Minggu, 24 Mei 2020

PENUTUP BULAN RAMADHĀN

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 30 Ramadhan 1441 H / 23 Mei 2020 M
👤 Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty, B.A.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-30
🔊 Penutup Bulan Ramadhan
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-30
〰〰〰〰〰〰〰

*PENUTUP BULAN RAMADHĀN*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh dimana pun anda berada.

Tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadhān. Perlu ada satu hal yang harus kita perhatikan.

⑴ Ramadhān kali ini adalah masa-masa yang menurut sebagian orang menganggap Ramadhān yang tidak biasa.

Tetapi sebagian manusia mengatakan kalau kita melakukan shalāt tarawih di rumah akan terasa berat, amal ibadah pun tidak semangat karena tidak bisa berkumpul dengan jama'ah yang lain.

Maka kita perlu instropeksi diri.

Kita beribadah untuk siapa?

Kita beribadah karena apa?

Kalau kita beribadah untuk Allāh.

Kita beribadah karena Allāh.

Ada manusia maupun tidak ada manusia selayaknya kita tetap semangat untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

⑵ Beribadah di masa-masa sulit di masa-masa kesendirian, di masa-masa kita mengisolasi diri adalah beribadah yang (in syā Allāh) nilai ibadahnya jauh lebih tinggi.

Ulama kita mengatakan:

من أعلى درجة الإيمان إسباغ الْوُضُوءِ في شدة برودة

_"Termasuk derajat keimanan yang tertinggi adalah menyempurnakan wudhu tatkala musim dingin yang sangat menyayat.”_

Di saat-saat sulit, kita tetap istiqāmah beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka itu di antara derajat keimanan yang tertinggi di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena saat ini kita sudah berada di penghujung Ramadhān, maka kita tidak boleh tertipu dengan situasi atau kondisi yang ada.

Biasanya di akhir Ramadhān kita sudah mulai berpikir untuk berhari raya dengan kerabat, sahabat, tetangga dan seterusnya. Sehingga malam-malam terakhir bulan Ramadhān yang justru menjadi peluang besar kita mendapatkan banyak kebaikan terlewatkan begitu saja. Karena kita mengutamakan untuk berbicara, ngobrol kesana kesini, tukar pikiran atau  membicarakan rencana besok yang akan kita lakukan di hari raya.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

 إنما الأعمال بالخواتيم

_"Sesungguhnya amal itu diukur dari penutupannya.”_

Maka kita berharap Ramadhān tahun ini penutupannya menjadi penutup yang wangi,

خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ

_"Penutupnya adalah wewangi, oleh karena itu hendaknya orang-orang beriman (mereka) saling berlomba untuk melakukan kebaikan."_

(QS Al-Mutaffifin: 26)

Di malam-malam terakhir Ramadhān ini, kita tetap membaca Al-Qur'ān, kita tetap melalukan shalāt tarawih, kita tetap membaca dzikir pagi petang, dan kita tetap beribadah melakukan amalan-amalan sunnah agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan Ramadhān kita lebih berarti dan bermakna.

Dan kelak kita akan mendapatkan manfaatnya, pada hari di mana harta, anak-anak tidak lagi berguna kecuali orang yang datang kepada Allāh dengan membawa amal shālih, membawa bacaan Al-Qur'ān, membawa shalāt malam, membawa dzikir dan membawa amal shālih yang lainnya.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb

________

Jumat, 22 Mei 2020

ZAKAT FITHRI

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 28 Ramadhan 1441 H / 21 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-28
🔊 Zakat Fithri
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-28
〰〰〰〰〰〰〰

*ZAKAT FITHRI*

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامه،أما بعد

Sahabat BiAS rahīmani wa rahīmakumullāh.

Tidak terasa Ramadhān akan segera berakhir. Karena Ramadhān akan segera berakhir maka kita telah menuju ibadah lain di antaranya adalah zakat fithri

Dalam permasalah zakat fithri ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

• Poin Pertama | Hukum Zakat Fithri

Hukum zakat fithri adalah wajib, karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mewajibkannya.

Ibnu Umar radhiyallāhu 'anhumā pernah mengatakan:

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

_"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan zakat fithri 1 sha' dari kurma atau 1 sha' dari gandum kepada orang merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan, anak kecil maupun orang yang sudah dewasa dari kalangan kaum muslimin.”_

⇒  Hukum Zakat Fithri adalah wajib.

Kapan seorang dikatakan wajib membayar zakat fithri?

Ketika dia memiliki bahan makanan yang lebih dari satu hari untuk hari rayanya. Malam dan siang hari di hari raya tersebut dia sudah memiliki bahan makanan dan memiliki kelebihan maka dia wajib membayar zakat fithri.

Tidak masalah seandainya nantinya dia diberi zakat fithri, tetapi kewajiban dia harus digugurkan terlebih dahulu dengan membayar zakat tersebut.

• Poin Kedua | Hikmah Dari Zakat Fithri

Di antara hikmahnya adalah:

⑴ Memberikan makanan kepada kaum muslimin yang faqir dan miskin, karena pada hari raya kita dianjurkan untuk berbahagia, kita dilarang untuk berpuasa. Maka sudah sepantasnya mereka juga memiliki bahan makanan.

⑵ Menambal kekurangan orang yang berpuasa, mungkin ketika berpuasa dia mengatakan perkataan yang kotor atau melakukan suatu kekurangan dalam puasanya, maka kekurangan ini bisa ditambal dengan zakat fithri.

Ibnu Abbas radhiyallāhu 'anhumā pernah mengatakan:

فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين

_"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk membersihkan orang yang berpuasa dari hal-hal yang sia-sia dan perkataan kotor dan sebagai bahan makanan untuk kaum miskin.”_

(Hadīts riwayat Abū Dāwūd)

• Poin Ketiga | Dengan Apa Membayar Zakat Fithri

Dengan apa kita membayar zakat fithri?

⇒  Dengan bahan makanan pokok (apapun jenis bahan makanan pokok) baik itu gandum, beras, kurma, sagu atau yang lainnya.

• Poin Keempat | Berapa Jumlah Zakat Fithri

Berapa jumlahnya?

⇒ Jumlahnya para ulama berselisih ada yang mengatakan 2.5 Kg, ada yang mengatakan kurang dari itu ada juga yang mengatakan lebih dari itu.

Apabila seorang telah membayar 2.5 Kg bahan makanan pokok (in syā Allāh) sudah dikatakan sah karena Syaikh Utsaimin pun memberikan takaran yang lebih rendah dari 2.5 Kg.
 
• Poin Kelima | Kapan Seorang Terkena Kewajiban Zakat Fithri.

Kapan seorang terkena kewajiban zakat fithri?

⇒ Ketika matahari tenggelam di malam hari raya Iedul Fithri.

Dengan artian apabila ada seorang yang meninggal sebelum matahari tenggelam di malam hari raya Iedul Fithri, maka dia tidak terkena kewajiban zakat walau pun berpuasa satu bulan penuh dia tidak perlu membayar zakatnya.

Begitu juga anak yang baru lahir, ketika dia baru dilahirkan setelah matahari tenggelam maka dia tidak wajib membayar zakat. Adapun jika ingin dibayarkan pun diperbolehkan.

• Poin Keenam | Kapan Zakat Fithri Diserahkan Kepada Faqir Miskin

Kapan zakat fithri diserahkan kepada faqir miskin ?

⇒ Ada waktu yang boleh, ada waktu yang afdhal dan ada waktu yang terlarang.

⑴ Waktu boleh adalah satu atau dua hari sebelum hari raya iedul fithri.

⑵ Waktu afdhal adalah ketika seorang hendak berangkat menuju shalāt ied. Jika tidak ada shalāt ied maka pada pagi hari kira-kira pada waktu dhuha sebelum dilaksanakan shalāt ied.

⑶ Waktu terlarang adalah ketika seorang sudah selesai melakukan shalāt ied, jika orang-orang sudah selesai mengerjakan shalāt ied kemudian dia baru membayarkan zakat fithri maka ini waktu terlarang, dalam artian zakat fitrahnya tidak sah (zakat itu dianggap sebagai sedekah biasa bukan sebagai zakat fithri).

• Poin Ketujuh | Dimana Kita Mengeluarkan Zakat Fithri

Dimana kita mengeluarkan zakat fithri?

⇒ Dimana kita berada saat itu.

Misalkan kita di Jogya maka zakat itu kita keluarkan di Jogya.

Misalnya kita di Klaten maka kita keluarkan zakat itu di Klaten.

Misalkan kita di Jakarta maka kita keluarkan zakat itu di Jakarta.

Begitu seterusnya, jadi tempat afdhal untuk mengeluarkan  zakat fithri adalah dimana saat itu kita tinggal.

Bolehkah zakat fithri diserahkan di luar daerah?
(misalkan di daerah kita tidak ada faqir miskin)

⇒ Tetap diperbolehkan, namun yang afdhal kita keluarkan dimana kita berada saat itu.

• Poin Kedelapan | Siapa Yang Berhak Menerima Zakat Fithri

Siapa yang berhak menerima zakat fithri?

⇒ Faqir dan miskin saja.

Berbeda dengan zakat maal, untuk zakat maal ada 8 golongan yang berhak untuk menerima zakat maal, tetapu dalam zakat fitri yang berhak menerima hanya dua golongan saja yaitu faqir atau miskin.

Kita boleh memberikan zakat keluarga kita kepada satu orang faqir miskin, boleh juga memberikan satu zakat seseorang (2.5 Kg atau 3 Kg, misalkan) lalu kita bagikan kepada 3 orang miskin maka ini diperbolehkan.

Jadi yang berhak menerima Zakat Fithri adalah faqir dan miskin, boleh digabungkan maupun dibagi-bagi (tidak untuk satu keluarga faqir atau miskin).

Semoga pembahasan tentang zakat fithri ini bermanfaat.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb

وصلى الله على نبينا محمد
____________________

Rabu, 20 Mei 2020

JENIS KEDUA DARI SEBAB MASUK NERAKA

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 27 Ramadhan 1441 H / 20 Mei 2020 M
👤 Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty, B.A.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-27
🔊 Jenis Kedua dari Sebab Masuk Neraka
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-27
〰〰〰〰〰〰〰

*JENIS KEDUA DARI SEBAB MASUK NERAKA*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh dimana pun anda berada.

Pada pertemuan kali ini, kita masih melanjutkan sebab-sebab seseorang dimasukan ke dalam Neraka.

Sebab seseorang dimasukan ke dalam Neraka,  diantara nya :

⑴ Meninggalkan shalāt

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman. Tatkala Allāh Subhānahu wa Ta'āla menceritakan (mengisahkan) dialog yang terjadi antara ahli Surga dan ahli Neraka.

Orang-orang (penduduk) Surga bertanya kepada penghuni Neraka.

مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ

_"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"_

(QS Al Muddatsir: 42)

قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ

_Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melakukan shalāt."_

(QS. Al Muddatsir: 43)

⇒ Meninggalkan shalāt adalah salah satu penyebab terbesar seseorang dimasukan ke dalam Neraka (na'ūdzubillāh  min dzālik).

Maka dari itu kami menghimbau diri kami sendiri dan juga seluruh kaum muslimin agar senantiasa menegakkan shalāt dan menasehatkan kepada keluarganya untuk melakukan shalāt.

Jangankan kita, para nabi khawatir dan mereka senantiasa meminta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar dijadikan orang-orang yang menegakkan shalāt.

Demikian pula anak keturunan mereka, diantara do'a yang Allāh sebutkan dari do'a nabi-nabi terdahulu adalah do'a:

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

_"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalāt, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku."_

(QS. Ibrāhīm: 40)

Dan sebagian ulama sampai mengatakan bahwa orang yang tidak shalāt adalah kufur.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

 إِنَّ الْعَهْدَ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

_"Sesungguhnya perjanjian antara kami dengan orang kafir terletak pada shalāt. Barangsiapa meninggalkan shalāt maka ia telah kafir."_

Meskipun tetap kita sampaikan bahwasanya orang yang tidak shalāt hukumnya diperselisihkan para ulama. Sebagian mengatakan kafir secara mutlak, sebagian mengatakan dia masih muslim selama dia masih meyakini kewajiban shalāt.

Tetapi mereka sepakat meninggalkan shalāt adalah dosa besar yang lebih besar daripada dosa-dosa besar yang biasa kita dapati di tengah masyarakat kita.

⑵ Tidak Memberi Makan Orang Miskin

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman :

 وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ ٱلْمِسْكِينَ

_"Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin."_

(QS. Al Muddatsir: 44)

Sebab kedua yang menyebabkan masuk Neraka adalah tidak pernah memberi makan orang miskin , orang yatim terutama di masa wabah seperti ini. Kesulitan ekonomi terjadi dimana-mana, kaum muslimin kehilangan pekerjaan.

Jika kita memiliki harta berlebih berilah makanan kepada faqir miskin, karena kalau tidak kita menjadi orang yang bakhil (tidak membayar zakat) maka kita akan menjadi penghuni Neraka Saqar (na'ūdzubillāhi min dzālik).

⑶ Berbicara Untuk Tujuan Bathil

وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلۡخَآئِضِينَ

_"Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang bathil, bersama orang-orang yang membicarakannya,"_

(QS. Al Muddatsir: 45)

Dan kami berbicara dengan kebathilan bersama  dengan para pengusung kebathilan. Orang-orang yang menyuarakan kebathilan kemungkaran, meledek, mencaci maki dan menghina agama, mereka adalah para penghuni Neraka (na'ūdzubillāhi min dzālik).

Maka dari itu hendaknya kita semaksimal mungkin, semampu mungkin menghindari perbuatan-perbuatan keji dan jahat agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa melindungi kita, melindungi anak keturunan kita dari siksa Neraka yang menyala.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb

____________________

Selasa, 19 Mei 2020

PENYEBAB MASUK NERAKA

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 26 Ramadhan 1441 H / 19 Mei 2020 M
👤 Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty, B.A.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-26
🔊 Penyebab Masuk Neraka
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-26
〰〰〰〰〰〰〰
*PENYEBAB MASUK NERAKA*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh dimana pun anda berada.

Pada kesempatan kali ini kita akan membacakan beberapa dalīl tentang penyebab utama seseorang masuk ke dalam neraka Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Di dalam salah satu ayat, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡـٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ

_"Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allāh. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka."_

(QS Āli Imrān: 10)

⇒ Dan tempat kembali mereka Neraka yang menyala (na'ūdzu billāhi min dzālik).

Ayat ini menjelaskan kepada kita semua sebab utama manusia dimasukan ke dalam neraka Allāh Subhānahu wa Ta'āla karena kekufuran dan kemusyrikan mereka.

Perilaku kufur dan syirik penyebab yang utama (pertama) manusia dimasukkan ke dalam neraka Jahannam (na'ūdzu billāhi min dzālik).

Hendaknya di penghujung bulan Ramadhān ini, kita senantiasa instropeksi diri, senantiasa mempelajari agama Allāh, terutama yang berkaitan dengan masalah tauhīd dan syirik.

Jangan sampai ibadah kita di bulan Ramadhān yang telah kita perjuangkan sejak awal hari kehadirannya (Ramadhān) sampai detik ini menjadi sia-sia, karena ternyata kita masih melakukan perbuatan syirik.

Karena di dalam dada-dada kita masih tersimpan noda-noda kesyirikan dan kekufuran. Karena itu adalah dosa yang paling besar dan menjadi penyebab seseorang masuk ke dalam neraka Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Di dalam ayat lain Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ

_"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Allāh mengharamkan surga baginya, dan mereka akan kembali ke neraka dan tidak memiliki penolong satu pun juga."_

(QS Al Maidāh: 72)

⇒ Kesyirikan, kekufuran, kemunafikan menjadi sebab utama seseorang masuk ke dalam neraka.

Di dalam salah satu bukunya, Syaikh Masyhur Hasan Ali Salman Hafīzhahullāh Ta'āla menyatakan (menukilkan) beberapa bait syair.

عرفت الشر لا للشر لكن لتوقيه ،ومن لا يعرف الشر من الخير يقع فيه

_"Saya mempelajari keburukan bukan dalam rangka mengamalkan keburukan tersebut tetapi untuk menghindari keburukan itu. Dan barangsiapa tidak mengetahui keburukan dari kebaikan maka dia akan terjerumus ke dalam keburukan tersebut.“_

Kita perlu mengetahui apa itu kesyirikan, bagaimana jenisnya, apa definisinya dan macam-macamnya yang senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Kesyirikan maknanya adalah seseorang beribadah kepada Allāh tetapi dia beribadah juga kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Melakukan satu ibadah tetapi diperuntukan untuk selain Allāh. Apakah berupa do'a, tawakal, rasa takut yang berlebihan sehingga mengakibatkan dia tunduk kepada selain Allāh dan meminta kepada selain Allāh. Ini adalah sebuah kesyirikan.

Meminta kepada selain Allāh, meminta keberkahan kepada selain Allāh seperti meminta kepada orang yang sudah meninggal dunia, meminta kepada batu, meminta kepada jin dan seterusnya adalah perbuatan syirik. Dan syirik adalah penyebab utama seseorang masuk ke dalam neraka.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb.

____________________

Senin, 18 Mei 2020

SIFAT PENDUDUK SURGA

🌍 BimbinganIslam.com
Ahad, 24 Ramadhan 1441 H / 17 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ahmad Anshori, Lc.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-24
🔊 Sifat Penduduk Surga
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-24
〰〰〰〰〰〰〰

*SIFAT PENDUDUK SURGA*

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله

Pemirsa BiAS TV yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita akan berbicara tentang sifat-sifat penduduk Surga, di antaranya:

⑴ Tinggi penduduk Surga adalah 60 hasta, sebagaimana hadīts dari sahabat Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا

_"Allāh menciptakan Adam sebagaimana bentuknya, tingginya adalah 60 hasta.”_

فَلَمَّا خَلَقَهُ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ النَّفَرِ مِنْ الْمَلائِكَةِ جُلُوسٌ

_Ketika Allāh menciptakan Adam, Allāh berfirman kepada Adam, "Pergilah dan ucapkan salam kepada sejumlah malāikat yang sedang duduk itu.”_

فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ فَإِنَّهَا تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ

_"Lalu dengarkanlah bagaimana ucapan salam mereka, karena ucapan salam yang mereka ucapkan kepadamu akan menjadi ucapan salammu dan ucapan salam anak keturunanmu.”_

فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ

_Adam mengatakan, "Assalāmu'alaikum."_

فَقَالُوا السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ  فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

_Kemudian para malāikat menjawab, "Assalāmu'alaika wa rahmatullāh." Malāikat-malāikat itu menambahkan, "Wa rahmatullāh (semoga Allāh merahmatimu).”_

فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ

_"Maka manusia yang masuk Surga nanti tinggi badan dan wujud fisiknya seperti Adam.”_

فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدُ حَتَّى الآن

_"Dan tinggi badan makhluk senantiasa berkurang sampai sekarang ini.”_

(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri nomor 6227 dan Muslim nomor 2841)

Kemudian sifat penduduk Surga yang lainnya adalah:

⑵ Fisik mereka tidak ada bulu.

⑶ Umur mereka ketika di Surga antara 30 sampai 33 tahun.

Sebagaimana hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dari sahabat Mu'adz radhiyallāhu 'anhu, Beliau pernah mengatakan:

يَدْخُلُ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ جُرْدًا ، مُرْدًا ، مُكَحَّلِينَ ، أَبْنَاءَ ثَلاَثِينَ أَوْ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ سَنَةً

_"Penduduk Surga akan masuk ke dalam Surga dalam keadaan jurdan (tidak memiliki rambut pada fisiknya), murdan (pemuda yang baru tumbuh kumisnya dan belum tumbuh jenggotnya), matanya bercelak, usia mereka 30 atau 33 tahun.”_

(Hadīts shahīh riwayat At Tirmidzī nomor 2545)

⑷ Ketampanan penduduk Surga seperti ketampanan Nabi Yusuf 'alayhissalām. Untuk kaum wanita, mereka lebih cantik dari bidadari Surga.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadīts yang shahīh bahwasanya wanita-wanita yang beriman di dunia mereka lebih afdhal (utama) lebih cantik daripada bidadari-bidadari Surga.

Jadi yang kurang tampan atau kurang cantik, yang penting hatinya cantik dan tampan. Bertakwa kepada Allāh dan jangan bersedih karena ketika kita berada di Surga Allāh (in syā Allāh) kita akan memiliki ketampanan seperti tampannya Nabi Yusuf 'alayhissalām dan untuk wanita lebih cantik dari bidadari-bidadari Surga.

⑸ Penduduk Surga memiliki hati yang lembut, selembut hati Nabi Ayyūb 'alayhissalām.

Dalīlnya adalah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يُحْشَرُ مَا بَيْنَ السِّقْطِ إِلَى الشَّيْخِ الْفَانِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي خَلْقِ آدَمَ ، وَقَلْبِ أَيُّوبَ ، وَحُسْنِ يُوسُفَ مُرْدًا مُكَحَّلِينَ

_"Mereka dibangkitkan di usia antara bayi dan manusia tua di hari kiamat, sama dengan bentuk Adam, berhati Ayyūb dan setampan Yusuf. Masih muda dan bercelak."_

Demikian lima sifat penduduk Surga yang bisa kami sampaikan. Semoga dapat menumbuhkan keridhāan kita kepada Surga.

Wallāhu Ta'āla A'lam.

وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم 
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

____________________

SIFAT JANNAH (SURGA)

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 23 Ramadhan 1441 H / 16 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ahmad Anshori, Lc.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-23
🔊 Sifat Jannah (Surga)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-23
〰〰〰〰〰〰〰

*SIFAT JANNAH (SURGA)*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد

Pemirsa BiAS TV yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita sekarang akan berbicara tentang bagaimana kenikmatan yang ada di dalam Surga. Tentu untuk mengetahuinya sifat-sifat Surga hanya ada satu jalur saja yang bisa kita dapat (untuk mendapatkan informasinya) yaitu melalui jalur wahyu.

Di dalam Al-Qur'ān, Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menjelaskan tentang sifat Surga tersebut, banyak sekali ayat yang menerangkan, tetapi kami hanya akan mengutip satu ayat saja.

Allāh mengatakan:

مَّثَلُ ٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى وُعِدَ ٱلْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَآ أَنْهَـٰرٌۭ مِّن مَّآءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍۢ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّن لَّبَنٍۢ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُۥ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّنْ خَمْرٍۢ لَّذَّةٍۢ لِّلشَّـٰرِبِينَ وَأَنْهَـٰرٌۭ مِّنْ عَسَلٍۢ مُّصَفًّۭى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَـٰلِدٌۭ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًۭا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ

"Perumpamaan Surga yang telah dijanjikan bagi orang-orang yang bertakwa di dalamnya terdapat sungai-sungai yang berisi air yang tidak payau, dan sungai-sungai yang isinya air susu, sungai-sungai yang isinya air khamr yang lezat dirasakan oleh para peminumnya, serta sungai yang berisi madu-madu murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, samakah mereka dengan orang yang kekal di dalam Neraka? dan diberi minum dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-potong?"

(QS Muhammad:15)

Di dalam hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau menerangkan bagaimana sifat tanah di Surga, demikian juga bangunan-bangunan yang ada di Surga.

Di dalam hadīts yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzī yang di nilai shahīh oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh. Diceritakan tentang seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang Surga.

قلنا أخبرنا عن بناء الجنة يا رسول الله

"Kabarkan kepadaku tentang bangunan-bangunan di Surga, wahai Rasūlullāh!“

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ

"Satu bata untuk membangun bangunan di Surga terbuat dari Emas dan satu bata yang lain terbuat dari Perak."

وَمِلاَطُهَا الْمِسْكُ

"Kemudian lantainya berupa minyak kasturi yang semerbak.“

وَتُرْبَتُهَا الزَّعْفَرَانُ

"Tanahnya berupa Za‘farān."

وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ

"Kerikilnya berupa Mutiara dan Permata.“

مَنْ يَدْخُلْهَا يَنْعَمْ وَلاَ يَبْأَسْ وَيُخَلَّدْ وَلاَ يَمُوتْ لاَ تَبْلَى ثِيَابُهُمْ وَلاَ يَفْنَى شَبَابُهُمْ

"Siapa yang masuk ke dalam Surga, maka ia selalu berada dalam keadaan senang dan tidak pernah susah, ia kekal dan tidak pernah mati, bajunya tidak pernah rusak dan masa mudanya tidak akan berlalu."

Ini tentang suasana yang ada di dalam Surga. Kalau kita jabarkan akan panjang, namun secara ringkas kami akan sampaikan tentang nikmat Surga secara keseluruhan bagaimana.

Di dalam hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau pernah mengatakan, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

"Aku siapkan untuk hamba-hambaku yang shālih, Surga yang belum pernah terlihat oleh mata, dan belum pernah terdengar oleh telinga, serta belum pernah terbetik di dalam hati manusia."

Jika kalian berkendak silahkan baca firman Allāh:

فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Maka tidak ada jiwa yang mengetahui bidadari-bidadari yang nyaman dipandang oleh mata, yang Allāh sembunyikan di dalam Surga."

(QS As-Sajdah: 17)

Jadi ini kenikmatan Surga para pemirsa sekalian.

Kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata kita. Belum pernah di dengar oleh telinga kita bahkan belum pernah terbetik dalam benak kita.

Jadi kalau kita akan membayangkan bagaimana nikmat Surga, silahkan teman-teman sekalian bayangkan, pemandangan mata yang paling nikmat yang ingin anda lihat dan ingin anda dengar dan ingin ada bayangkan dalam imajinasi anda?

Maka Surga itu jauh di atas itu semua.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan kita termasuk ke dalam penduduk SurgaNya.

Wallāhu Ta'āla A'lam

________

Kamis, 14 Mei 2020

KEUTAMAAN SEPULUH HARI TERAKHIR RAMADHĀN

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 21 Ramadhan 1441 H / 14 Mei 2020 M
👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-21
🔊 Keutamaan Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-21
〰〰〰〰〰〰〰

KEUTAMAAN SEPULUH HARI TERAKHIR  RAMADHĀN

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله وعلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ومن والاه، ولا حول ولا قوة إلا بالله. أَمَّا بَعْدُ

Para pemirsa,

Ramadhān adalah bulan yang sangat istimewa,  paling istimewa di antara 12 bulan yang ada. Di dalam Ramadhān ada 10 hari terakhir yang lebih istimewa lagi, sehingga kondisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam beramal berbeda dengan 20 hari di awal Ramadhān.

Selama Ramadhān Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam jauh berbeda, beramalnya jauh berbeda dengan luar Ramadhān. Tapi di 10 hari terakhir bulan Ramadhān, Nabi lebih sangat berbeda lagi dengan hari-hari 20 Ramadhān yang awal.

Seperti disampaikan oleh Āisyah radhiyallāhu 'anhā, istri Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau mengatakan:

كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد المئزره وأحيا ليله وأيقظ أهله.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila masuk pada 10 terakhir bulan Ramadhān:

(1) Syadda mi’zarahu شد المئزره,  mengencangkan sarungnya, yang dimaksud para ulama adalah qiyasan menjauhi para istrinya dalam rangka untuk konsen beribadah sehingga betul-betul lebih fokus beribadah di 10 akhir bulan Ramadhān. Secara umum semua ibadah ya dzikirnya, dzikir wiridnya, baca Al-Qur'ānnya, kemudian infaq shadaqahnya, dan kebaikan-kebaikan bulan Ramadhān. Ada lebih dikencengkan lagi yaitu pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhān.

(2) Wa ahya lailahu وأحيا ليله, menghidupkan malamnya. Menghidupkan malamnya juga dengan segala macam ibadah terutama adalah qiyamul lail dan qira'atul Qur'ān dan dzikir-dzikir murid,  bukan semata-mata mengkhususkan shalāt malam tapi termasuk ini menghidupkan malam secara umum dengan qiyamul lail, dengan qira'atul Qur’ān, dengan wirid dan dzikir dengan do’a-do'a, dengan ini banyak berustighfar, ini adalah menghidupkan malam. Lebih banyak malam yang dihidupkan dibandingkan dengan ini sebelumnya.

(3) Wa aiqadha Ahlah وأيقظ أهله. Kemudian membangunkan keluarganya, termasuk dalam bentuk perhatian kepada yakni keluarga agar betul-betul, jangan sampai kehilangan kesempatan  even di 10 terakhir bulan Ramadhān.

Di 10 yang terakhir ini, Nabi, tensi amalnya meningkat dan sehingga di 10 hari terakhir inilah mengajarkan itikaf, yang itikaf adalah amaliyyah upaya untuk memutus hubungan dengan keramaian kepada para makhluk, sehingga lebih konsen ini bersama dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan syarat itikaf adalah di masjid kemudian diawali dari masuknya bisa setelah shalāt subuh, bisa setelah shalāt maghrib, sampai nanti malam lebaran/akhir Ramadhān dia keluar, dan tidak boleh keluar masjid kecuali ada hajat khusus yang tidak bisa dipenuhi di masjid.

Contohnya:  Hajat untuk buang ke belakang,  hajat untuk mandi.

Adapun sekedar keluar  dia pengen tengok orang sakit, pengen ziarah, tidak boleh. Karena itikaf adalah konsen dia di dalam masjid.

Akan tetapi sangat disayangkan kita berada di tahun-tahun  wabah, dan Ramadhān kita berada di dalam bulan wabah, bulan-bulan wabah. Akan tetapi jangan khawatir yang penting bagaimana kita memiliki niat yang lurus. Karena sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menilai seseorang dari kebiasaannya.

Orang yang biasa shalāt jama'ah ke masjid, orang biasa mereka ini jamaah ya shalāt jama'ah ke masjid, biasa melakukan puasa dengan bagus, kemudian ketika ada udzur, maka Allāh memberikan pahala sesuai dengan kebiasaan.

Sedangkan udzur adalah ini udzur dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla makanya kita akan di list bagaimana kebiasan yang ada, sehingga 10 yang terakhir jangan sampai anda sia-siakan waktu anda adalah emas bagi anda. Detik-detik anda menentukan kehidupan anda dan pedagang akhirat inilah puncak hari-hari untuk memaksimalkan amal.

Semoga Allāh betul-betul memberikan taufiq kepada kita  sehingga di 10 hari yang terakhir khususnya malam-malamnya jangan pernah kita lewatkan untuk waktu yang sia-sia. Karena ini adalah detik untuk meraih kejayaan sebagai pedagang akhirat waktu yang tidak bisa lewatkan begitu saja.

Lebih-lebih di 10 hari terakhir ada lailatul qadar yang ini Allāh letakkan di antara malam-malam 10 hari terakhir yang kebaikannya 1000 bulan lebih baik dibandingkan dengan di luar yakni bulan Ramadhān, yang beramal di malam lailatul qadar lebih utama dari 1000 bulan.

Semoga taufiq Allāh mengiringi kita dan jangan lupa banyak berdo'a  kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla jangan kehilangan kesempatan emas di 10 terakhir bulan Ramadhān.

Siapkan lebih baik dengan ilmu anda, hati anda, dan do'a anda.

وصلى الله على النبينا محمد وعلى آله وصحبه و سلم
اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ ​​

____________________

Rabu, 13 Mei 2020

SEBAB-SEBAB MENDAPATKAN PERTOLONGAN YANG HAKIKI

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 20 Ramadhan 1441 H / 13 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ibnu Ali Sutopo, M.Si..
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-20
🔊 Sebab-Sebab Mendapatkan Pertolongan Yang Hakiki
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-20
〰〰〰〰〰〰〰

*SEBAB-SEBAB MENDAPATKAN PERTOLONGAN YANG HAKIKI*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وأصحابه  ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Bapak ibu saudara saudari sekalian, pemirsa BiAS TV yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Mungkin pernah terbesit dalam diri kita, Kenapa umat Islām sepertinya terhina? Sepertinya tidak ditolong oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Padahal Allāh Subhānahu wa Ta'āla sudah berjanji dalam kitāb-Nya. Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

_"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman."_

(QS Ar Rum: 47)

⇒ Janji Allāh dan Allāh tidak pernah menyelisihi janji-Nya.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ

_"Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”_

(QS Āli Imrān:194)

Lalu mengapa orang-orang mukmin sekarang (seakan-akan) terhina?

Maka kita perlu memahami satu atau dua ayat dari Al Qur'ān. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan ibrah dari nasehat Allāh.

Bagaimana pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla bisa turun?

⇒ Bisa dibaca pada surat Al Hajj ayat 40 dan 41.

Kita perhatikan di sini, ada ayat yang agung, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ

_"Sesungguhnya Allāh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya."_

(QS Al Hajj :40)

Siapakah yang akan ditolong oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla?

Disebutkan dalam ayat setelahnya (yaitu),

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ وَلِلَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ

_"Orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalāt menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan kepada Allāh-lah kembali segala urusan."_

(QS Al Hajj : 41)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman, "Dan sungguh Allāh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya."

Tapi ada syaratnya, yaitu:

⑴ Pertolongan Allāh turun kepada orang-orang yang bertauhīd, yang sifat mereka adalah: 

يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا

_"Hanya beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun.”_

(QS An Nur: 55)

Pertolongan Allāh mutlak turun kepada orang-orang yang beriman (orang-orang yang bertauhīd kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla).

Mari kita perbaiki ibadah kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita hanya menyembah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla  saja, kita hanya berdo'a dan bergantung hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Agar pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta'āla turun, karena janji Allāh:

وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

_Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman dengan keimanan dan tauhīd yang benar (hanya beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla)._

⑵ Pertolongan Allāh turun kepada orang-orang yang apabila kami berikan kekuasaan di muka bumi mereka menegakkan shalāt ( ٱلَّذِينَ إِن مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ)

Pertolongan Allāh turun bagi orang yang menjaga shalātnya, orang yang shalātnya istiqāmah. Karena shalāt adalah pembeda antara orang Islām dengan selainnya.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

 الفرق بيننا وبينهم الصلاة

_"Perbedaan antara kita dengan mereka adalah shalāt.”_

Perhatikan!

Karena kemuliaan Islām itu tinggi, sampai orang-orang munafik di zaman Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, karena takutnya mereka, mereka  ikut shalāt.

Maka sangat susah dibayangkan apabila seseorang ingin agar Islām menjadi agama yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla tetapi mereka menyepelekan shalāt.

⑶ Pertolongan Allāh turun kepada orang-orang yang membayar zakat (وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ).

Ini adalah ujian bagi orang-orang yang mengaku beriman, karena salah satu fitnah (ujian) terbesar bagi umat ini di antaranya adalah harta.

Mungkin untuk shalāt seseorang tidak memerlukan modal (materi) tapi zakat terkadang berat karena harus mengeluarkan harta.

Mungkin ada orang kaya yang suka bersedekah, namun seumur-umur dia belum pernah membayar zakat sesuai dengan tuntunan syari'at. Lalu bagaimana Allāh akan menurunkan keberkahan kepadanya atau kepada orang-orang yang menahan zakatnya?

Bagi orang yang menginginkan kejayaan Islām maka bayarlah zakat.

Dahulu Abū Bakar Ash Shiddīq memerangi orang-orang yang menahan zakat, karena zakat ini penting sekali

⑷ Pertolongan Allāh turun kepada orang-orang yang mengajak (memerintahkan) kepada kebaikan /berbuat yang makruf (وَأَمَرُواْ بِٱلۡمَعۡرُوفِ)

Jangan kita egois dalam beramal, kita ajak saudara-saudara kita untuk melakukan ketaatan.

⑸ Pertolongan Allāh turun kepada orang-orang yang melarang atau mencegah dari perbuatan mungkar (وَنَهَوۡاْ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ).

Kita pun tidak boleh egois, jangan berpikiran, "Yang penting aku tidak bermaksiat," tapi orang-orang di sekeliling kita bermaksiat.

Barangkali sebab ditimpa musibah (kehinaan) bukan karena diri kita, tetapi orang-orang di sekitar kita. Dan kita hanya diam tidak mau melakukan amar ma'ruf nahi mungkar.

Itu adalah sifat-sifat orang yang mengharapkan pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang disebutkan dalam kitāb-Nya.

Di bulan Ramadhān jika kita ingin mendapatkan pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka kita perbanyak sabar dan shalāt.

 بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ

_"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”_

(QS Al Baqarah: 45)

Di bulan Ramadhān kita dilatih untuk bersabar dan mendirikan shalāt, dilatih pula untuk membayar zakat, dan dilatih untuk amar ma'ruf nahi mungkar (saling memberikan nasehat).

Mudah-mudahan bulan Ramadhān ini, menjadi momen bagi kita untuk introspeksi, kenapa umat Islām semakin mundur seakan-akan pertolongan Allāh jauh.

Kita mulai dari sekarang untuk meninggikan kalimat Allāh menjadikan Islām mulia yaitu dengan mengikuti petunjuk dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebagaimana disebutkan di dalam surat Al Hajj ayat 40 dan 41.

Demikian mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى الله على النبينا و حبيبي المصطفى محمد وعلى آله وصحبه و سلم و الحمد لله رب العالمين
و اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ ​​

________

Selasa, 12 Mei 2020

PERANG FATHU MAKKAH YANG ALLĀH AZZA WA JALLA MEMULIAKANNYA

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 19 Ramadhan 1441 H / 12 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ibnu Ali Sutopo, M.Si..
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-19
🔊 Perang Fathu Makkah Yang Allāh ‘Azza wa Jalla Memuliakanya
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-19
〰〰〰〰〰〰〰

*PERANG FATHU MAKKAH YANG ALLĀH AZZA WA JALLA  MEMULIAKANNYA*


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وأصحابه  ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
الشهد أن لا إله إلأ الله وحده لا شريك له. له الملك وله الحمد، يحيي ويميت وهو على كل شيءٍ قدير

Bapak ibu saudara saudari sekalian, pemirsa BiAS TV yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Mungkin kita pernah mendengar istilah Fathu Mekkah (penaklukan kota Mekkah), satu peristiwa sejarah yang sangat agung yang dicatat oleh para ulama yaitu peristiwa yang terjadi pada tahun ke-8 Hijriyyah.

Kita juga mengetahui sejarah, bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahabat ditindas, bahkan terusir dari kota  kelahirannya (Mekkah), kemudian terjadilah hijrah.

Māsyā Allāh, hijrah adalah peristiwa yang sangat berat, karena mereka harus meninggalkan keluarga dan harta benda mereka (rumah, ternak, kebun dan lainnya).

Tapi ingat ! Mereka lebih memilih  Allāh dan Rasūl-Nya.

Mereka lebih memilih Allāh dan Rasūl-Nya, walaupun mereka harus meninggalkan dunia yang sudah mereka kumpulkan sejak awal.

Karena agamanya terganggu (tanah kelahirannya terganggu) dan mereka tertindas, mereka lebih memilih hijrah untuk menyelamatkan agamanya.

⇒ Mereka memilih Allāh dan Rasūl-Nya walaupun harus meninggalkan dunianya.

Kalau hijrah zaman sekarang mungkin meninggalkan sesuatu yang haram dan itu berat, tapi ingat masih berat hijrahnya para shahabat ridhwanullāh 'alaihim 'ajmain.

Para shahabat (mereka) meninggalkan harta dan rumah yang mereka miliki, mereka lebih memilih Allāh dan Rasūl-Nya, dan hasil akhirnya adalah kemenangan (kebaikan).

وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِين

_"Dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”_

(QS Al Arāf: 128, QS Al Qashash: 83)

Maka setelah sekian tahun terusir dari kota Mekkah akhirnya mereka bisa kembali menaklukkan kota Mekkah dalam peristiwa Fathu Mekkah (tahun ke-8 Hijriyyah).

Apa sebabnya?

Sebabnya karena terjadinya pembelotan (pengkhianatan) perjanjian Hudaibiyyah pada tahun ke-6 Hijriyyah.

Di antara isi dari perjanjian Hudaibiyyah adalah siapa saja boleh bergabung dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam atau bergabung dengan orang-orang Quraisy dan terjadi gencatan selama 10 tahun tidak boleh adanya saling menyerang.

(Tapi perjanjian ini dilaksanakan pada tahun ke-6 Hijriyyah, kemudian sekitar 2 tahun kemudian karena dalam perjanjian Hudaibiyyah ini bebas orang bisa memilih bergabung dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam atau bergabung dengan orang-orang Quraisy)

Suku Khuza'ah bergabung dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sedangkan Banī Bakr bergabung dengan orang-orang Quraisy.

Khuza'ah dan Banī Bakr dari dahulu memiliki masalah (bermusuhan). Ketika Khuza'ah bergabung dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Banī Bakr bergabung dengan Quraisy, maka tiba-tiba pada suatu kesempatan Banī Bakr menyerang suku Khuza’ah. Kemudian parahnya, Quraisy yang menjadi sekutu dari Banī Bakr ini membela (menolong) dengan pasukan dan pasokan senjata Banī Bakr untuk menyerang Khuza’ah. Akhirnya suku Khuza'ah melapor kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kemudian karena mengetahui ini terjadi pengkhianatan, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berniat untuk  membatalkan perjanjian. Dan ingat bagi yang akan membatalkan perjanjian hendaknya sama-sama tahu.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِن قَوْمٍ خِيَانَةًۭ فَٱنۢبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَىٰ سَوَآءٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْخَآئِنِينَ

_"Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allāh tidak menyukai orang-orang yang berkhianat."_

(QS Al Anfāl:58)

Karena perjanjian Hudaibiyyah ini sama-sama tahu terjadi gencatan senjata tidak boleh saling  menyerang, maka kalau mau dibatalkan harus sama-sama tahu.

Jadi hikmahnya, misalnya kita punya muamalah sama teman kita, sudah kita saling kontrak dan ada perjanjian, kemudian teman kita berkhianat kepada kita, sangking dongkolnya kemudian kita balas, Kita khianati, jangan !

Karena Allāh tidak mencintai orang yang berkhianat.

Maka bagaimana caranya?

Kita batalkan perjanjian kalau sudah dibatalkan maka kita sudah tidak ada ikatan lagi dengan penjajian tersebut.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam karena dikhianati dalam  perjanjian Hudaibiyyah maka membatalkan perjanjian Hudaibiyyah maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyiapkan pasukan sebanyak 10 ribu tentara

Ini pasukan yang dalam jumlah yang sangat besar. Jadi hikmahnya bersabar dalam perjanjian Hudaibiyyah dapat pasukan yang sangat banyak dan bergerak menuju Mekkah.

Pasukan-pasukan ini ikut pada pasukan yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Madīnah dititipkan kepada seorang  sahabat yang mulia yang bernama Abdullāh bin  umi Maktum.

Beliau adalah seorang sahabat yang mulia, sampai Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah ditegur Allāh Subhānahu wa Ta'āla karena sebab beliau (Abdullāh bin  umi Maktum).

Sejak saat itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat memuliakan shahabat Abdullāh bin umi Maktum. Ketika Abdullāh bin umi Maktum datang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyambutnya dengan baik, disebutkan menyambutnya dengan ucapan-ucapan indah, "Marhaban ya man adabani rabbi (S
selamat datang wahai orang yang karena sebab dirimu aku ditegur oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla)."

Dan di antara bentuk pemuliaan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada Abdullāh bin Umi Maktum, dititipkan padanya kota Madīnah selama Rasūlullāh dan para sahabat bergerak menuju Mekkah.

Dan dalam perjalanan ini, tidak diketahui oleh orang-orang Quraisy. Mereka tidak siap, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian memasuki. Ringkasnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahabat bergerak dengan jumlah pasukan yang sangat banyak, kemudian memasuki kota Mekkah dengan menundukkan diri dan tidak ada perlawanan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda yang maknanya:

"Barangsiapa yang memasuki masjid maka dia aman, barangsiapa yang masuk rumahnya Abū Sufyān (tokoh yang dihormati) Rasūlullāh memberikan kehormatan khusus barangsiapa yang masuk ke dalam rumahnya Abū Sufyān maka dia aman, barangsiapa yang masuk ke rumahnya masing-masing mengunci pintunya maka dia aman."

Jadi bukan untuk ajang balas dendam, walaupun orang-orang Quraisy tidak berdaya. Sifat seorang mukmin itu rahmat dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam diutus untuk membawa rahmat.

وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَـٰلَمِينَ

_"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."_

(QS. Al Anbiyyā':107)

Ada seorang shahabat yang dia itu ketika mau menuju Ka'bah mengatakan:

هذا يوم الملحمة

_"Ini adalah hari pembalasan (hari pembantaian).”_

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menegurnya dan mengatakan, "Ini adalah hari di mana Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengagungkan Ka'bah."

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam masuk ke masjidil Haram, lalu Beliau menghancurkan patung-patung sekitar Ka'bah yang jumlahnya 360 patung.

Ketika menghancurkan patung-patung itu Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam membaca firman Allāh:

وَقُلْ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَزَهَقَ ٱلْبَـٰطِلُ ۚ إِنَّ ٱلْبَـٰطِلَ كَانَ زَهُوقًۭا

_Dan katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap._

(QS. Al Isrā':81)

Berapa lama patung-patung itu dihancurkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?

Apakah ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berada di Mekkah, beliau bertindak anarkis dan langsung menghancurkan patung-patung itu? Tidak.

Tetapi Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdakwah dengan sabar, Beliau berdakwah dengan hikmah supaya tidak timbul kekacauan.

Ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sampai di kota Mekkah kemudian pasukan itu sudah bergerak.

Ketika patung-patung itu dihancurkan tidak ada perlawanan dari mereka. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdiri di pintu Ka'bah dan bersabda:

يا معْشَرَ قريش، ما ترون أنّي فاعل بكم؟ " قالوا: خيرا. أخٌ كريم وابن أخ كريم. قال صلى الله عليه وسلم: " فإنّي أقول لكم كما قال يوسف لإخوته: ( لا تثريب عليكم اليوم ) اذهبوا فأنتم الطلقاء "

_"Wahai orang-orang Quraisy, kira-kira apa persangkaan kalian, apa yang akan aku lakukan kepada kalian?" Mereka mengatakan, "Kebaikan." Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Aku mengucapkan sebagaimana Yusuf mengucapkan kepada saudara-saudaranya."_

Ingat ketika Nabi Yusuf dizhālimi saudara-saudaranya dimasukan ke dalam sumur, apakah Nabi Yusuf balas dendam?

Nabi Yusuf alayhissalām tidak balas dendam, demikian pula Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika berhasil menaklukan Mekkah. Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak balas dendam padahal saat itu dihalalkan untuk berperang.

⇒ Saat menaklukan kota Mekkah sekitar Ka'bah yang merupakan tanah haram dihalalkan untuk berperang.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

لَا تَثۡرِيبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَۖ يَغۡفِرُ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

_"Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allāh mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.”_

(QS Yusuf : 92)

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

اذهبوا فأنتم الطلقاء

_"Pergilah, kalian semua bebas."_

⇒ Orang-orang Quraisy dibebaskan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Sejak saat itu banyak orang yang tertarik dengan Islām kemudian berbondong-bondong masuk Islām.

Peristiwa Fathu Mekkah terjadi pada tahun ke-8 Hijriyyah dan pada tahun ke-9 Hijriyyah banyak orang berbondong-bondong masuk Islām sehingga para ulama mengenalnya dengan kaum utusan.

Ini adalah berkah dari bersabar, bersabar dalam menjalankan agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ini adalah berkah dalam kelembutan dakwah, jika saat itu orang-orang Quraisy dibunuh semua, Islām tidak akan berkembang.

Oleh karena itu setiap dari kita memiliki sifat sabar walaupun banyak orang yang menzhālimi kita.

Bersabar (in syā Allāh), وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِين  ("Dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa").

Berdakwah harus dengan sabar, tidak boleh grusa-grusu (buru-buru). Ingat akibat yang terbaik adalah bagi orang yang bertakwa mengikuti petunjuk Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Itu sedikit ringkasan kisah peristiwa Fathu Mekkah (kemenangan yang agung) semoga bisa membawa pelajaran bagi kita semua.

Semoga kita bisa bersabar dalam menjalankan agama ini walaupun berat dan banyak tantangannya. Dan kita bisa berdakwah dengan cara terbaik terlebih pada orang-orang yang dulunya tidak suka dengan kita, tapi dengan sebab kita berdakwah dengan baik In syā Allāh dakwah akan di terima dan berkembang dengan baik.

Demikian mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى الله على النبينا و حبيبي المصطفى محمد وعلى آله وصحبه و سلم
و اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ ​​

________

Senin, 11 Mei 2020

PENERIMA ZAKAT

🌍 BimbinganIslam.com
Ahad, 17 Ramadhan 1441 H / 10 Mei 2020 M
👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-17
🔊 Penerima Zakat
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-IRamadhan1441-17
〰〰〰〰〰〰〰

*PENERIMA ZAKAT*

بسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة  أما بعد

Allāh Ta'āla berfirman:

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَـٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَـٰكِينِ وَٱلْعَـٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَـٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةًۭ مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌۭ

_"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allāh dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allāh  dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”_

(QS At Taubah: 60)

Sahabat BiAS rahimani wa rahīmakumullāh

Ayat ini (surat At Taubah 60), merupakan ayat dasar untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima zakat maal.

Di antara yang disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ada 8 (delapan) golongan, yaitu:

⑴ Faqir
⑵ Miskin
⑶ 'Amīl (pengurus-pengurus zakat)
⑷ Orang yang dilunakkan hatinya (para mu'allaf)
⑸ Budak yang ingin memerdekakan dirinya.
⑹ Orang yang berhutang.
⑺ Mujahid Fīsabilillāh.
⑻ Ibnu Sabil yang kehabisan bekal.

• Faqir dan Miskin

Faqir miskin adalah orang-orang yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup dari penghasilan atau tabungannya. Mereka berhak untuk diberikan zakat. Kita boleh memberikan (zakat) sebanyak kebutuhan mereka selama satu tahun.

Syaikh Ibnu Utsaimin pernah memberikan contoh;

√ Faqir miskin yang ingin menikah boleh kita berikan dari zakat kita, agar dia bisa menikah.

√ Faqir miskin yang sedang menuntut ilmu dan ingin membeli buku, boleh kita berikan dari zakat kita, agar dia bisa membeli buku.

• 'Amīl (pengurus-pengurus zakat)

'Amīl adalah orang-orang yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengambil, menyimpan dan mengurus zakat serta menyalurkan zakat kepada orang-orang yang berhak.

Sedangkan panitia-panitia zakat yang ada di masjid, mereka bukan 'amīl. Sehingga mereka tidak berhak untuk menerima zakat.

Apabila mereka diberi (gaji) dari uang infaq masjid atau yang semisalnya, atau ada muhsinin yang ingin menggaji (membayar) mereka maka diperbolehkan. Tetapi mereka tidak berhak menerima zakat.

• Orang-orang yang dilunakkan hatinya

Siapakah mereka?

⑴ Orang-orang yang baru masuk Islām, karena iman mereka masih lemah, maka kita bisa memberi mereka zakat agar mereka tetap dalam Islām.

⑵ Orang-orang kafir atau penjahat yang suka mengganggu kaum muslimin, maka kita bisa memberikan zakat kita, agar mereka tidak mengganggu kaum muslimin lagi.

• Budak yang ingin memerdekakan dirinya

Budak yang ingin membebaskan dirinya, maka kita boleh memberi mereka zakat agar mereka bebas.

• Orang yang berhutang

Maksudnya adalah:

⑴ Orang yang berhutang untuk mendamaikan kaum muslimin.

Misalnya:

Harus ada hutang di situ, maka kita boleh memberikan dari zakat kita agar hutangnya lunas.

⑵ Orang-orang yang berhutang untuk mencukupi kebutuhannya.

Misalnya:

Gara-gara riba seseorang menjadi miskin, maka kita boleh memberikan zakat kepada mereka.

• Fīsabilillāh

Siapakah mereka?

Mereka adalah para mujahid yang berjihad untuk menegakkan kalimat Allāh "Lā ilāha illallāh (لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ)", mereka berhak untuk diberikan zakat.

• Ibnu Sabil yang kehabisan bekal.

Siapakah mereka?

Mereka adalah orang yang melakukan perjalanan dan di dalam perjalanan tersebut mereka kehabisan bekal sehingga tidak bisa pulang ke rumahnya.

Maka boleh kita memberi sebagian zakat maal kita kepada mereka sebagai bekal agar mereka bisa sampai kembali ke rumahnya. Walau dia kaya, dia tetap berhak untuk menerima zakat.

Ini adalah 8 (delapan) golongan yang disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam surat At Taubah ayat 60.

• Siapa yang berhak menerima zakat ini?

Di sini ada lima atau enam catatan, yaitu:

⑴ Orang kafir tidak berhak untuk diberikan zakat, kecuali orang yang dilunakkan hatinya.

Misalnya:

Orang kafir yang suka mengganggu kaum muslimin, kemudian kita memberi dia zakat agar dia tidak mengganggu kaum muslimin. Maka ini boleh.

⑵ Orang kaya tidak berhak menerima zakat maal (kecuali) empat golongan yaitu; 'amīl, gharim, mujahid fīsabilillāh, ibnu sabil (empat golongan) ini berhak menerima zakat walaupun mereka kaya.

⑶ Tidak boleh menyalurkan zakat untuk menggugurkan kewajiban kita.

Misalnya:

Kita memiliki karyawan, kemudian kita menyalurkan zakat kepadanya, padahal kita memiliki kewajiban untuk membayar dia gaji. Maka kita tidak boleh membayar gaji karyawan tersebut dengan uang zakat kita.

Yang diperbolehkan kita bayar gajinya terlebih dahulu, lalu kita memberi tambahan zakat kepadanya.

⑷ Seorang istri atau kita semua boleh memberikan zakat kita kepada orang-orang yang tidak ada kewajiban nafkah atas kita.

Istri memberikan zakat kepada suami, istri memberikan zakat kepada anaknya, istri memberikan zakat kepada kerabatnya. Ini diperbolehkan selama dia tidak memiliki kewajiban untuk menafkahi.

⑸ Apabila kita telah berijtihad untuk mencari siapa yang berhak menerima zakat, kemudian ketika kita memberikan zakat kepadanya, ternyata orang ini mampu maka zakat kita pun telah sah. Karena seseorang itu tergantung kepada niatnya.

Pernah ada kejadian, Ma'an dan Yazid. Ma'an bin Yazid ini adalah bapak dan anak. Ma'an anaknya, Yazid bapaknya.

Yazid pernah menaruh shadaqah di masjid, kemudian Ma'an datang dan mengambil shadaqah (zakat) tersebut.

Kemudian mereka berdua mencari kebenaran kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. "Apakah shadaqah tersebut boleh diambil oleh Ma'an atau tidak?"

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memutuskan, "Kamu mendapatkan apa yang kamu niatkan wahai Yazid dan kamu mendapatkan apa yang kamu ambil wahai Ma'an."

⑹ Zakat maal wajib diberikan kepada orang yang telah disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebagaimana surat At Taubah ayat 60.

Tidak boleh kita memberikan zakat kepada orang-orang yang tidak disebutkan oleh Allāh karena itu merupakan sebuah kezhāliman.

Dan Allāh mengatakan:

فَرِيضَةًۭ مِّنَ ٱللَّهِ

_"Zakat adalah suatu ketetapan yang diwajibkan Allāh."_

Itulah 6 (enam) catatan dan 8 (delapan) golongan yang berhak menerima zakat.

Semoga kita bisa memahaminya.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb.

وصلى الله على نبينا محمد
____________________

PERANG BADAR

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 18 Ramadhan 1441 H / 11 Mei 2020 M
👤 Ustadz Rasyid Abu Rasyidah, M.Ag.
📗 Kajian: Serial Kultum Ramadhan ke-18
🔊 Perang Badar
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Ramadhan1441-18
〰〰〰〰〰〰〰

*PERANG BADAR*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحبه  ومن ولاه. وبعد

Ikhwātal Iman Ahabakumullāh, saudara-saudaraku sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Allāh Azza wa Jalla.

Kembali (in syā Allāh) kita lanjutkan Majelis Syahri Ramadhān kita, pada pertemuan yang ke-18. 

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas suatu kejadian besar dalam sejarah Islām yakni Perang Badar.

Perang Badar lebih dikenal dengan Badr Kubra yakni perang yang terjadi pada bulan Ramadhān pada tahun ke-2 Hijriyyah.

Sejatinya perang Badar ini memiliki beberapa nama, di sana ada Badr Udzma, Badr Qital dan di antara nama yang masyhur adalah Yaumal Furqān.

Yaumal Furqān ini sejalan dengan apa yang Allāh firmankan dalam surat Al Anfal ketika Allāh mengatakan:

وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ ٱلْفُرْقَانِ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ ۗ  وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ

_"Dan pada hari Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqān, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allāh Maha Kuasa atas segala sesuatu."_

(QS Al Anfāl: 41)

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa disebut Yaumul Furqān karena di situlah Allāh tampakkan perbedaan yang jelas antara yang hak dan bathil.

Cerita ringkasnya adalah ketika kaum muslimin mendapatkan kesulitan berkepanjangan (intimidasi yang tiada henti) yang membuat  mereka terusir dari tanah kelahiran (Mekkah) dimana mereka meninggalkan harta dan keluarga.

Ketika kaum muslimin hijrah ke kota Madīnah, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah merencanakan sebuah penyergapan. Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam telah merencanakan mengambil harta rampasan, ketika orang-orang kafir Quraisy berdagang ke kota Syām.

Kita tahu bersama bahwa mata pencaharian utama (orang-orang kafir Quraisy) adalah berdagang ke kota Syām atau Yaman.

Dengan jadwal yang sudah diprediksi, dengan waktu yang sudah diperkirakan, saat orang-orang kafir Quraisy pulang dari negeri Syām (turun ke selatan) menuju kota Mekkah mereka membawa perbedaraan yang luar biasa banyak.

⇒ Negeri Syām secara geografis letaknya di utara kota Madīnah.

Sejarah mencatat mereka (orang-orang kafir Quraisy) membawa kurang lebih 50.000 Dinnar dan 1000 ekor unta dengan 40 orang yang menyertainya.

Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajak sebagian kaum muslimin, Beliau telah mempersiapkan dan memprediksi waktunya. Kala itu Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam hanya mengajak sebagian kaum muslim saja karena Beliau tidak berniat untuk berperang.

Ketika itu terkumpul pasukan kaum muslimin (rombongan kaum muslimin) sekitar 300 orang.

Ternyata Abū Sufyān mendengar dan mencium rencana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ini.

Kemudian dia (Abū Sufyān) mengutus seseorang untuk kembali ke kota Mekkah dan mengabarkan kepada kaumnya bahwa kafilah dagang mereka akan diserang oleh kaum muslimin.

Hal ini membuat amarah murka, kemudian Abū Jahal berangkat bersama rombongannya membawa kurang lebih 1000 orang dengan segala jenis perlengkapannya, ada sekitar 600 orang berpakaian lengkap dengan baju jirahnya, begitu pula pasukan berkuda.

Ketika Abū Jahal sampai dan berkumpul dengan kafilah dagang mereka, mereka sudah dalam posisi siap tempur, sementara Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan pasukan kaum muslimin tidak demikian.

Ketika kaum muslimin benar-benar dihadapkan pada sebuah peperangan, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pun berdo'a kepada Allāh Azza wa Jalla.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berdo'a:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ

_"Yā  Allāh, penuhilah janji-Mu kepadaku. Yā Allāh berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Yā Allāh, jika Engkau membinasakan pasukan Islām ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini."_

(Hadīts riwayat  Muslim  nomor 1763)

Ini do'a yang masyhur, dalam sebuah riwayat dikatakan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pun mengangkat ridā'nya tinggi-tinggi, bahkan tampak ketiaknya dan terjatuh ridā'nya.

Kemudian Abū Bakar mengatakan:

"Wahai Nabi Allāh, cukup....cukup, munajatmu telah didengar oleh Rabb-mu. Pasti akan didengar oleh Rabb-mu."

Perang tersebut pecah pada tanggal 17 Ramadhān tahun ke-2 Hijriyyah dan menewaskan kurang lebih sekitar 70 orang dari pasukan Quraisy, di antaranya adalah pemimpin mereka Abū Jahal dan pembesar-pembesar lainnya, seperti Utbah bin Rabi'ah dan lain sebagainya.

Sementara kaum muslimin yang jumlahnya sekitar 300 orang, 14 orang syahid dan mayoritas di antaranya adalah dari orang-orang Anshar.

Ikhwātal Iman Ahabakumullāh,

Kemenangan ini sejatinya adalah hadiah yang luar biasa (special gift) dari Allāh Azza wa Jalla, atas kesabaran kaum muslimin karena kaum muslimin telah menahan derita, menahan intimidasi dan lain sebagainya.

Sehingga kemenangan ini membuat kaum muslimin memiliki wibawa (tidak lagi diremehkan oleh orang-orang Mekkah), kemudian Madīnah memiliki kekuatan dan tidak diremehkan dan dipandang sebelah mata lagi oleh mereka (orang-orang Mekkah).

Apa yang bisa kita petik dari perisitiwa ini?

Satu faedah yang perlu kita garis bawahi adalah tentang *"Takdir dari Allāh Azza wa Jalla"*.

Seperti kita ketahui, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak meniatkan ini sebagai peperangan, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meniatkan ini sebagai penyergapan. Tapi ternyata takdir Allāh berkata lain.

Allāh pertemukan dengan momentum perang di sana. Allāh hadapkan dengan sebuah peperangan, hal yang tidak bisa dihindari oleh kaum muslimin. Hingga sesuatu yang menakutkan membuahkan sebuah keberhasilan.

Kita sekarang telah merencanakan Ramadhān tahun ini demikian dan demikian, dengan rencana yang matang bersama dengan orang-orang tersayang.

Kita menyiapkan segala sesuatu yang indah (dalam pandangan kita) tapi ternyata kita dapati Ramadhān ini mungkin berbeda. Adanya kesulitan, adanya ujian, adanya musibah, adanya wabah.

Bahkan mungkin orang yang kita kasihi sudah tidak ada lagi, padahal Ramadhān tahun lalu masih bersama kita, padahal bulan lalu masih bersama kita.

Kita harus yakin bahwa takdir Allāh yang terbaik, pasti akan ada kemenangan di depan kita semua. Dan harus kita pahami bersama, bahwa takdir Allāh adalah yang terbaik dan tugas kita adalah meyakini segala ketetapan Allāh tersebut.

Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

____________________

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits