🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 08 Shafar 1441 H / 07 Oktober 2019 M
👤 Ustadz Ratno, Lc
📗 Kitab Syamāil Muhammadiyah
🔊 Halaqah 37 | Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam Bercelak Sebelum Tidur
⬇ Download audio: bit.ly/SyamailMuhammadiyah-37
〰〰〰〰〰〰〰
RASŪLULLĀH SHALLALLĀHU ‘ALAYHI WA SALLAM BERCELAK SEBELUM TIDUR
بسم الله.
الْحَمْدُ لله، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رسول الله، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القيامة، أَمَّا بَعْدُ:
Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Alhamdulillāh, puji syukur atas nikmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang Allāh limpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita bisa melanjutkan pembahasan kitāb Asy-Syamāil Al Muhammadiyah hingga pada pertemuan yang ke-37.
Dan alhamdulillāh, kita sudah sampai pada hadīts nomor 50, sebagaimana penomoran pada kitāb Syarah kitab Asy Syamāil Al Muhammadiyah karya Syaikh Abdurrazaq Al Badr.
Dalam hadīts ke-50 ini, Imām At Tirmidzī rahimahullāh membawakan hadīts dari shahābat Ibnu Abbās radhiyallāhu ta'āla 'anhumā.
Beliau mengatakan:
كَانَّ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَكْتَحِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ بِالإِثْمِدِ، ثَلاثًا فِي كُلِّ عَيْنٍ،
"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam biasa bercelak sebelum beliau beranjak tidur dengan itsmid 3 kali pada setiap mata."
Dan dalam riwayat lain,
إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، كَانَتْ لَهُ مُكْحُلَةٌ يَكْتَحِلُ مِنْهَا عِنْدَ النَّوْمِ، ثَلاثًا فِي كُلِّ عَيْنٍ.
"Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dahulu memiliki tempat atau wadah celak, beliau biasa menggunakannya untuk bercelak sebelum tidur 3 kali untuk masing-masing mata."
Dari hadīts ini kita mengambil beberapa pelajaran atau informasi, yaitu:
⑴ Bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memiliki wadah untuk bercelak.
⑵ Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bercelak dengan itsmid sebelum tidur.
⑶ Cara beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam menggunakan celak (itsmid) adalah 3 kali untuk mata kanan dan 3 kali untuk mata kiri.
Inilah 3 pelajaran atau informasi yang kita dapatkan dari hadīts ini, akan tetapi hadīts yang berisi tentang 3 informasi ini statusnya sangat lemah (dhaifun jiddan) sebagaimana hukum yang diberikan oleh Syaikh Al-Bāniy rahimahullāh dalam Mukhtashar Syamāil.
Dan Syaikh Abdurrazaq rahimahullāh menjelaskan dari mana sisi kelamahan hadīts ini, kelemahan hadīts ini adalah dari seorang rawi yang bernama 'Abbād bin Manshūr
Beliau adalah seorang rawi yang berstatus shalub dituduh berpaham qadariyyah dan melakukan tadlis. Tadlis (bahasa gampangnya) adalah menyembunyikan sesuatu dalam hadītsnya.
Dari Abbād bin Manshūr ini masalah hadīts timbul, dimana karena beliau terkadang menyembunyikan sesuatu dalam hadītsnya, ternyata dalam hadīts ini beliau menyembunyikan dua rawi yang beliau ambil hadītsnya dan beliau langsung meriwayatkan dari gurunya 2 orang rawi ini.
Jadi setelah kita teliti ternyata seharusnya Abbād bin Manshūr ini meriwayatkan dari Ibnu Abī Yahyā dari Dāwūd bin Husain baru dari Ikrimah, akan tetapi dalam hadīts ini beliau langsung mengatakan عن عكرمة tanpa menyebutkan Ibnu Abī Yahyā dan Dāwūd bin Husain.
Padahal 2 rawi ini bermasalah sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Abdurrazaq setelah beliau menelitinya.
√ Rawi yang bernama Ibnu Abī Yahyā berstatus matruqul hadīts (hadītsnya ditinggalkan).
√ Rawi yang bernama Dāwūd bin Husain adalah seorang rawi yang berstatus lemah pada gurunya bernama Ikrimah, padahal hadīts ini dari Ikrimah.
Kesimpulannya:
Tiga informasi dari hadīts ini, belum bisa kita sandarkan kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam karena 3 rawi tadi (Abbād bin Manshūr, Ibnu Abī Yahyā dan Dāwūd bin Husain)
⇒ Adapun apabila ada hadīts lain yang mendukungnya baru bisa berubah status hadītsnya.
Adapun terkait hukum memakai celak atau melakukan celak sebelum tidur atau bercelak 3 kali di mata kanan dan kiri, maka itu tidak masalah.
√ Boleh-boleh saja seorang memiliki tempat celak.
√ Boleh saja seorang bercelak sebelum tidur.
√ Boleh saja seorang bercelak 3 kali untuk mata kanan dan 3 kali untuk mata kiri.
Bahkan Syaikh Abdurrazaq dalam kitābnya menyampaikan kepada kita 2 cara bercelak agar berjumlah ganjil karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyukai sesuatu yang berjumlah ganjil.
Bahkan di dalam kitāb Al Mughi, Ibnu Khudamah mengatakan:
ويستحب أن يكتحل وترا
"Disunnah seseorang bercelak dengan jumlah ganjil.”
Syaikh Abdurrazaq memberikan 2 cara,
⑴ Bercelak sebagaimana dalam hadīts ini, 3 kali untuk mata kanan, 3 kali untuk mata kiri.
Dan menurut imam An-Nawawi rahimahullāh dalam kitāb Al Majmu beliau, cara inilah yang dianjurkan.
⑵ Bercelak mulai dari mata kanan, kemudian beralih ke mata kiri, kemudian yang ketiga kembali ke mata kanan kemudian yang keempat kembali ke mata kiri dan kelima ditutup dengan mata kanan, sehingga jumlahnya kalau kita memakai cara yang kedua ini 3 kali untuk mata kanan dan 2 kali untuk mata kiri.
Jika jumlahnya kita tambahkan maka kita akan mendapatkan jumlah ganjil yaitu 5 (lima), begitu yang dipaparkan oleh Syaikh Abdurrazaq dalam syarah hadīts ini dan ada riwayat yang shahīh yang dishahīhkan oleh Syaikh Al-Bāniy rahimahullāh dalam silsilah Al ahadīts as shahīhah dengan nomor 633 terkait syarah kedua ini.
Di sana dikatakan:
كان يكتحل في عينه اليمنى ثلاث مرات ، واليسرى مرتين
"Adalah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam biasa bercelak untuk mata kanannya 3 kali dan untuk mata kirinya 2 kali.”
Inilah pembahasan hadīts kita, semoga jelas dan bermanfaat.
Wallāhu Ta'āla A'lam Bishawāb.
وصلى الله على نبينا محمد
____________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar