Sabtu, 14 Desember 2019

KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 48

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 13 Rabi’ul Akhir 1441 H / 10 Desember 2019 M
👤 Ustadz Riki Kaptamto Lc
📗 Kitab Bahjatu Qulūbul Abrār Wa Quratu ‘Uyūni Akhyār fī Syarhi Jawāmi' al Akhbār
🔊 Halaqah 050 | Hadits 48
⬇ Download audio: bit.ly/BahjatulQulubilAbrar-H050
〰〰〰〰〰〰〰

*KITĀB BAHJATU QULŪBIL ABRĀR, HADĪTS 48*

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه و كل من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين اما بعد

Kaum muslimin dan muslimat rahīmani wa rahīmakumullāh.

Ini adalah halaqah kita yang ke-50 dalam mengkaji kitāb: بهجة قلوب الأبرار وقرة عيون الأخيار في شرح جوامع الأخبار (Bahjatu Qulūbil Abrār wa Quratu 'uyūnil Akhyār fī Syarhi Jawāmi' Al Akhbār), yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh.

Pembahasan kita sudah sampai pada hadīts yang ke-48 yaitu hadīts yang diriwayatkan oleh Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu. Beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

ثَلاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ: الْمُكَاتَبُ يُرِيدُ الْأَدَاءَ، المتزويج  يُرِيدُ العفاف و المجاهد فِي سَبِيلِ اللَّهِ

_"Ada 3 orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla; (1) Seorang budak mukātabah yang dia ingin melunasi pembayarannya, (2) Seorang menikah dengan tujuan menjaga kehormatannya dan (3) Seorang yang berjihād di jalan Allāh."_

Syaikh Abdurrahmān bin Nāshir As Sa'dī rahimahullāh menjelaskan tentang hadīts ini, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menjanjikan adanya penggantian atas apa yang diinfaqkan di dalam perkara-perkara yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Termasuk di antaranya adalah 3 hal yang disebutkan di dalam hadīts yang mulia ini.

Yaitu:

⑴ Harta yang diinfaqkan untuk berjihād di jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dimana jihād ini merupakan suatu amalan yang memiliki kedudukan yang mulia di dalam Islām, baik berupa jihād dengan senjata maupun jihād dengan ilmu dan hujjah.

Maka berinfaq atau menginfaqkan harta di dalam bentuk jihād (jalan kebaikan), merupakan sesuatu yang akan Allāh ganti. Dan orang yang melakukannya termasuk orang yang dijanjikan untuk ditolong dan dimudahkan perkaranya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Amalan jihād, harta yang diinfaqkan dalam berjihād dan orang yang melakukan jihād merupakan orang yang dijanjikan dibantu oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan dimudahkan jalannya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla

⑵ Al Mukātab yaitu seorang budak atau hamba  sahaya yang dia ingin untuk memerdekakan dirinya (menebus kemerdekaan dirinya) dengan melakukan pembayaran kepada tuannya.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan orang-orang yang memiliki budak agar mereka melakukan mukātabah (pembebasan bagi budak-biasanya yang mereka ingin membebaskan diri dengan melakukan pembayaran atas dirinya)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَكَاتِبُوهُمۡ إِنۡ عَلِمۡتُمۡ فِيهِمۡ خَيۡرٗا

_"Maka lakukanlah mukātabah terhadap mereka jika kalian mengetahui adanya kebaikan pada diri-diri mereka.”_

(QS An Nur: 33)

Yang dimaksud dengan adanya kebaikan pada diri-diri mereka adalah adanya keshālihan dalam perkara agama dan dunia mereka.

Apabila mereka mampu untuk mengurus urusan agama dan dunia mereka, hendaknya mereka diterima permintaan untuk melakukan mukātabah.

Seorang budak yang dia melakukan mukātabah untuk menebus dirinya dengan tujuan ingin melunasi pembayaran dirinya agar mendapatkan kemerdekaan atas dirinya dan lebih memfokuskan dirinya untuk agama dan urusan dunia yang baik baginya, maka Allāh akan membantunya.

Allāh akan mudahkan baginya urusannya dan Allāh akan memberinya rezeki dari sisi yang tidak dia sangka.

Demikian pembahasan kita pada kesempatan kali ini.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه  وسلم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
____________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits