Kamis, 31 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDELAPAN)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis 16 Jumadal Awwal 1442 H/ 31 Desember  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 056: Keutamaan Tauhīd Bagian Kedelapan
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-056

〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDELAPAN)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

_"Dan bersaksi bahwasanya Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya."_

Seorang mukmin mempunyai kewajiban untuk bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allāh dan Rasūl-Nya.

Seseorang jika mengatakan syahdataini:

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله

Jadilah dia muwahīd. 

Tidak benar seseorang hanya mengatakan: واشهد ان محمد رسول الله  , bersaksi hanya Muhammad saja, bersaksi kepada kebenaran risalah nubuwah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam sementara dia tidak bersaksi akan keberadaan(ke-Esa-an) Allāh. 

Maka disini tidak sah, karenanya seseorang harus bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allāh.

Dua kalimat ini dikenal dengan syhadatain:  اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله.

Ikhwan Akhawatiy rohimakumullāh 

Seseorang begitu bersaksi bahwasanya Rasūlullāh Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah utusan Allāh, Rasūl Allāh, maka disini mewajibkan seseorang meyakini bahwasanya Rasūl adalah manusia biasa.

Karena orang-orang Nashrani menjadikan nabi mereka (Nabi Isa) menjadi Tuhan, nanti kita bahas pada hadīts:  وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Baik kita lanjutkan.

من اشهد ان لا اله الا الله 

_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allāh."_
  
Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata sajalah yang berhak untuk disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, menunjukkan tidak ada dzat yang berhak untuk disembah di muka bumi ini, apapun dia, siapapun dia kecuali Allāh.  

ان محمد عبده و رسول الله

Dan salah satu yang diberitakan tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir ada lima atau enam orang yang bernama Muhammad dan masing-masing orang tua berharap bahwa dia lah yang bakalan menjadi nabi.

Jadi tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lahir di zaman tersebut (waktu tersebut) ada lima atau enam orang yang memiliki nama yang sama yaitu Muhammad.

Kita diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam agar bersaksi dengan: ان محمد.

Muhammad siapa ini? 

Karena banyak Muhammad, dan yang dimaksud adalah Muhammad bin Abdillāh,  ayahnya Abdullāh bin Abdul Muthālib,  kakeknya  Ibnu Hasyim, kakek buyutnya Ibnu Abdul Manaf, canggahnya Bin Qushoy,
 warengnya Ibnu Kilab, Orang jawa bilang "udek-udek gantheng siwur", Subhānallāh.

Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki nasab yang sangat mulia sampai Adnan ibn Ismail ibn Ibrohim alayhissallām. 

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda bahwasannya kakek-kakek Beliau semuanya menikah dengan cara yang benar (nikah dengan cara yang syar'i).

Nahmadullāh, bersyukur kita kepada Allāh, tatkala kita memiliki orang tua, ayah ibu kita jelas.

Sedih tatkala seseorang ditanya, "Siapa nama ibu dan ayahmu?" Kemudian dia melihat langit karena sedih (menangis), kenapa? 

Karena ketika dia dilahirkan ayahnya sudah meninggal, sementara ibunya tidak memberitahu siapa nama ayahnya. 

Barangkali karena anak ini lahir dari hasil perzinahan atau bisa jadi anak ini lahir dari seorang ibu dan ternyata ibunya adalah seorang pelacur, wal iya'udzubillāh. Sehingga tidak tahu bapak yang mana.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah Muhammad ibn Abdillāh ibn Abdul Muthālib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushoy ibn Kilab Al-Hasyimi, Al Khotam Al Nubuwwah,
Khotaman Nabiyyīn,  Imāmul Mursalīn. 

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Rabu, 30 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KETUJUH

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu 15 Jumadal Awwal 1442 H/ 30 Desember  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 055: Keutamaan Tauhīd Bagian Ketujuh
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-055
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD BAGIAN KETUJUH*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Dikatakan: 
 
إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Kecuali mereka yang bersaksi dengan haq" 

Yang di maksud dengan bersaksi dengan yang haq adalah kalimat tauhīd وهم يعلمون di sebutkan di dalam surat Az-Zukhruf ayat 86.


وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka mengenalnya"

وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka sadar diri"

وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Dan mereka mengetahui"

Perhatikan! 

Bagaimanakah Allāh Subhānahu wa Ta'āla, memberikan pujian kepada mereka yang bertauhīd. 

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ

وَحْدَهُ

"Hanya (Dia) Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata yang berhak untuk disembah"

لاَ شَرِيكَ لَهُ

"Dan tidak ada syarikat baginya"

لاَ شَرِيكَ لَهُ

"Tidak ada sekutu bagi Allāh"

Tentunya Allāh berfirman:

إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ

"Kecuali mereka yang bersaksi dengan kalimat tauhīd dan mereka mengenalnya"

Begitu kita berbicara, mereka bersaksi akan kebenaran tauhīd dan mereka mengetahui. Yang namanya ilmu bisa digali yang dikenal dengan mukasabah.

Ilmu itu bisa dicari yang di kenal dengan muktasab, ilmu yang bisa dipelajari.

Ilmu juga sifatnya adalah ghariji, ilmu tersebut ada dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah tanamkan kepada semua orang. 

Begitu kita berbicara ilmu itu ghariji maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: 

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

"Setiap jiwa dilahirkan atas fitrah"

Menunjukkan tidak ada orang di dunia ini ujug-ujug (tiba-tiba), tiba-tiba jatuh dari langit. Tidak ada! Tidak mungkin!

Adam alayhissalām adalah orang yang pertama Allāh Subhānahu wa Ta'āla ciptakan di dunia ini.

Allāh menciptakan Adam, kemudian Allāh menciptakan Hawa sesudah itu semua yang lahir melalui proses dengan يُوْلَدُ dilahirkan. Bahkan nabiyullāh Isa alayhissalām pun dilahirkan dari perut seorang wanita yang mulia yaitu Maryam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)"

(QS. Az-Zukhruf:86)

Tadi kita sampaikan bahwasanya orang itu mengenal Allāh dengan ghariji.

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

Disebutkan di dalam hadīts riwayat Imam Al- Bukhari dari jalan Abū Hurairah.

"Semua orang dilahirkan dalam keadaan bertauhīd"

Dan yakin seorang mukmin bahwasanya Tuhannya ada di atas, bisa diperhatikan jika seseorang sedang berdo'a maka orang tersebut akan menemgadahkan kedua tangannya ke arah langit, menunjukkan  Tuhan itu di atas.

Jika kita bersaksi (bersumpah) dengan mengatakan,"Wallāhu, Tallāhu, Billāhi" sambil menunjukkan telunjuk kita ke arah atas. Menunjukkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla di atas, dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dzaat yang Maha Esa.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:


كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَة

"Setiap yang dilahirkan atas fitrah"

⇒ Yang di maksud fitrah adalah tauhīd. 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ

"Fitrah Allāh yang telah Allāh tetapkan kepada manusia"

(QS. Ar-Rum:30)

Dan ilmu mengenal Allāh bisa jadi dengan cara seseorang itu menggali, dengan cara belajar, dengan cara memperhatikan, memperhatikan tanda di antara tanda kebesaran Allāh (bertafakur).

Bertafakur adanya matahari terbit, jika seseorang memperhatikan bagaimanakah matahari itu terbit maka dia melihat bagaimana keagungan Allāh. 

Maka berapa banyak mereka yang di pagi hari pergi ke pantai, berapa banyak mereka yang ke gunung. 

Apa target mereka?

Target mereka adalah matahari terbit dan dia berada di atas gunung.

Māsyā Allāh. 

Melihat di antara tanda kekuasaan Allāh. 

Matahari pun terbit pun, sinar pun senantiasa dirasa dengan baik di kulit terasa hangat, dikulit terasa nikmat, begitu sudah jam 10 siang sudah mulai panas, setengah sebelas tambah panas, Subhānallāh.

Dhuhur tambah panas, sehingga sesudah itu seseorang shalat dhuhur mengagungkan Allāh keluar dari masjid tidak lupa berdo'a.

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ 

Subhānallāh.

Seorang mukmin bertauhīd karena sesudah shalat seseorang dianjurkan untuk mencari karunia yang Allāh berikan, maka dia berdo'a.

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

"Yā Allāh,  aku memohon kepadamu karunia yang telah Engkau tetapkan"

Măsyā Allāh. 

Terkadang seseorang lupa berdo'a, jika keluar dari masjid seseorang diharuskan berdo'a, sebagaimana masuk masjid juga berdo'a.

 اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Yā Allāh bukakanlah untukku, pintu-pintu rahmatMu"

Māsyā Allāh. 

Karena sesungguhnya masjid itu penuh dengan rahmat.

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allāh membaca Kitabullāh dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allāh akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” 

(Hadīts riwayat Muslim nomor 2699)

Do'a ketika masuk masjid: 

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

"Yā Allāh bukakanlah untukku, pintu-pintu rahmatMu"

Do'a ketik keluar masjid:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

"Yā Allāh,  aku memohon kepadamu karunia yang telah Engkau tetapkan"

Karunia Allāh sangat luas, begitu keluar masjid Māsyā Allāh ada yang langsung ke warung Padang, ada yang ke warung Tegal, ada yang ke warung Sunda, ada yang cari soto, ada yang mencari bakso, ada yang mencari sate.

Subhānallāh.

Perhatikan! Semuanya mereka mendapatkan haknya.

Ada yang suka bakso maka mereka mencari bakso.

Ada yang suka mie ayam, mereka mencari mie ayam.

Ada yang suka sate maka mereka mencari sate.

Subhānallāh.

Semuanya bisa makan dengan baik, karena karunia Allāh. 

Maka disini orang bisa mengenal Allāh dengan tanda di antara tanda kebesarannya.

Mungkin habis makan ada yang selesai makan langsung pulang karena pekerjaan selesai. Ada juga yang kembali ke kantor.

Melihat tanda kekuasaan Allāh, gerimis.
Melihat tanda kekuasaan Allāh begitu ashar moodnya mau pulang.

Subhānallāh, hujan pun reda, dia pun senang memasuki pagi dengan baik sampai sore hari dalam keadaan baik.

Māsyā Allāh. 

Begitu sampai rumah ketemu istri, istri sehat, anak sehat ,orang tua sehat. Māsyā Allāh. 

Sudah berkumpul semua di rumah, hujan lagi luar biasa. oh Māsyā Allāh. 

Tanda di antara tanda kebesaran Allāh,  maghrib pun datang, Māsyā Allāh. 

Matahari terbenam tanda di antara tanda kebesaran Allāh,  di malam hari mendengar suara jangkrik, di malam hari mendengar suara belalang, di malam hari melihat kegelapan malam. 

Māsyā Allāh. 

Dan dia bertafakur, tidak mungkin ini semua ada begitu saja kecuali di sana ada dzaat yang mengaturnya, demikianlah seorang mukmin mengenal Tuhan Nya.

Nataufīq bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Selasa, 29 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 14 Jumadal Awwal 1442 H/ 29 Desember  2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 054: Keutamaan Tauhīd Bagian Keenam
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-054
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEENAM)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Berkata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ

_Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzaat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh dan tiada sekutu bagi-Nya_
 

Man (مَنْ): "Barangsiapa".

Syahida (شَهِدَ): "Bersaksi".

Māsyā Allāh. 

Perhatikan! 

Karena sesungguhnya semua manusia tatkala berada di dalam kandungan, bahkan para arwah telah ditanya oleh Allāh:

أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ

_“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”_

Maka semua arwah, calon-calon manusia, semua mengatakan:  

 قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ

_"Kami bersaksi (akan ke-Esa-an, Engkau yā Allāh)."_
 
(QS. Al A'rāf: 172)

Tidak ada suatu kemuliaan tatkala seseorang hidup, melebihi seseorang mentauhīdkan Allāh. 

Maka di sini:

مَنْ شَهِدَ

_"Barangsiapa yang bersaksi."_

Tentunya seseorang bersaksi dengan ucapan, seseorang adalah muwahīd (bertauhīd) setelah dia bersaksi.

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

_"Barangsiapa yang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh."_

Perhatikan!

Seseorang bersaksi bahwasanya tidak ada dzat yang berhak untuk disembah kecuali Allāh. 

Maka di sini adalah kata-kata:  لاَ إِلَهَ  , yang dikenal dengan an-nafiyyu (peniadaan), atau sesuatu hal yang tidak mungkin ada.

Berikut adalah: إِلاَّ اللَّهُ , yaitu penetapan.

Maka dikatakan: 

النفي أبلغ  من الإثبات

_"Peniadaan itu lebih gamblang (lebih jelas) di banding penetapan."_

Maka di dahulukan kata-kata: لاَ إِلَهَ , tidak ada dzat yang berhak untuk disembah.

Menunjukkan kufur terhadap thāghut (semua yang disembah selain Allāh adalah thāghut) dan beriman kepada Allāh.

مَنْ شَهِدَ 

_"Barangsiapa yang bersaksi."_

Māsyā Allāh. 

Maka di sini orang bersaksi dengan ucapan.

Bagaimana dengan orang yang tidak bisa berbicara?

⇒ Orang yang tidak bisa berbicara dia bisa menulis, dia bersaksi (masuk Islām) bisa dengan menulis dan meyakini apa yang dia tulis adalah haq. 

Bagaimana dengan orang yang  tidak bisa menulis dan bisu, kemudian dia ingin masuk Islām?  

⇒ Seorang kyai atau seorang ustadz melafazhkan kalimat tauhīd, kemudian orang yang akan masuk Islām menganggukan kepalanya, (menganggukan isyarat) bahwasanya dia bersaks maka dia menjadi orang yang muwahīd. 

Mengangguk adalah isyarat bahwasanya dia bersaksi:
 مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَه
َ إِلاَّ اللَّهُ.

Naktafī bihadzal qodar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Senin, 28 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KELIMA)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 13 Jumadal Awwal 1442 H / 28 Desember 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc. 
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 053: Keutamaan Tauhīd Bagian Kelima
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-053
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KELIMA)*


بسم الله الرحمن الرحيم 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً 


Ikhwah fīlllāh rahimakumullāh.

Kembali kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan.Diantara nikmat dan karunia itu adalah seorang menjadi muwahīd yaitu orang yang bertauhīd.

Kembali kita lanjutkan materi kita masih di Kitāb Tauhīd, masih pada pembahasan Fadhul Tauhīd.

وما يكفر من الذنوب

_▪︎Keutamaan tauhīd dan apa yang bisa menggugurkan dari dosa-dosa yang ada_

Pada pembahasan yang lewat telah kami bahas firman Allāh:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Mereka orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman, mereka akan memperoleh keamanan dan mereka akan memperoleh petunjuk._

(QS. Al An'ām: 82)

Dan pada pembahasan yang lewat bahwasanya  para shahabat, mereka khawatir dengan apa yang terkandung di dalam ayat tersebut, sehingga shahabat berkata:

أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ 

_"(Wahai Nabi Allāh,) siapakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kezhaliman?"_

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata:

لَيْسَ الأمر كَمَا تَظُنُّونَ

_"Perkaranya bukan seperti apa yang kalian duga."_

انما المراد به الشرك

_Yang di maksudkan ("Kami tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezhaliman.") adalah syirik._

ألم تسمعوا إلى قول الرجل الصالح - يعني لقمان

_"Bukankah telah kalian dengar apa yang menjadi perkataan seorang laki-laki yang shalih (hamba Allāh yang shalih) yaitu Luqmān.)_

إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ

_"Sesungguhnya syirik (mempersekutukan Allāh) merupakan kezaliman yang paling besar,_

(QS. Luqmān: 13)

Kita lanjutkan pembahasan selanjutnya yaitu hadīts Ubādah bin Shāmit. 

'Ubādah ibn Shāmit adalah sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang sangat mulia, beliau di kenal dengan ketaqwaannya. 

Abdun adalah hamba.
'Ubādah adalah hamba.
'Abad adalah orang yang ahli ibadah.

Hadīts ini adalah hadīts yang shahīh diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhāri 3435.

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه، قال: قال رسول الله ﷺ مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ، وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ ‏

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه

Ikhwan wa Akhawatiy fīlllāh rahimakumullāh. 

Salah satu di antara hal yang patut dibaca tatkala seseorang mendengar rasūl, tatkala seseorang membaca "Muhammad" maka dianjurkan untuk membaca "shallallāhu 'alayhi wa sallam".

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صلاة صلى الله بها عَشْرًا

_"Barangsiapa membaca shalawat kepadaku satu kali maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan pahala 10 kali."_

Māsyā Allāh. 

Terkadang kita jumpai, sebagian orang begitu menulis "Muhammad" terkadang di singkat ص atau صم, kalau orang Indonesia meningkat dengan "saw".

Ada seorang siswa diminta oleh seorang guru untuk menulis sebuah hadīts,  begitu ditulis ص dan م maka guru tersebut memberikan teguran kepada siswa tadi.

"Anta bakhil," kata guru tersebut.

"Panjenengan niki cethil."

"Anda ini pelit"

Kenapa? 

Karena orang yang ketika di sebut nama Nabi kemudian tidak membaca shalawat maka di anggap pelit, di anggap cethil, di anggap medhit .

Begitu juga di dalam penulisan bahasa Indonesia harus ditulis dengan lengkap shallallāhu 'alayhi wa sallam,  tidak disingkat dengan ص atau ص dan م atau صل atau dalam bahasa Indonesia "saw". Untuk Allāh "swt" (Subhānahu wa Ta'āla). 

Maka ketika kita mendengar nama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam disebut, baik itu gelar, julukannya atau namanya kita mengucapkan "shallallāhu 'alayhi wa sallam".

√ Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam. 
√ Rosūl shallallāhu 'alayhi wa sallam. 
√ An Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. 

Demikian seseorang untuk tidak pelit.
Demikian seseorang untuk melatih dirinya untuk melakukan suatu ketaatan (ibadah-ibadah lisan).

Nakfī bihadzal qadar, terima kasih atas segala perhatiannya.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 

____________________

Jumat, 18 Desember 2020

NASEHAT TERBAIK ORANG TUA KEPADA PEMUDA

🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at 03 Jumadal Awwal 1442 H / 18 Desember 2020 M
👤 Ustadz Rosyid Abu Rosyidah
📔 Nasehat Singkat | Nasehat Terbaik Orang Tua Kepada Pemuda
⬇ Download Audio: BiAS-RAR-NasehatTerbaikOrangTuaKpdPemudaTV

----------------------------------

*NASEHAT TERBAIK ORANG TUA KEPADA PEMUDA*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

الْحَمْدُ للَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. الْحَمْدُ لِلَّهِ والصلاة وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وعلى اله وصحبه ومن والاه لا حول ولا قوة الا بالله

Mā'āsyiral muslimīn saudara-saudaraku sekalian yang menyintai sunnah dan dicintai oleh Allāh.

Jika kita perhatikan, ada beberapa lafal-lafal yang dinasehatkan orang tua kepada putranya, terutama yang masih remaja, yang masih pemuda, beberapa hal perlu sedikit diluruskan.

Seringkali karena rasa cinta yang mendalam dari seorang orang tua kepada putranya atau putrinya, ia mengatakan:

"Wahai anakku kalau kamu ada apa-apa di luar sana beritahu bapak."

Atau ia mengatakan kepada putranya:

"Nak, kalau butuh apa-apa minta sama bapak."

Maka, mā'āsyiral muslimīn, saudara-saudaraku sekalian yang menyintai sunnah dan dicintai oleh Allāh.

Ada satu hadīts yang menarik. Hadīts ini banyak di antara kita yang sudah menghapalnya, bahkan in Syā Allāh sudah lama menghapalnya.

Hadīts yang dinukilkan oleh Imām Nawawi rahimahullāh dalam Arba'in An Nawawīyyah hadits ke-19. Ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ

(HR Tirmidzi nomor 2440, versi Maktabah Al Ma’arif Riyadh nomor 2516)

Maka hadīts ini, saudara-saudaraku sekalian, sebetulnya hadīts yang sangat menarik, yaitu ketika kita melihat dari siapa yang meriwayatkan hadīts ini, kepada siapa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan hadīts ini.

Hadīts ini diriwayatkan dari shahābat 'Abdullāh ibnu 'Abbās, beliau merupakan shahābat yang mulia dan kemuliannya juga berupa keistimewaan baginya jikalau kita melihat bagaimana sosok Ibnu 'Abbās di mata kita sekarang.

Saudara-saudaraku, shahābat Ibnu 'Abbās ini bersama Rasūlullāh tidak lama. Ada berbagai riwayat yang menjelaskan, ada yang mengatakan bahwa shahābat Ibnu 'Abbās radhiyallāhu 'anhum bersama Rasūlullāh di startnya pada saat beliau berusia 8 atau 9 tahun. Kemudian:

√ Ada yang mengatakan sampai usia 11 tahun.

√ Ada yang mengatakan sampai usia 13 tahun.

√ Ada yang mengatakan sampai usia 15 tahun.

Ada perbedaan dikalangan para ulamā. Anggap kita memakai standar yang tengah yaitu 13 tahun.

Maka ketika kita melihat bahwasanya Ibnu 'Abbās radhiyallāhu 'anhu bersama Rasūlullāh ketika berusia 8 sampai 13 tahun, kurang lebih sekitar 5 tahun.

Apa yang disampaikan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada seorang bocah, seorang pemuda yang usianya 13 tahun?

Beliau mengatakan:

يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

_"Nak, aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, jagalah Allāh maka Allāh akan menjagamu, jagalah Allāh niscaya engkau akan dapati Allāh berada didepanmu menjadi penolongmu, kalau engkau meminta sesuatu maka mintalah kepada Allāh, kalau engkau meminta perlindungan maka mintalah perlindungan kepada Allāh."_

Mā'āsyiral muslimīn, saudara-saudaraku sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai Allāh.

Pernahkah kita memberikan nasehat kepada putra/putri kita yang masih remaja yang mungkin berusia 13 tahun, seusia bocah lulusan SD, mengatakan sebuah nasehat yang sarat makna seperti ini, yang penuh dengan faedah seperti ini?

Sering kali diantara kita mengatakan:

"Nak, kalau diluar sana ada yang mengganggu mu beri tahu bapak nak."

Atau sering kali kita mengatakan kepada putri kita:

"Kalau kamu minta sesuatu jangan minta kepada yang lain, mintalah pada bapak."

Ketahuilah bahwa ini tidak sebagaimana yang diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada seorang bocah di kala itu. Seorang bocah yang kemudian dengan keistimewaannya, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menasehatkan sesuatu yang sarat makna.

Seusia 13 tahun, yang mana kalau seumuran kita sekarang, di zaman kita baru saja lulus SD, namun nasehatnya benar-benar sarat makna.

Menyerukan kepada para pemuda, hendaklah ketika kita meminta sesuatu mintanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bukan kepada abi kita atau bapak kita.

Ketika kita meminta atau membutuhkan bantuan, meminta pertolongan mintanya kepada Allāh.

Maka marilah kita sebagai orang tua dan juga kepada adik-adik kita (para pemuda atau yang mungkin masa remaja) baru saja masuk masa-masa pubernya, kita nasehatkan sebuah nasehat yang lebih mencontoh terhadap apa yang dicontohkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kalau anak kita menginginkan sesuatu kita kabarkan, kita sampaikan kepadanya:

"Nak, kalau kamu minta sesuatu minta kepada Allāh."

Ajarkan!

"Ketika engkau minta laptop nak, maka mintalah kepada Allāh, 'Yā Allāh, saya butuh laptop, maka tolong yā Allāh semoga bapak, engkau berikan rejeki yang lebih sehingga bisa memberikan saya laptop'."

Atau ketika anak kita mungkin butuh kendaraan, kita sampaikan nasehat yang indah.

"Nak, kalau memang kamu rasa butuh kendaraan, minta sama Allāh, semoga Allāh yang Maha kaya melalui wasīlah siapapun itu kemudian memberikanmu motor."

Kalau ini terjadi jama'ah sekalian, saudara-saudaraku sekalian, sang anak benar-benar akan menjadikan Allāh sebagai gantungan pertamanya.

Ketika akhirnya ia mendapatkan laptop yang ia pertama kali ucapkan terima kasih, bukan kepada bapaknya.

Ketika ia mendapatkan hadiah motor dari pamannya, sebab karena dia berdo'a, maka ia mengucapkan terima kasih yang pertama bukan kepada pamannya tetapi kepada Allāh.

Maka mā'āsyiral muslimīn rahimani wa rahimakumullāh, dalam kelanjutan hadīts ini sejatinya Nabi kita yang mulia Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam juga mengajarkan kepada para pemuda yaitu Ibnu 'Abbās agar tidak menjadi pemuda yang galau, agar tidak menjadi pemuda yang mudah baper.

Kenapa?

Karena dalam kelanjutan hadīts tersebut Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ

_“Ketahuilah bahwasanya, seandainya manusia ini kemudian bersepakat untuk memberikan manfaat kepadamu, ketahuilah nak, engkau tidak akan mendapatkan manfaat itu kalau Allāh tidak menghendakimu mendapatkan manfaat itu.”_

Melainkan kalau engkau mendapatkan manfaat bukan karena segerombolan manusia tetapi karena Allāh telah memutuskan untukmu.

Begitu juga sebaliknya:

وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ

_“Kalau ada segerombolan manusia (sekumpulan pemuda) hendak mencelakanmu, hendak mengeroyokmu, maka ketahuilah engkau tidak akan dicelakan, tidak akan dikeroyok melainkan itu sudah menjadi ketetapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla atasmu.”_

Maka jama'ah sekalian, saudara-saudaraku yang menyintai sunnah dan dicintai Allāh.

Ini mengajarkan kepada pemuda ketika diberikan nasehat seperti ini selain yang pertama penggantungan diri yang utama hanya kepada Allāh, maka kemudian iman terhadap taqdir.

Keimānan pada taqdir bukan kepada quantitas atau kwalitas orang. Ketika ada segerombolan orang yang mungkin hendak memberikan manfaat kepada kita, kita tidak mudah baper,  tidak mudah luluh karenanya, tidak mudah disogok.

Begitu pula ketika kita hendak dicelakakan, hendak dicelakai oleh siapapun itu maka kita tidak mudah ciut nyalinya, kecil hatinya.

Ini mengajarkan kekokohan mental dan ini, jama'ah sekalian, sudah diajarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dikala itu kepada pemuda.

Maka wahai ayah, wahai bapak:

√ Janganlah pelit engkau memberikan nasehat yang sarat makna kepada pemuda.

√ Jangan engkau hanya memberikan nasehat-nasehat yang sepele namun bobotlah, beri bobot yang lebih dalam nasehatmu kepada anak.

Karena anak itu adalah aset kita. Ketika kita mengantungkan anak ini kepada Allāh dan mengajarkan kepada anak bahwa ia menggantungkan segalanya kepada Allāh maka ini akan mengkokohkan mentalnya, agar anak tidak mudah baper, tidak mudah galau, tidak mudah disogok, tidak mudah dicelakai dan lain sebagainya.

Dan ini sungguh sebuah parenting nabawi yang telah diajarkan beberapa puluh abad yang lalu, oleh para generasi terbaik.

Mereka langsung mendapatkan bimbingan dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Siapa kita di akhir zaman seperti ini yang tidak mau mencontoh mereka?

Maka mā'āsyiral muslimīn, saudara-saudaraku sekalian, mari kita bimbing adik-adik kita, bimbing pemuda-pemuda kita, bukan hanya dalam lingkup keluarga kita namun juga remaja-remaja masjid, DKM-DKM masjid, anak tetangga kita ataupun saudara kita yang notabenenya mereka syabab, notabenenya mereka pemuda, kita kokohkan mental mereka, perkuat keimānan mereka, melalui nasehat-nasehat sarat makna.

Maka jangan sampai kecintaan kita yang berlebih kepada putra/putri kita memberikan fitnah kepada kita.

Maka marilah saudara-saudaraku sekalian, kita mencontoh bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan nasehat kepada pemuda dan mari kita praktekkan itu kepada pemuda disekeliling kita.

Ini yang mungkin bisa saya sampaikan.

أفول ما تسمعون وآخر الكلام وآخر الدعوان عن الحمد لله رب العالمين

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Kamis, 17 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEEMPAT)

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Rabi'ul Awwal 1442 H / 05 November 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 052: Keutamaan Tauhīd (Bagian Keempat)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-052
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEEMPAT)*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

Dikatakan:

هُمُ الْآمِنُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

_"Mereka adalah orang-orang yang aman pada hari kiamat."_

الْمُهْتَدُونَ في الدني و الآخيره

_(Bahkan) mereka ini di dunia akan senantiasa mendapat bimbingan (petunjuk) dari Allāh, tatkala mereka di dunia dan di akhirat.)_

Ada salah satu do'a yang disebutkan di dalam Al Qur'ān:

تَوَفَّنِى مُسْلِمًۭا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ

_"Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan perjumpakan (gabungkanlah) kami dengan orang-orang yang shalih."_

(QS. Yusuf: 101)

Abdullāh Ibnu Mas'ūd tatkala turun firman Allāh:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."_

Dikatakan:

لما نزل هذه الآية، قَالُوا: أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ؟

_(Abdullāh ibnu Mas'ūd meriwayatkan) tatkala turun ayat ini maka para sahabat berkata, "Siapakah di antara kami yang tidak pernah melakukan kezhaliman?"_

Kenapa?

Karena yang namanya kezhaliman pasti terjadi disengaja atau tidak.

Anak terkadang melakukan kezhaliman kepada ayahnya atau kepada ibunya.

Ibu dan ayah terkadang melakukan kezhaliman kepada anak-anaknya.

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menepis apa yang menjadi persangkaan Abdullāh bin Mas'ūd.

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membawakan firman Allāh:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

_"Sesungguhnya syirik merupakan kezhaliman yang paling agung."_

(QS. Luqman: 13)

Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhāri, tatkala turun ayat: ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ , para shahabat berkata:

قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ

_"Wahai Rasūlullāh, siapakah di antara kami yang tidak melakukan kezhaliman?"_

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

لَيْسَ كَمَا تَقُولُونَ ‏

_"Bukan seperti apa yang kalian maksudkan dari ucapan kalian."_

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan penjelasan:

لم يلبس إيمانهم بظلم بشرك

_"Yang di maksud tidak melakukan kezhaliman maksudnya tidak melakukan kesyirikan (tidak pernah menyekutukan Allāh dalam hal peribadatan)."_

أَوَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لاِبْنِهِ ‏{‏يَا بُنَىَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ‏

_"Bukankah kalian mendengar apa yang menjadi perkataan Luqman kepada putranya: Janganlah engkau menyekutukan Allāh, sesunggguhnya syirik merupakan kezhaliman yang besar."_

Begitu juga dari Imam Ahmad:

لما نزلت ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ شق ذلك على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم

_Tatkala turun ayat ini maka para shahabat sedih (hatinya merasa berat)._

وقالوا أينا لا يظلم نفسه

_Maka mereka berkata, "Wahai Nabi Allāh,  siapakah di antara kami yang tidak pernah melakukan kezhaliman atas dirinya?"_

قال إنه ليس الذي تعنون

_"Bukan seperti yang kalian sangka."_

ألم تسمعوا ما قال العبد الصالح

_"Bukankah telah berkata Al 'Abdu As Shalih (hamba Allāh yang shalih)."_

Kita jumpai di dalam Al-Qur'ān ada satu surat yang bernama surat Luqman dan sebagian mengatakan bahwasanya Luqman adalah seorang nabi dan sebagian lagi mengatakan Luqman adalah seorang rasul.

Ada yang memberikan pernyataan bahwa Luqman adalah Abdun atau Abdullāh (hamba Allāh), maka yang benar. Luqman bukanlah nabi  atau rasul tetapi Luqman adalah Al 'Abdu As Shalih (hamba Allāh yang shalih).

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda tentang nasehat Luqman kepada putranya:

يَا بُنَىَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ‏

_"Wahai putraku, janganlah engkau menyekutukan Allāh, sesunggguhnya syirik merupakan kezhaliman yang nyata (yang besar)."_

Umar bin Khaththāb menafsirkan وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ , adalah seseorang yang menghadap Allāh dia tidak membawa dosa, sehingga artinya dia merasa aman dari semua jenis petaka.

Imam Al Hasan, begitu juga Al Kalbi, beliau mengatakan:

"Maka mereka akan memperoleh rasa aman waktu di akhirat nanti dan mereka berjalan di atas petunjuk."

Syaikhul Islām rahimahullāh tatkala mengomentari ayat ini, di katakan:

"Mereka orang-orang yang merasa berat, mereka menyangka bahwasanya kezhaliman tersebut adalah suatu hal yang pasti yaitu kezhaliman yang dilakukan oleh hamba itu sendiri, karena setiap orang pasti melakukan kezhaliman sehingga dia tidak akan memperoleh keamanan, tidak memperoleh petunjuk, kecuali siapa saja yang tidak pernah melalukan kezhaliman pada dirinya."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan penjelasan yang menjadi kehendak Allāh di dalam surat tersebut adalah:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ في كتاب الله

_Yang dimaksud tidak melakukan kezhaliman di sini adalah syirik, dan syirik merupakan kezhaliman sebagaimana disebutkan di dalam kitāb Allāh._

Sehingga jika seseorang melakukan syirik maka dia tidak akan memperoleh keamanan, tidak akan memperoleh ketenangan.

Demikian kajian kita di kesempatan hari ini, lain waktu In syā Allāh kita berikan penjelasan lainnya.

Terima Kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______________________

Rabu, 16 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KETIGA)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 01 Jumadal Awwal 1442 H / 16 Desember 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqah 051: Keutamaan Tauhīd (Bagian Ketiga)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-051
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KETIGA)*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."_

(QS. Al An'ām: 82)

Maka mereka akan memperoleh: ٱلۡأَمۡنُ (ketenangan), وَهُم مُّهۡتَدُونَ (dan mereka akan diberi petunjuk).

Disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pernyataan bahwasanya orang yang beriman (imannya benar) dan tidak melakukan berbagai macam kezhaliman, maka Allāh akan memberikan: ٱلۡأَمۡن (keamanan), memperoleh as sakinah.

Allāh memberikan pernyataan bahwasanya orang-orang Quraish ketika musim panas mereka berdagang ke negeri Syām dan ketika musim dingin mereka berdagang ke negeri Yaman.

Allāh berfirman:

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍۢ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

_"Dialah Allāh Subhānahu wa Ta'āla Dzaat yang telah memberikan kepada mereka rasa cukup (cukup makan, cukup minum) tatkala mereka lapar, dan Allāh memberikan rasa aman dari rasa ketakutan."_

(QS. Al Quraish: 4)

Ada orang yang hidupnya selalu diliputi rasa takut (tidak bisa makan) dan rasa tidak nyaman, maka kita harus bersyukur kepada Allāh karena kita masih bisa makan dan minum dengan baik. Alhamdulillāh apa yang menjadi harapan dan cita-cita kita, kita peroleh dengan mudah tanpa ada hal yang menghalangi.

Ikhwan akhawatiy fīllāh rahimakumullāh

Ibnu Jarīr ketika beliau mengomentari firman Allāh diatas (QS. Al An'ām: 82), beliau mengatakan, dari Arabiy ibn Annas dia berkata:

الإخلاص لله وحده

_"Ikhlas itu hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata."_

Iman adalah segala sesuatu yang ditunaikan/ dikerjakan/dilakukan untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata.

Ibnu Katsīr mengatakan:

أي : هؤلاء الذين أخلصوا العبادة لله وحده، ولم يُشرِكوا به شيئًا

_"Mereka orang-orang yang ikhlas di dalam beribadah karena Allāh semata dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun."_

Tentunya suatu hal yang berat. Ketika eseorang melakukan suatu amal  pasti banyak godaan.  Orang hidup pasti banyak cobaan, biasanya menenggok ke kanan atau ke kiri, kecuali mereka yang mendapatkan rahmat dari Allāh.

Māsyā Allāh.

Maka dikatakan:

الذين أخلصوا العبادة لله وحده

_"Mereka yang konsentrasi di dalam beribadah untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata."_

Salah satu di antara penjelasan yang disebutkan para ulama yaitu, "Sekiranya kamu beribadah sendiri di padang pasir pun maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menguatnya."

Māsyā Allāh

Dalam artian, apa yang dilakukan oleh seorang hamba diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Walau orang tersebut sudah menyembunyikannya namun terkadang orang lain tahu.

Al Imam Al Bukhāri rahimahullāh adalah seorang yang sangat ikhlas. Tatkala beliau selesai mengajar dan siswanya sudah diperkenankan untuk pergi karena pembelajaran sudah selesai, beliau rahimahullāh masih tetap berada di masjid sampai beliau yakin tidak ada orang yang melihat.

Kemudian beliau rahimahullāh mengambil benang yang menempel di atas karpet dan mengantonginya. Beliau merasa sudah melakukan perbuatan menyembunyikan amal tetapi salah seorang siswanya melihat dari kejauhan sehingga cerita tersebut beredar sampai sekarang. Māsyā Allāh.

Bahkan seseorang melakukan ketaatan dan  diketahui oleh banyak orang setelah dia meninggal dunia sebagaimana yang dilakukan oleh Zainal Abidin keturunan Āli bin Abī Thālib radhiyallāhu 'anhu.

Zainal Abidin sering melakukan ketaatan. Beliau bersedekah gandum untuk para janda di Madīnah. Dan para janda itu tidak tahu siapa yang telah melakukan amal shalih tersebut. Begitu Zainal Abidin rahimahullāh meninggal dunia dan ketika beliau dimandikan ada bekas kapal (kulit menebal) di pundaknya, sehingga orang-orang mengetahui bahwa selama ini beliau adalah orang yang memanggul gandum.

Terima kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

____________________

Selasa, 15 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDUA)

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 30 Rabi'ul Akhir 1442 H / 15 Desember 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 50: Keutamaan Tauhīd (Bagian Kedua)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-050
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN KEDUA)*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً

بْيَان فضل التوحيد وما يكفر من الذنوب

Penjelasan terkait dengan keutamaan Tauhīd dan apa-apa yang bisa menghapus dosa.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ

_"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."_

(QS. Al An'ām: 82)

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ

_"Mereka orang-orang yang beriman."_

Kemuliaan bagi mereka yang beriman kepada Allāh, dan bentuk kasih sayang Allāh kepada manusia adalah Allāh mengajak manusia berbicara:

يا ايها الناس

_"Wahai para manusia."_

Manusia macam-macam, ada yang memeluk ahlul kitāb yaitu penganut Yahudi dan Kristiani.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

قل يا محمد، قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰب

_"Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka ahlul kitāb (yahudi dan Nasrani)."_

Allāh ungkapkan dengan: قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰب .

Māsyā Allāh, Indahnya, bagaimanakah Allāh perintahkan kepada Rasūl-Nya untuk mengajak agar mereka bertauhīd.

قُلْ يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍۭ

_"Wahai ahlul kitāb, kemarilah ke suatu tempat yang tinggi."_

Māsyā Allāh.

Terkadang Allāh mengajak bicara orang-orang kafir dengan kekufuran mereka.

Sebagaimana firman Allāh:

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ

_Katakanlah, "Wahai orang-orang kafir."_

(QS. Al Kāfirun: 1)

Dan Allāh memuliakan orang-orang yang beriman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ

_"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa..."_

(QS. Al Baqoroh: 183)

Menunjukkan sifat rahmat Allāh, yang Allāh berikan kepada orang-orang yang beriman, sehingga Allāh memberikan pernyataan: ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ (mereka orang-orang yang beriman).

وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ

Yalbisa-yalbasu memiliki arti memakai.

Bagaimanakah Allāh mengungkapkan iman dihiasi, karena sesungguhnya manusia itu berhias.

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍۢ ....

_"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid....."_

(QS. Al A'rāf: 31)

Orang jawa mengatakan,

"Ajining dhiri ono ing kedaling lathi."
"Ajining salira ono ing busana."

Ma'ruf ungkapan Jawa ini.

Ajining dhiri ono ing kedaling lathi adalah terhormatnya seseorang bisa dilihat bagaimana dia bertutur kata.

Dan seseorang bisa dilihat kemuliaannya dari bagaimana dia berpenampilan, bagaimana dia berpakaian, maka pakaian adalah hal yang mulia.

Allāh berfirman:

وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَى

_"Dan pakaian takwa itulah yang paling baik."_

(QS. Al A'rāf: 26)

Taqwa adalah sesuatu hal yang menghujam pada diri seseorang, sehingga dia melakukan apa yang menjadi perintah Allāh dan berusaha untuk menjauhi larangannya.

Dan Allāh berfirman:

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ......

_"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa."_

(QS. Al Baqoroh: 197)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan suatu keistimewaan dengan suatu penamaan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan pernyataan:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ

_"Mereka orang-orang yang beriman dan mereka tidak menjadikan keimanan tersebut diberi hiasan (diberi pakaian) dengan kezholiman."_

Mereka orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan keimanan mereka dengan kezholiman,  karena kezholiman adalah sesuatu yang dilarang.

Disebutkan di dalam hadīts qudsi Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

إني حرمت الظلم على نفسي، وجعلته بينكم محرمًا

_"Sesungguhnya aku mengharamkan kezhaliman atas diriku dan aku jadikan kezhaliman adalah suatu yang diharamkan (dilarang)."_

Rosūlullāh shollallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَلَا تَظلمُوا

_"Wahai kalian kaum mukminin, janganlah satu sama lain saling melakukan kezhaliman."_

Di dalam hadīts lain Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

الظلم ظلمات يوم القيامة

_"Kezhaliman itu adalah kegelapan yang luar biasa di hari kiamat."_

Sesungguhnya kezhaliman apapun pada hari kiamat akan ada hisabnya (balasannya).

Terima kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

____________________

Senin, 14 Desember 2020

KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN PERTAMA)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 29 Rabi'ul Akhir 1442 H / 14 Desember 2020 M
👤 Ustadz Abdussalam Busyro, Lc.
📗 Kitāb At-Tauhīd
🔊 Halaqoh 49: Keutamaan Tauhīd (Bagian Pertama)
⬇ Download audio: bit.ly/UAB-KT-049
〰〰〰〰〰〰〰

*KEUTAMAAN TAUHĪD (BAGIAN PERTAMA)*

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه  لاحول ولاقوة إلا بالله ، رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه وسلم نبيا ورسولا رَبِّ زدْنيِ عِلْماً وَ رْزُقْنيِ فَهْماً ، قال الله تعالى في كتاب الكريم الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Ikhwan Akhwat fīllāh rahimakumullāh.

Pemirsa dan pendengar yang kami muliakan, syukur kita kehadirat Allāh atas nikmat dan karunianya.

Kembali kita bersyukur kepada Allāh bisa melanjutkan kajian tauhīd, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhai kita semua. Aamiin Yā Rabbal 'alamīn.

Shalawat serta salam tercurah kepada baginda Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada keluarganya, shahabatnya, pengikutnya hingga akhir zaman.

Kajian kita pada kesempatan hari ini kita akan membahas yaitu:

بْيَان فضل التوحيد وما يكفر من الذنوب

_Penjelasan Keutamaan Tauhīd dan Apa-apa Yang Menggugurkan Dosa._

Bayān (بْيَان) adalah penjelasan, syarah atau keterangan.

Terkadang seseorang mendengar suatu perkara dan dia bisa langsung paham. Ada juga yang bisa memahami suatu masalah setelah mendapatkan penjelasan.

Dan tidak ada penjelasan yang mulia melebihi penjelasan yang menjadi kehendak Allāh kepada hamba-Nya yaitu Tauhīd.

Semua nabi datang kepada umatnya untuk mengajarkan Tauhīd. Karena itulah kenapa manusia diciptakan.

Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

_"Dan tidaklah, kami ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka meng-Esa-kan Allāh."_

(QS. Adz Dzariyat: 56)

Fadhlun (فضل) adalah keutamaan, afdhaliyyah ( افضلية) adalah keistimewaan, jadi:

بْيَان فضل

_"Penjelasan terkait dengan keutamaan."_

⇒ Menunjukkan sesuatu itu memiliki keistimewaan.

Ada sebagian orang memiliki kekurangan tetapi dibalik kekurangannya terkadang ada keistimewaannya. Seseorang kadang memiliki kelebihan, namun dibalik kelebihannya terkadang ada juga kekurangannya.

Ketika anda merendahkan seseorang ketahuilah bahwasanya seseorang itu memiliki keistimewaan.

Dan keistimewaan seluruh rasul adalah mengajarkan hal yang sama yaitu Tauhīd.

Fadhl (فضل) adalah keutamaan, kemuliaan dan  kelebihan.

At tauhīd (التوحيد) adalah 'aqidah.

جعلُ الشيءِ متعدِّد واحد

_"Menjadikan sesuatu yang jumlahnya banyak menjadi satu adalah Tauhīd."_

Seseorang mengambil lidi, dengan mudahnya lidi tadi dipotong.

Seseorang mengambil 5 (lima) lidi dengan mudahnya pula lidi itu dipotong.

Tentunya jumlah satu dan lima lidi berbeda, apalagi dengan kumpulan jumlah yang banyak. Kita lihat lidi yang terkumpul dalam satu ikatan menjadi sebuah sapu, ketika ikatan lidi tersebut akan dipotong tentunya akan sulit.

جعلُ الشيءِ متعدِّد واحد

_"Menjadikan sesuatu yang berpencar-pencar  (jumlahnya banyak) menjadi satu."_

Seseorang bisa jadi memakai pakaian yang berbeda, ada yang menggunakan baju kotak-kotak, ada yang menggunakan baju batik, ada yang menggunakan baju bergaris, ada yang menggunakan baju berwarna putih atau merah, orange atau hijau. Begitu mereka masuk sekolah pakaian mereka sama, mereka menggunakan baju berwarna putih. Menjadikan seragam (kesatuan) yang sama di dalam berpakaian, tauhīd.

Tauhīd juga memiliki arti al 'aqidah yaitu al i'tiqad, yaitu sesuatu yang diyakini.

Tauhīd juga memiliki persamaan lain yaitu as sunnah.

Tauhīd juga memiliki nama lain yaitu ushulul ad dīn.

Tauhīd juga memiliki nama lain yaitu al iman.

Tauhīd juga memiliki nama lain yaitu asy syarī'ah.

Tauhīd juga memiliki nama lain yaitu al fiqhu al akbar.

Semua nama-nama ini memiliki arti yang sama yaitu Tauhīd.

Di dalam pembahasan tersebut kita diarahkan, kita diberi panduan untuk meng-Esa-kan Allāh.

Al Iman, ada kitāb namanya Syu'abul Iman karya Imam Al Baihaqi.

As Sunnah, ada kitāb namanya Syarhus Sunnah, ada juga As Sunnah ibn Abī Ashim.

Asy Syarī'ah, kitāb yang membahas Tauhīd dengan judul Asy Syarī'ah.

Sepintas orang akan memahami asy syarī'ah adalah materi fiqih, mungkin di dalamnya ada pembahasan haji, pembahasan umrah, pembahasan thaharah,  pembahasan terkait dengan muamalat masuk di dalamnya adalah jual beli, menikah, pembahasan thalaq.

Mungkin dibenak kita kalau kita berbicara syarī'ah maka fiqih, tapi ternyata salah satu nama Tauhīd adalah Syarī'ah.

Kītab Asy Syarī'ah adalah kitab yang memiliki beberapa jilid yang dikarang oleh Imam Al Ajurriy.

'Aqidah, ada kitāb yang memiliki judul Aqidatul Muwahhīdin, ada kitāb Aqidatul Mukmin.

I'tiqod,  Syarah Lum'atul I'tiqod,  ada juga kitāb lainnya yang terkait dengan i'tiqod.

Imam Abū Hanifah memiliki kitāb yang berjudul Al Fiqhu Al Akbar (fiqih yang besar atau fiqih yang agung).

Ada juga penamaan tauhīd dengan sebutan Ushulul Ad Dīn atau Ushulu Ad Diyanah. Kitāb Al Ibanah An Ushul Ad Diyanah, ini juga membahas terkait dengan tauhīd.

Terima kasih atas segala perhatiannya.

Jazākumullāh Khayran alā husni ihtimāmikum.

سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا الله، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

____________________

Jumat, 11 Desember 2020

FAEDAH SURAT AL-KAHFI, BAGIAN 04

🌍 BimbinganIslam.com
Jumat 26 Roji'ul Akhir  1442 H / 11 Desember 2020 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Tafsir | Faedah Surat Al Kahfi (Bagian 04 dari 09)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-FaedahAlKahfi-04
~~~~~~~~~~~~~~~

*FAEDAH SURAT AL-KAHFI, BAGIAN 04*

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

In syā Allāh pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama berusaha untuk mengambil faedah-faedah dari surat Al Kahfi.

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla mulai masuk dalam kisah sshābul kahfi, sebagai jawaban atas pertanyaan orang-orang musyrikin terhadap Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang pertanyaan tersebut mereka dapatkan dari orang-orang Yahūdi.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا

_"Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan mempunyai raqīm itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan kami yang mengherankan?"_

(QS Al Kahfi: 9)

Makna ar raqīm (َالرَّقِيمِ) ada khilāf diantara para ulamā.

Ada yang mengatakan:

⑴ Anjing ashābul kahfi
⑵ Nama batu yang ada di dalam gua tersebut.
⑶ Nama lembah yang ada di dalam gua tersebut.

Namun pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarīr At Thabari dan juga dipilih oleh Ibnu Katsīr dan dipilih oleh Syaikh Muhammad Al Amin Al Shanqiti rahimahullāh:

Ar raqīm  fa’il bimakna maf'ul, sehingga menjadi "al marqum" yang artinya "yang tertulis".

Disebutkan oleh para ahli tafsir bahwasanya tatkala penduduk negeri itu mendapati ashābul kahfi yang akhirnya meninggal di dalam gua tersebut, mereka menuliskan kisah ashābul kahfi dalam sebuah prasasti dari batu dan ada yang mengatakan mereka menulis di atas lembaran/lempengan emas. Itulah yang dinamakan dengan ar raqīm.

Intinya mereka menulis kisah ashābul kahfi sebagai pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.

Allāh mengatakan maksud ayat ini:

"Wahai Muhammad mereka menanyakan kepada mu tentang kisah ashābul kahfi (dan mereka menganggap tentang kisah ashābul kahfi adalah kisah yang menakjubkan) dan katakanlah bahwa masih ada ayat-ayat Allāh lain yang lebih menakjubkan dari pada shābul kahfi."

Maksud ayat ini demikian sebagaimana dijelaskan oleh para ahli tafsir.

Apakah engkau menyangka bahwa ashābul kahfi menakjubkan?

Masih ada yang lebih menakjubkan daripada kisah ashābul kahfi.

Kisah ashābul kahfi hanyalah ada beberapa pemuda yang sudah tertidur 309 tahun kemudian dibangunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Ini menakjubkan!

Tetapi yang lebih menakjubkan banyak, seperti penciptaan langit, lebih menakjubkan. Penciptaan manusia dari tidak ada menjadi ada, menakjubkan. Dari air mani kemudian menjadi manusia ini menakjubkan. Langit yang begitu luasnya, menakjubkan. 'Isrā Mi'raj menakjubkan.

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla mulai menceritakan tentang kisah ashābul kahfi.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

_Tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a:_

_"Wahai Tuhan kami, berilah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini."_

(QS Al Kahfi: 10)

Siapakah para pemuda ini?

Al Hafizh Ibnu Katsīr rahimahullāh menyebutkan dalam tafsirnya beliau mengatakan:

"Salaf dan khalaf banyak, di antara mereka menyebutkan kisah ashābul kahfi adalah kisah 7 (tujuh) pemuda yang hidup di suatu zaman."

Zaman ini diperselisihkan oleh para ulamā, apakah mereka hidup di zaman Nabi 'Īsā 'alayhissalām atau mereka hidup sebelum zaman Nabi 'Īsā 'alayhissalām.

Al Hafizh Ibnu Katsīr merājihkan bahwasanya mereka ini hidup di zaman sebelum Nabi 'Īsā 'alayhissalam.

Jadi mereka bukan orang-orang Nashārā, mereka adalah pengikut nabi Mūsā 'alayhissalām.

Kenapa demikian?

Karena dalīlnya, kata Ibnu Katsīr:

"Orang-orang Yahūdi perhatian terhadap kisah ini, seandainya itu terjadi di zaman setelah Nabi 'Īsā 'alayhissalām maka orang-orang Yahūdi tidak terlalu perhatian dengan kisah ini."

Wallāhu Ta'āla A'lam, ini pendapat Ibnu Katsīr rahimahullāh.

Dan kita tidak pernah tahu di zaman kapan mereka pernah hidup.

Yang jelas disebutkan bahwasanya mereka adalah 7 orang pemuda yang hidup di suatu zaman, di zaman seorang raja yang bernama Dikyanus. Mereka hidup di zaman tersebut.

Raja ini seorang yang musyrik dan seluruh rakyatnya juga musyrik. Mereka menyembah berhala dan mereka mempunyai acara tahunan. Yaitu mereka pergi ke suatu lapangan terbuka sambil membawa hewan-hewan untuk disembelih dan dikurbankan bagi berhala-berhala mereka.

Pada suatu hari seluruh penduduk negeri pergi keluar termasuk 7 orang pemuda ini, 7 pemuda ini disebutkan mereka adalah anak-anak orang kaya.

Tatkala acara kesyirikan dimulai, salah seorang dari pemuda ini keluar dia tidak suka dengan kesyirikan. Kemudian dia menjauh dari perkumpulan orang-orang tersebut dan beristirahat di bawah sebuah pohon.

Tidak lama datang orang kedua, mereka tidak saling mengenal. Kemudian datang orang ketiga sampai 7 (tujuh) orang. Kemudian mereka istirahat berdiam diri di bawah pohon. Mereka takut ketahuan kalau ternyata mereka pergi keluar dari perkumpulan itu karena ketidaksukaan mereka  terhadap kesyirikan.

Akhirnya salah satu dari pemuda itu berbicara, bahwa dia keluar dari perkumpulan itu dan beristirahat di bawah pohon tersebut karena dia tidak suka dengan kesyirikan. Kemudian yang lain mengatakan sama, mereka semua tidak suka dengan kesyirikan.

Ternyata 7 (tujuh) orang pemuda itu memisahkan diri (dari kaumnya) karena tidak suka dengan kesyirikan.

Ibnu Katsīr menyebutkan hadīts:

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

_"Ruh-ruh itu seperti prajurit yang berkelompok-kelompuk, maka yang saling bersesuaian di antara mereka akan saling dekat dan yang tidak bersesuaian akan saling berselisih."_

(Hadīts riwayat Muslim nomor 4773, versi Syarh Muslim nomor 2637)

Tatkala orang yang suka dengan tauhīd dia akan berkumpul dengan orang yang bertauhīd.

Tatkala orang yang suka bermaksiat maka dia akan berkumpul dengan orang yang berbuat maksiat.

Tatkala orang yang suka dengan kesyirikan maka dia akan berkumpul dengan orang yang berbuat kesyirikan.

Allāh menjadikan mereka berkumpul tanpa mereka sepakati terlebih dahulu.

Setelah mereka berkumpul (7 orang pemuda) merekapun berpisah dari masyarakat dan mereka membuat semacam tempat ibadah yang mereka bertauhīd kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla di tempat ibadah tersebut.

Kemudian seluruh rakyat di negeri tersebut hasad terhadap mereka.

Mereka (seluruh rakyat) berkata, "Mengapa mereka membuat tempat ibadah sendiri?"

Kemudian mereka melaporkan 7 (tujuh) pemuda ini kepada raja Dakiyanus. Kemudian dipanggillah 7 pemuda ini oleh raja Dakiyanus ternyata mereka adalah anak-anak pejabat dan dikenal oleh raja tersebut.

Kemudian sang raja mengatakan, "Bukalah pakaian kalian."

Kemudian 7 pemuda itu membuka pakaian mereka dan diberi ganti pakaian biasa (pakaian orang miskin) dan mereka diperintahkan untuk kembali kepada agama nenek moyang mereka untuk berbuat kesyirikan. Akan tetapi para pemuda itu tidak mau.

Kemudian sang raja kasihan terhadap mereka dan memberikan waktu untuk berpikir (tidak langsung dihukum oleh sang raja).

Tatkala mereka diberi waktu untuk berpikir, mereka berpikir untuk melarikan diri, melarikan dirilah mereka meninggalkan negeri tersebut pergi menuju gua.

Tatkala mereka pergi menuju gua mereka mengatakan:

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

_"Wahai Tuhan kami, berilah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.”_

Perhatikan di sini!

⇒Rahmah adalah isim nakirah, isim nakirah dalam konteks thalab adalah meminta.

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً

_Yā Allāh berikanlah kepada kami rahmat-Mu._

Maksudnya:

"Seluruh rahmat-Mu, mencakup rahmat yang berkaitan dengan kami, jasad kami, agama kami."

Oleh karenanya para ulamā menyebutkan seperti do'a:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Hasanah di sini adalah nakirah dalam konteks thalab, meminta. Maka memberikan faedah keumuman.

Oleh karenanya barangsiapa yang ingin meminta dunia apa saja, bila dia membaca do'a ini maka sudah mencukupi.

Bahkan sebagian salaf ketika ditanya bagaimana do'a agar kita bisa mendapatkan istri yang shālihah maka disuruh membaca do'a ini:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Semua kebaikan dengan membaca do'a ini sudah cukup, do'a ini dikenal dengan nama do'a sapu jagat.

7 orang pemuda itu meminta secara global dengan mengatakan, "Yā Allāh, berikanlah rahmat Mu kepada kami."

Mereka tidak meminta rahmat tertentu, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla kabulkan permintaan pemuda tersebut, Allāh mengilhamkan mereka untuk pergi ke gua dan mereka masuk ke dalam gua tersebut dan Allāh tidurkan mereka.

Demikianlah kajian kita pada kesempatan kali ini.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Bersambung ke bagian 05, in syā Allāh
______________________

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits