⑶ Dengan dia nyatakan keimānan.
Beliau ucapkan:
آمنت باالله ورسله
_"Aku berimān kepada Allāh dan rasūl-Nya."_
Dia imani kabar-kabar yang Allāh kabarkan dan juga yang di informasikan oleh rasūl-rasūl tentang perkara-perkara yang ghāib.
Dan para rasūl telah mengabarkan bahwasanya Allāh adalah Al Awwal (الأول), Yang Paling Pertama.
الذي ليس قبله شيء, وأنه تعالى المتفرد بالوحدانية،
_"Yang tidak ada sesuatu pun sebelumnya dan Allāh Maha Esa."_
Sehingga tidak ada yang menciptakan Allāh, tidak ada sesuatupun yang ada sebelum Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tiga hal ini merupakan solusi yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila seseorang merasakan di dalam dirinya keraguan karena bisikan syaithān sehingga sampai pada tahapan dia ragu tentang kebenaran Allāh dan rasūl-Nya.
Bahkan bisa jadi dia ragu tentang ke-Esa-an Allāh di dalam perkara yang merupakan hak-hak Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Senin, 06 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 7*
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 24 Dzulqo'dah 1439 H / 6 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 007| Hadits 07
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H007bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H007
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 7*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد
وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-7 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Pada halaqah ini kita akan membahas hadīts ke-7 yaitu hadīts dari 'Abdullāh bin 'Amr radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā, dia mengatakan:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: أربع من كن فيه كان منافقا خالصا، ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها: إذا اؤتمن خان، وإذا حدث كذب، وإذا عاهد غدر، وإذا خاصم فجر
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Ada 4 (empat) hal yang apabila ada pada diri seseorang maka dia termasuk orang munāfiq yang murni. Dan barangsiapa ada pada dirinya salah satu dari 4 (empat) hal ini maka berarti ada pada dirinya salah satu karakter kemunāfiqkan, sampai dia meninggalkan hal tersebut._
_Yaitu:_
_⑴ Apabila dia diberikan amanah maka dia berkhianat (إذا اؤتمن خان)_
_⑵ Apabila dia mengabarkan sesuatu (ketika berbicara) dia berdusta (إذا حدث كذب)_
_⑶ Apabila dia membuat sebuah perjanjian maka dia mengingkarinya (إذا عاهد غدر)_
_⑷ Apabila dia bermusuhan, maka dia akan berbuat fajir (إذا خاصم فجر)_
(Muttafaqun 'alaiyh, Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan:
النفاق أساس الشر. وهو أن يظهر الخير، ويبطن الشر.
_"Kemunāfiqkan adalah asas dari kejelekan. Yang dimaksud dengan kemunāfiqkan adalah seorang dia menampakkan kebaikan dan dia menyembunyikan kejelekan (kejahatan).”_
Maka beliau membagi kemunāfiqkan disini menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
⑴ Nifāq akbar 'itiqādiy (النفاق الأكبر الاعتقادي)
Kemunāfiqkan besar yang berkaitan dengan keyakinan (yaitu) seorang yang dia menampakkan keislāman akan tetapi dalam hatinya dia menyembunyikan kekufuran.
Nifāq yang seperti ini mengeluarkan pelakunya dari Islām dan menjadikan dia kekal didalam neraka yang paling bawah.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mensifatkan orang munāfiq yang seperti ini dengan sifat-sifat yang jelek.
Diantaranya adalah :
√ Mereka kufur,
√ Mereka tidak berimān,
√ Mereka meremehkan agama (mempermainkan agama),
√ Mereka memperolok-olok orang yang dia menjalankan agama Islām,
√ Mereka lebih cenderung membela kepada musuh-musuh Islām. Karena mereka sama dalam membenci agama Islām.
Beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh) katakan disini, orang munāfiq seperti ini ada pada setiap zaman, terlebih di zaman kita sekarang ini yang dimana di sini lebih dominan kecintaan terhadap: المادية (perkara materi) , الإلحاد (penyimpangan dalam agama) serta والإباحية (kebebasan), orang menginginkan semua hal tersebut.
⑵ Nifāq 'Amaliy (النفاق العملي)
Nifāq 'Amaliy adalah amalan-amalan yang itu merupakan karakter dari seorang munāfiq.
Nifāq yang kedua ini beliau katakan tidak mengeluarkan pelakunya dari Islām akan tetapi kemunāfiqkan jenis ini merupakan koridor untuk masuk kepada kekufuran.
Maka barangsiapa terkumpul di dalam dirinya 4 (empat) hal yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadīts tersebut maka berarti telah terkumpul pada dirinya berbagai kejahatan yang itu merupakan sifat-sifat orang munāfiq secara murni.
Karena sifat orang munāfiq itu bertentangan dengan sifatnya orang mukmin, dimana sifat seorang mukmin, adalah:
⑴ Jujur (الصدق)
⑵ Mereka menunaikan amanah (القيام بالأمانات)
⑶ Mereka memenuhi janji (الوفاء بالعهود)
⑷ Bersifat wara' dari mengambil hak orang lain ( الورع عن حقوق الخلق)
Adapun sifat orang munāfiq maka kebalikan dari hal-hal tersebut, sebagaimana disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadīts tadi.
Maka beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī) sebutkan disini, menjelaskan 4 (empat) sifat tersebut.
⒈ Apabila dia berbicara dia berdusta.
Berdusta disini baik berbicara tentang Allāh atau tentang rasūl atau tentang perkara-perkara yang lain, maka kebiasaan dia adalah berdusta.
Maka orang yang memiliki sifat ini, berarti dia telah memiliki karakter sifat orang munāfiq, sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengancam hal tersebut.
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
_"Berhati-hatilah kalian terhadap kedustaan, karena kedustaan akan membawa kepada kefajiran dan perbuatan fajir akan menyeret seseorang kedalam neraka. Dan tidaklah seorang itu senantiasa berdusta dan berusaha terus berdusta melainkan akan Allāh tulis disisinya sebagai seorang pendusta."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
2. Dia berkhianat.
Barangsiapa dia diserahkan amanah yang berupa harta orang lain atau hak-hak orang lain atau diamanahi untuk menyimpan rahasia, kemudian dia berkhianat terhadap amanah tersebut, maka berarti dia telah memiliki karakter yang lain dari karakternya orang munāfiq.
⒊ Dia tidak memiliki kewara'an dari mengambil harta orang lain dan mengambil hak mereka sehingga apabila dia bermusuhan dengan orang, maka dia akan berbuat fajir (berbuat kezhāliman), tidak peduli mengambil harta orang lain atau menyakiti orang lain. (Ini juga karakter orang munāfiq).
4. Apabila dia berjanji maka dia akan mudah untuk mengingkarinya.
4 (empat) hal ini, apabila ada pada diri seseorang, maka hampir-hampir pada dirinya itu tidak ada keimānan yang cukup untuk menyelamatkan dia.
Karena 4 (empat) hal tersebut, bertentangan dengan sifatnya seorang mukmin.
Kemudian beliau sebutkan di sini:
Perlu diketahui juga bahwasanya, di antara prinsip ahlus sunnah wal jamā'ah adalah bahwa seorang yang terkumpul didalam dirinya perilaku keburukan dan perilaku kebaikan maka selama perilaku keburukan tersebut tidak sampai mengeluarkan dia dari keimānan, maka dia tetap berhak untuk mendapatkan ganjaran kebaikan sesuai dengan amalan kebaikan yang dia lakukan dan dia juga terancam dengan ganjaran keburukan sesuai dengan keburukan yang dia lakukan.
Tidak serta merta dia langsung dinyatakan keluar dari Islām sebagaimana itu merupakan keyakinan orang-orang khawarij.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Senin, 24 Dzulqo'dah 1439 H / 6 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 007| Hadits 07
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H007bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H007
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 7*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد
وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-7 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Pada halaqah ini kita akan membahas hadīts ke-7 yaitu hadīts dari 'Abdullāh bin 'Amr radhiyallāhu Ta'āla 'anhumā, dia mengatakan:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: أربع من كن فيه كان منافقا خالصا، ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من النفاق حتى يدعها: إذا اؤتمن خان، وإذا حدث كذب، وإذا عاهد غدر، وإذا خاصم فجر
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:_
_"Ada 4 (empat) hal yang apabila ada pada diri seseorang maka dia termasuk orang munāfiq yang murni. Dan barangsiapa ada pada dirinya salah satu dari 4 (empat) hal ini maka berarti ada pada dirinya salah satu karakter kemunāfiqkan, sampai dia meninggalkan hal tersebut._
_Yaitu:_
_⑴ Apabila dia diberikan amanah maka dia berkhianat (إذا اؤتمن خان)_
_⑵ Apabila dia mengabarkan sesuatu (ketika berbicara) dia berdusta (إذا حدث كذب)_
_⑶ Apabila dia membuat sebuah perjanjian maka dia mengingkarinya (إذا عاهد غدر)_
_⑷ Apabila dia bermusuhan, maka dia akan berbuat fajir (إذا خاصم فجر)_
(Muttafaqun 'alaiyh, Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh mengatakan:
النفاق أساس الشر. وهو أن يظهر الخير، ويبطن الشر.
_"Kemunāfiqkan adalah asas dari kejelekan. Yang dimaksud dengan kemunāfiqkan adalah seorang dia menampakkan kebaikan dan dia menyembunyikan kejelekan (kejahatan).”_
Maka beliau membagi kemunāfiqkan disini menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
⑴ Nifāq akbar 'itiqādiy (النفاق الأكبر الاعتقادي)
Kemunāfiqkan besar yang berkaitan dengan keyakinan (yaitu) seorang yang dia menampakkan keislāman akan tetapi dalam hatinya dia menyembunyikan kekufuran.
Nifāq yang seperti ini mengeluarkan pelakunya dari Islām dan menjadikan dia kekal didalam neraka yang paling bawah.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mensifatkan orang munāfiq yang seperti ini dengan sifat-sifat yang jelek.
Diantaranya adalah :
√ Mereka kufur,
√ Mereka tidak berimān,
√ Mereka meremehkan agama (mempermainkan agama),
√ Mereka memperolok-olok orang yang dia menjalankan agama Islām,
√ Mereka lebih cenderung membela kepada musuh-musuh Islām. Karena mereka sama dalam membenci agama Islām.
Beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī rahimahullāh) katakan disini, orang munāfiq seperti ini ada pada setiap zaman, terlebih di zaman kita sekarang ini yang dimana di sini lebih dominan kecintaan terhadap: المادية (perkara materi) , الإلحاد (penyimpangan dalam agama) serta والإباحية (kebebasan), orang menginginkan semua hal tersebut.
⑵ Nifāq 'Amaliy (النفاق العملي)
Nifāq 'Amaliy adalah amalan-amalan yang itu merupakan karakter dari seorang munāfiq.
Nifāq yang kedua ini beliau katakan tidak mengeluarkan pelakunya dari Islām akan tetapi kemunāfiqkan jenis ini merupakan koridor untuk masuk kepada kekufuran.
Maka barangsiapa terkumpul di dalam dirinya 4 (empat) hal yang disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadīts tersebut maka berarti telah terkumpul pada dirinya berbagai kejahatan yang itu merupakan sifat-sifat orang munāfiq secara murni.
Karena sifat orang munāfiq itu bertentangan dengan sifatnya orang mukmin, dimana sifat seorang mukmin, adalah:
⑴ Jujur (الصدق)
⑵ Mereka menunaikan amanah (القيام بالأمانات)
⑶ Mereka memenuhi janji (الوفاء بالعهود)
⑷ Bersifat wara' dari mengambil hak orang lain ( الورع عن حقوق الخلق)
Adapun sifat orang munāfiq maka kebalikan dari hal-hal tersebut, sebagaimana disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadīts tadi.
Maka beliau (Syaikh Abdurrahmān As Sa'dī) sebutkan disini, menjelaskan 4 (empat) sifat tersebut.
⒈ Apabila dia berbicara dia berdusta.
Berdusta disini baik berbicara tentang Allāh atau tentang rasūl atau tentang perkara-perkara yang lain, maka kebiasaan dia adalah berdusta.
Maka orang yang memiliki sifat ini, berarti dia telah memiliki karakter sifat orang munāfiq, sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengancam hal tersebut.
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
_"Berhati-hatilah kalian terhadap kedustaan, karena kedustaan akan membawa kepada kefajiran dan perbuatan fajir akan menyeret seseorang kedalam neraka. Dan tidaklah seorang itu senantiasa berdusta dan berusaha terus berdusta melainkan akan Allāh tulis disisinya sebagai seorang pendusta."_
(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)
2. Dia berkhianat.
Barangsiapa dia diserahkan amanah yang berupa harta orang lain atau hak-hak orang lain atau diamanahi untuk menyimpan rahasia, kemudian dia berkhianat terhadap amanah tersebut, maka berarti dia telah memiliki karakter yang lain dari karakternya orang munāfiq.
⒊ Dia tidak memiliki kewara'an dari mengambil harta orang lain dan mengambil hak mereka sehingga apabila dia bermusuhan dengan orang, maka dia akan berbuat fajir (berbuat kezhāliman), tidak peduli mengambil harta orang lain atau menyakiti orang lain. (Ini juga karakter orang munāfiq).
4. Apabila dia berjanji maka dia akan mudah untuk mengingkarinya.
4 (empat) hal ini, apabila ada pada diri seseorang, maka hampir-hampir pada dirinya itu tidak ada keimānan yang cukup untuk menyelamatkan dia.
Karena 4 (empat) hal tersebut, bertentangan dengan sifatnya seorang mukmin.
Kemudian beliau sebutkan di sini:
Perlu diketahui juga bahwasanya, di antara prinsip ahlus sunnah wal jamā'ah adalah bahwa seorang yang terkumpul didalam dirinya perilaku keburukan dan perilaku kebaikan maka selama perilaku keburukan tersebut tidak sampai mengeluarkan dia dari keimānan, maka dia tetap berhak untuk mendapatkan ganjaran kebaikan sesuai dengan amalan kebaikan yang dia lakukan dan dia juga terancam dengan ganjaran keburukan sesuai dengan keburukan yang dia lakukan.
Tidak serta merta dia langsung dinyatakan keluar dari Islām sebagaimana itu merupakan keyakinan orang-orang khawarij.
Demikian yang bisa kita kaji pada halaqah kita kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Jumat, 03 Agustus 2018
Terapi Ringan
💗 *Terapi Ringan Ini bisa menyelamatkan Anda _(dengan Izin Allah SWT)_ dari dampak asam lambung* 🍃
⚠ Cairan lambung atau yang biasa dikenal dengan asam lambung berguna dalam proses pencernaan kita.
*Manfaat dari cairan lambung ini meliputi fungsi penyerapan nutrisi seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B12 hingga untuk membunuh bakteri yang tertelan bersama makanan.*
🧡 Cairan lambung tersebut terdiri dari _campuran air, asam klorida, pepsin, faktor intrinsik, lendir, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, fosfat, sulfat, dan bikarbonat), dan zat organik (lendir, pepsins, dan protein)_.
🤢 Cairan ini sangat asam dan dapat berisiko mengikis dinding lambung karena *terdapat kandungan asam klorida.*
❌ *Jika berlebihan dan didiamkan begitu saja, bahaya asam lambung bisa mengintai kesehatan tubuh.*
⭕ Berikut beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena asam lambung yang tinggi bisa
diantaranya:
💔heartburn (Nyeri ulu hati),
💔 GERD (Penyakit asam lambung),
💔 gigi rusak,
💔 gangguan pernafasan,
💔 hingga kanker kerongkongan.
_Beberapa artikel terkait yang kredibel juga bisa anda baca di halodokter[dot]com, aladokter[dot]com, dll_
🧐 *Bagaimana cara mengobati asam lambung yang tinggi secara alami?*
_Berikut tips sehat dengan madu untuk mengatasinya_
1⃣ Ambil satu siung bawang putih (tumbuk halus)
2⃣ Seduhkan dengan segelas susu murni *(jangan krimer)* yang sudah diberi madu sebanyak 1 sendok
🥛 _Minum ramuan ini 1 kali setiap hari, selama 5 hari (bisa dikonsumsi pagi siang atau malam)_
*Dengan izin Allah akan ada kesembuhan pada diri anda.*
______________________________
*Sekilas info:*
Mengingat banyak anggota grup yg masuk ke beberapa grup, mhn maaf kami terpaksa mengeluarkan dan membiarkan di salah satu grup kami, karena konten setiap grup sama, sesuai misi kami yaitu mengenalkan dahsyatnya terapi dengan madu
Untuk nomor luar, tidak kami perkenankan berada dalam grup kami, karena ada laporan dr anggota yg lain terjadi penyebaran sejenis pornografi, fitnah, dll.
*Dan grup ini tidak untuk jualan atau promosi kosmetik kecantikan, 100% alami dengan madu*
✅ *adapun madu asli yg kami sediakan adalah untuk membantu mengoptimalkan terapi yang anda lakukan*
*karena terapi akan terlihat hasilnya jika madu yang di pakai Benar benar asli* 👍
⚠ Cairan lambung atau yang biasa dikenal dengan asam lambung berguna dalam proses pencernaan kita.
*Manfaat dari cairan lambung ini meliputi fungsi penyerapan nutrisi seperti zat besi, kalsium, dan vitamin B12 hingga untuk membunuh bakteri yang tertelan bersama makanan.*
🧡 Cairan lambung tersebut terdiri dari _campuran air, asam klorida, pepsin, faktor intrinsik, lendir, elektrolit (natrium, kalium, kalsium, fosfat, sulfat, dan bikarbonat), dan zat organik (lendir, pepsins, dan protein)_.
🤢 Cairan ini sangat asam dan dapat berisiko mengikis dinding lambung karena *terdapat kandungan asam klorida.*
❌ *Jika berlebihan dan didiamkan begitu saja, bahaya asam lambung bisa mengintai kesehatan tubuh.*
⭕ Berikut beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena asam lambung yang tinggi bisa
diantaranya:
💔heartburn (Nyeri ulu hati),
💔 GERD (Penyakit asam lambung),
💔 gigi rusak,
💔 gangguan pernafasan,
💔 hingga kanker kerongkongan.
_Beberapa artikel terkait yang kredibel juga bisa anda baca di halodokter[dot]com, aladokter[dot]com, dll_
🧐 *Bagaimana cara mengobati asam lambung yang tinggi secara alami?*
_Berikut tips sehat dengan madu untuk mengatasinya_
1⃣ Ambil satu siung bawang putih (tumbuk halus)
2⃣ Seduhkan dengan segelas susu murni *(jangan krimer)* yang sudah diberi madu sebanyak 1 sendok
🥛 _Minum ramuan ini 1 kali setiap hari, selama 5 hari (bisa dikonsumsi pagi siang atau malam)_
*Dengan izin Allah akan ada kesembuhan pada diri anda.*
______________________________
*Sekilas info:*
Mengingat banyak anggota grup yg masuk ke beberapa grup, mhn maaf kami terpaksa mengeluarkan dan membiarkan di salah satu grup kami, karena konten setiap grup sama, sesuai misi kami yaitu mengenalkan dahsyatnya terapi dengan madu
Untuk nomor luar, tidak kami perkenankan berada dalam grup kami, karena ada laporan dr anggota yg lain terjadi penyebaran sejenis pornografi, fitnah, dll.
*Dan grup ini tidak untuk jualan atau promosi kosmetik kecantikan, 100% alami dengan madu*
✅ *adapun madu asli yg kami sediakan adalah untuk membantu mengoptimalkan terapi yang anda lakukan*
*karena terapi akan terlihat hasilnya jika madu yang di pakai Benar benar asli* 👍
Rabu, 01 Agustus 2018
KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 6
▪ *MUROJA'AH MATERI PERSIAPAN KUIS EVALUASI PEKANAN 5*▪
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 19 Dzulqo'dah 1439 H / 1 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 006| Hadits 06
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H006bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H006
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 6*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-6 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Pada pertemuan kita kali ini, kita akan membahas hadīts ke-6, yaitu hadīts dari Abdullāh bin 'Amr radhiyallāhu ta'āla 'anhumā.
Beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
" الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ "
_"Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat dari kejahatan lisan dan tangannya dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara-perkara yang Allāh larang."_
(Hadīts riwayat Imām Bukhāri dan Muslim)
Imām At Tirmidzī dan An Nassā'i menambahkan dalam riwayat yang lain:
والمؤمن من أمنه الناس على دمائهم وأموالهم
_"Seorang mukmin adalah orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka dari kejahatan dirinya."_
Imām Baihaqī menambahkan:
والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله
_"Dan seorang mujāhid adalah orang yang melawan dirinya di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_
Hadīts ini menjelaskan tentang kesempurnaan Islām, imān, hijrah dan jihād, sebagaimana penulis di sini menjelaskan bahwa Islām yang hakiki adalah:
الاستسلام الله، وتكميل عبوديته والقيام بحقوقه،
_"Menyerahkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Serta menyempurnakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Serta menunaikan hak-hak Allāh dan juga hak-haknya (kaum muslimin)."_
Sehingga tidak sempurna Islām sampai dia mencintai kaum muslimin sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
Dan itu tidak akan bisa terealisasi kecuali apabila kaum muslimin merasa selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.
Oleh karena itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan hakikat seorang muslim yang haqiqi (sempurna) adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat atau mendapatkan keselamatan dari kejahatan tangan dan lisannya.
Kemudian beliau menjelaskan tentang seorang mukmin yaitu orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka dari dirinya.
Beliau katakan yang demikian itu karena imān itu apabila telah melekat dan memenuhi hati seseorang maka keimānan tersebut akan menjadikan orang tersebut menunaikan hak-hak keimānan, yaitu menjaga amanah juga jujur dalam bermuamalah serta memiliki sifat wara' (kehati-hatian), merasa waspada kalau-kalau dia menzhālimi orang lain.
Maka orang yang memiliki sifat seperti ini, maka manusia akan merasa aman dari dirinya.
Adapun tentang hijrah maka beliau sebutkan bahwasanya hijrah yang disebutkan di dalam hadīts ini adalah hijrah yang wajib bagi setiap muslim.
Yang maknanya adalah:
هجرة الذنوب والمعاصي
_"Meninggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan."_
Maka yang seperti ini adalah hukumnya wajib, bagi setiap orang di dalam keadaan apapun. Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengharamkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.
Kemudian tentang mujāhid maka beliau sampaikan di sini bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menafsirkan bahwa seorang mujāhid adalah orang yang melawan hawa nafsunya di dalam melakukan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Yang demikian itu karena jiwa ini cenderung kepada sifat malas untuk mengerjakan kebaikan serta senantiasa mengajak kepada perkara yang buruk dan sangat cepat terpengaruh apabila dia ditimpa satu musibah. Maka yang demikian ini butuh kepada kesabaran dan butuh kepada jihād agar dia senantiasa berada di atas ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka ini adalah jihad yang wajib bagi setiap muslim.
Yaitu:
مجاهدة نفسه عن معاصي الله
_"Dia melawan hawa nafsunya agar tidak bermaksiat kepada Allāh serta melawan hawa nafsunya agar dia sabar di dalam menjalankan keta'atan serta sabar di dalam menghadapi musibah."_
Maka beliau menjelaskan:
فهذا الحديث من قام بما دل عليه فقد قام بالدين كله: من سلم المسلمون من لسانه ويده، وأمنه الناس على دمائهم وأموالهم، وهجر ما نهى الله عنه، وجاهد نفسه على طاعة الله
_Barangsiapa dia merealisasikan hal-hal yang yang disebutkan dalam hadīts ini, maka dia sungguh telah menjalankan agama secara keseluruhan, yaitu:_
_⑴ Dia menjadikan kaum muslimin mendapatkan keselamatan dari kejahatan tangannya dan lisannya._
_⑵ Serta dia menjadikan manusia merasa aman atas darah dan juga harta mereka._
_⑶ Kemudian dia berhijrah dari perkara-perkara yang telah Allāh larang._
_⑷ Dia melawan hawa nafsunya agar senantiasa berada di atas keta'atan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla._
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan kembali pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 19 Dzulqo'dah 1439 H / 1 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 006| Hadits 06
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H006bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H006
〰〰〰〰〰〰〰
*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 6*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله ربّ العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين، اما بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.
Ini adalah halaqah kita yang ke-6 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhyār) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.
Pada pertemuan kita kali ini, kita akan membahas hadīts ke-6, yaitu hadīts dari Abdullāh bin 'Amr radhiyallāhu ta'āla 'anhumā.
Beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
" الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ "
_"Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat dari kejahatan lisan dan tangannya dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara-perkara yang Allāh larang."_
(Hadīts riwayat Imām Bukhāri dan Muslim)
Imām At Tirmidzī dan An Nassā'i menambahkan dalam riwayat yang lain:
والمؤمن من أمنه الناس على دمائهم وأموالهم
_"Seorang mukmin adalah orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka dari kejahatan dirinya."_
Imām Baihaqī menambahkan:
والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله
_"Dan seorang mujāhid adalah orang yang melawan dirinya di dalam mengerjakan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_
Hadīts ini menjelaskan tentang kesempurnaan Islām, imān, hijrah dan jihād, sebagaimana penulis di sini menjelaskan bahwa Islām yang hakiki adalah:
الاستسلام الله، وتكميل عبوديته والقيام بحقوقه،
_"Menyerahkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Serta menyempurnakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Serta menunaikan hak-hak Allāh dan juga hak-haknya (kaum muslimin)."_
Sehingga tidak sempurna Islām sampai dia mencintai kaum muslimin sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
Dan itu tidak akan bisa terealisasi kecuali apabila kaum muslimin merasa selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.
Oleh karena itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan hakikat seorang muslim yang haqiqi (sempurna) adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat atau mendapatkan keselamatan dari kejahatan tangan dan lisannya.
Kemudian beliau menjelaskan tentang seorang mukmin yaitu orang yang manusia merasa aman atas darah dan harta mereka dari dirinya.
Beliau katakan yang demikian itu karena imān itu apabila telah melekat dan memenuhi hati seseorang maka keimānan tersebut akan menjadikan orang tersebut menunaikan hak-hak keimānan, yaitu menjaga amanah juga jujur dalam bermuamalah serta memiliki sifat wara' (kehati-hatian), merasa waspada kalau-kalau dia menzhālimi orang lain.
Maka orang yang memiliki sifat seperti ini, maka manusia akan merasa aman dari dirinya.
Adapun tentang hijrah maka beliau sebutkan bahwasanya hijrah yang disebutkan di dalam hadīts ini adalah hijrah yang wajib bagi setiap muslim.
Yang maknanya adalah:
هجرة الذنوب والمعاصي
_"Meninggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan."_
Maka yang seperti ini adalah hukumnya wajib, bagi setiap orang di dalam keadaan apapun. Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengharamkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.
Kemudian tentang mujāhid maka beliau sampaikan di sini bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menafsirkan bahwa seorang mujāhid adalah orang yang melawan hawa nafsunya di dalam melakukan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Yang demikian itu karena jiwa ini cenderung kepada sifat malas untuk mengerjakan kebaikan serta senantiasa mengajak kepada perkara yang buruk dan sangat cepat terpengaruh apabila dia ditimpa satu musibah. Maka yang demikian ini butuh kepada kesabaran dan butuh kepada jihād agar dia senantiasa berada di atas ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka ini adalah jihad yang wajib bagi setiap muslim.
Yaitu:
مجاهدة نفسه عن معاصي الله
_"Dia melawan hawa nafsunya agar tidak bermaksiat kepada Allāh serta melawan hawa nafsunya agar dia sabar di dalam menjalankan keta'atan serta sabar di dalam menghadapi musibah."_
Maka beliau menjelaskan:
فهذا الحديث من قام بما دل عليه فقد قام بالدين كله: من سلم المسلمون من لسانه ويده، وأمنه الناس على دمائهم وأموالهم، وهجر ما نهى الله عنه، وجاهد نفسه على طاعة الله
_Barangsiapa dia merealisasikan hal-hal yang yang disebutkan dalam hadīts ini, maka dia sungguh telah menjalankan agama secara keseluruhan, yaitu:_
_⑴ Dia menjadikan kaum muslimin mendapatkan keselamatan dari kejahatan tangannya dan lisannya._
_⑵ Serta dia menjadikan manusia merasa aman atas darah dan juga harta mereka._
_⑶ Kemudian dia berhijrah dari perkara-perkara yang telah Allāh larang._
_⑷ Dia melawan hawa nafsunya agar senantiasa berada di atas keta'atan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla._
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, in syā Allāh kita lanjutkan kembali pada halaqah berikutnya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت نستغفرك وأتوب إليك
_________________
🏦 *Donasi Dakwah BIAS* dapat disalurkan melalui :
🎗 *Bank Mandiri Syariah*
🥇 *Kode Bank : 451*
💳 *No. Rek : 710-3000-507*
🏬 *A.N : YPWA Bimbingan Islam*
📲 Pendaftaran Donatur Tetap & Konfirmasi Transfer *Hanya via WhatsApp* ke ; *0878-8145-8000*
SWIFT CODE : BSMDIDJA (Luar Negeri)
▪ *Format Donasi : DONASIDAKWAHBIAS#Nama#Nominal#Tanggal*
📝 *Cantumkan Kode 700 di akhir nominal transfer anda..*
Langganan:
Postingan (Atom)
Kajian
IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH
🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fī...
hits
-
🌍 BimbinganIslam.com 📆 Senin, 26 Syawwal 1442 H/07 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah Fīl ...
-
🌍 BimbinganIslam.com 📆 Selasa, 08 Ramadhān 1442 H/ 20 April 2021 M 👤 Ustadz Arief Budiman, Lc 📗 Kitāb Shifatu Shaum Nabi ﷺ Fī Ramadhān ...
-
🌍 BimbinganIslam.com 📆 Selasa, 22 Ramadhān 1442 H/ 04 Mei 2021 M 👤 Ustadz Riki Kaptamto, Lc 📗 Kitāb Ahkāmul ‘Idaini Fis Sunnatil Muthah...