🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 27 Muharam 1439 H / 17 Oktober 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Sirah Nabawiyyah
📖 Bab 04 | Kelahiran Dan Nasab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam (Bag. 2 dari 6)
▶ Link Download Audio: bit.ly/BiAS-FA-Sirah-0402
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
*KELAHIRAN DAN NASAB NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM 2 DARI 6*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه لا نبي بعده يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Alhamdulillāh, Allāh masih memberi kesempatan kita untuk bersua kembali dalam rangka mempelajari sejarah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Kita lanjutkan,
Tatkala itu 'Abdul Muththalib hanya memiliki satu orang anak laki-laki yang bernama Al Hārits bin 'Abdul Muththalib (baru satu orang saja)
Maka mulailah 'Abdul Muththalib menggali sumur tersebut. Kemudian mulai nampak tanda-tanda sumur tersebut (tampak dinding-dindingnya). Maka orang-orang Quraisy mengetahui kalau 'Abdul Muththalib menemukan sumur.
Merekapun mendatangi 'Abdul Muththalib dan berkata:
_"Wahai 'Abdul Muththalib, ini sumurnya kakek kita ( Ismā'īl 'alayhissalām), kami juga punya hak terhadap sumur tersebut. Maka jadikanlah kami termasuk pemilik sumur tersebut."_
'Abdul Muththalib berkata:
"_Saya tidak mau, ini milik saya. Aku telah dikhususkan memiliki sumur ini, tetapi saya akan berikan kepada kalian."_
(Inti nya 'Abdul Muththalib akan membagi sumur zamzam tersebut)
Kata mereka:
_"Adil lah terhadap kita. Kalau tidak, kami tidak akan membiarkanmu menguasai sumur ini sampai kita berhakim kepada seseorang."_
Maka 'Abdul Muththalib dengan adilnya berkata:
_"Pilih siapa saja orang yang kita akan bertahkim kepadanya."_
Kata mereka:
_"Ada seorang perempuan dukun tapi tempatnya jauh di negeri Syām."_
Kemudian 'Abdul Muththalib setuju, maka berangkatlah 'Abdul Muththalib bersama beberapa saudara dari Bani 'Abdi Manaf dan orang-orang Quraisy. Mereka berjalan bersama dua kelompok
⑴ Kelompok 'Abdul Muththalib dengan Bani 'Abdi Manaf.
⑵ Kelompok Bani yang menuntut untuk diberikan zamzam.
Tatkala itu mereka melewati padang pasir dan perjalanan yang sangat jauh, tiba-tiba 'Abdul Muththalib kehabisan air dan selama perjalanan tidak menemukan sumber mata air.
Maka mereka (rombongannya 'Abdul Muththalib) kehausan, sementara rombongan yang satunya masih memiliki air.
Tatkala air mereka habis, mereka minta kepada rombongan sebelah, tetapi mereka menolak memberi air.
Akhirnya mereka (kelompoknya 'Abdul Muththalib) merasa akan mati, maka 'Abdul Muththalib punya ide.
_"Begini, kita masing-masing gali kuburan kita, daripada kita semua tergeletak tidak ada yang menguburkan, siapa yang mati duluan kita kubur lalu tutup, yang mati berikutnya sampai terakhir, hanya 1 yang mati yang tidak terkuburkan."_
Akhirnya mereka mulai menggali kuburan mereka masing-masing dan ini disaksikan oleh grup sebelah dan mereka tidak memperdulikan.
Setelah tergali lubang-lubang kuburan, 'Abdul Muththalib mengatakan:
_"Ini namanya pasrah, kita harus berusaha."_
Akhirnya mereka meninggalkan kuburan yang telah mereka gali, mulailah 'Abdul Muththalib naik ke atas untanya lalu tiba-tiba dari kaki untanya keluar mata air.
Setelah itu 'Abdul Muththalib mengambil air dan meminumnya dan memanggil grup sebelah (yang tidak mau memberikan air) dan mereka akhirnya datang dan ikut minum air tersebut.
Akhirnya grup sebelah sadar bahwasanya memang air zamzam tersebut haknya 'Abdul Muththalib, (buktinya) di tengah-tengah padang pasir Allāh keluarkan air khusus untuk 'Abdul Muththalib.
Mereka tidak jadi pergi ke dukun di Syām dan mereka kembali ke Mekkah dan menyatakan bahwasanya air zamzam itu milik 'Abdul Muththalib.
Inilah kisah kakek Nabi, 'Abdul Muththalib, dan tadi kita katakan bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dipilih oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan nasab yang sangat tinggi demikian juga nasab-nasab para Rasūl.
Sebagaimana dalam Shahīh Bukhāri, tatkala Abū Sufyan masih dalam keadaan kafīr, Abū Sufyan pernah bertemu dengan Kaisar Romawi Hieraklius. Tatkala itu dia (Hieraklius) bertanya tentang Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Abū Sufyan menjawab dengan jujur walaupun kafīr.
Diantara pertanyaan Hieraklius kepada Abū Sufyan, dia bertanya tentang nasab Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
_"Bagaimana nasab Nabi tersebut?"_
Maka kata Abū Sufyan:
_"Sesungguhnya Muhammad itu dikalangan kami adalah orang yang nasabnya tinggi."_
Maka Hieraklius berkata:
وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فيْ نسَب ِ قَوْمِهَا
_"Demikianlah para Rasūl, mereka diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla pada nasab yang tinggi diantara kaumnya."_
Para ulamā menyebutkan, ada hikmah kenapa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dipilih pada nasab yang tinggi bahkan nasab terbaik, yaitu agar tidak ada orang-orang Arab yang mencela nasab Nabi. Mereka tahu nasab mereka lebih rendah dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Bagaimana tidak, kakeknya yaitu 'Abdul Muththalib pemilik zamzam, pemimpin orang-orang Quraisy, bagaimana cucunya mau dicela?
Dan ini diantara hikmah Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Seandainya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam diutus dari nasab yang rendahan (rakyat jelata yang tidak punya kedudukan) maka orang-orang akan menuduh bahwasanya Muhammad itu mengaku dirinya sebagai Nabi untuk mencari kekuasaan dan penghormatan.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak mencari penghormatan, beliau sudah dihormati.
Justru tatkala beliau berdakwah, beliau direndahkan. Tatkala beliau menyeru kepada Islām, beliau direndahkan. Asalnya, kalau beliau tidak menyeru kepada Islām beliau sudah dimuliakan oleh orang-orang Quraisy karena beliau adalah cucunya 'Abdul Muththalib.
⇒ 'Abdul Muththalib adalah orang yang mengatur pengairan untuk jama'ah haji, tersohorlah kebaikan 'Abdul Muththalib (sebelumnya). Begitu pula Hāsyim (bapaknya 'Abdul Muththalib), sangat terkenal.
Dan disebutkan oleh para ulamā, nama asli Hāsyim itu adalah 'Amr, namun diberi gelar "Hāsyim" karena Hāsyim itu artinya "membuat makanan untuk jama'ah haji." Beliau terkenal karena membagi-bagikan makanan untuk jama'ah haji.
Oleh karenanya tatkala Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diutus pada golongan strata tinggi (nasab yang tinggi) maka tidak ada yang menuduh Nabi dengan tuduhan yang mengatakan nasabnya buruk.
Coba seandainya kalau Nabi dari nasab yang rendah misal dari budak, adakah yang mau berimān?
Tidak ada. Tidak ada yang mau berimān kepada Nabi, bila beliau berasal dari golongan rendah (budak).
Oleh karena itu Allāh memilih Nabi dari nasab yang tinggi, salah satu hikmahnya adalah,
⇒ Tatkala orang-orang bernaung di bawah Nabi mereka tidak merasa rendah, kenapa? Karena Nabi mereka nasabnya tinggi.
Sesuai dengan perkataan Hieraklius, yang mengatakan:
وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فيْ نسَب ِ قَوْمِهَا
_"Demikianlah para Rasūl, mereka diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla pada nasab kaumnya yang tinggi."_
Kita cukupkan di sini saja, In syā Allāh besok kita lanjutkan lagi.
وبالله التوفيق و الهداية
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
_________________________
🌾 Raih Pahala Jariyah dengan Donasi Markaz Dakwah & Studio Bimbingan Islam
√ Bank Mandiri Syariah
√ Kode Bank : 451
√ No. Rek : 710-3000-507
√ A.N : YPWA Bimbingan Islam
Konfirmasi Transfer Via WA & Informasi ; 0811-280-0606
----------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar