🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 23 Dzulqa’dah 1441 H / 14 Juli 2020 M
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Ath-Athibbāi
🔊 Halaqah 49 | Meringankan Hukuman (Bagian 02)
⬇ Download audio: bit.ly/TarbiyatulAbna-49
~~~~~~~~~~~~
*MERINGANKAN HUKUMAN (تخفيف العتاب), BAGIAN KEDUA*
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصحبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ:
Para pendengar rahīmakumullāh.
Kita lanjutkan pembahasan kitāb Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Al Athibbāi, tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter, karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīdzahullāh.
Ini adalah pertemuan kita yang ke-49 dari pembahasan kitāb ini.
Pada pertemuan sebelumnya kita sudah membahas sekilas, tentang kalau kita selaku orang tua ingin memghukum anak-anak, maka hukumlah mereka seperlunya (sebagiannya).
Tidak menghukum anak-anak secara keseluruhan, yang diperhitungkan dari seluruh kesalahan anak-anak, tidak!
Dan jangan dipahami bahwa orang tua tidak boleh memberi hukuman sama sekali, karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pun pernah menghukum istrinya.
Kita lihat contoh, hadīts yang diriwayatkan oleh Muslim dari Āisyah radhiyallāhu 'anhā.
Āisyah mengatakan:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ عَنِّي وَعَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم . قُلْنَا بَلَى .
قَالَ قَالَتْ لَمَّا كَانَتْ لَيْلَتِيَ الَّتِي كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فِيهَا عِنْدِي انْقَلَبَ فَوَضَعَ رِدَاءَهُ وَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عِنْدَ رِجْلَيْهِ وَبَسَطَ طَرَفَ إِزَارِهِ عَلَى فِرَاشِهِ فَاضْطَجَعَ فَلَمْ يَلْبَثْ إِلاَّ رَيْثَمَا ظَنَّ أَنْ قَدْ رَقَدْتُ
فَأَخَذَ رِدَاءَهُ رُوَيْدًا وَانْتَعَلَ رُوَيْدًا وَفَتَحَ الْبَابَ فَخَرَجَ ثُمَّ أَجَافَهُ رُوَيْدًا فَجَعَلْتُ دِرْعِي فِي رَأْسِي وَاخْتَمَرْتُ وَتَقَنَّعْتُ إِزَارِي ثُمَّ انْطَلَقْتُ عَلَى إِثْرِهِ حَتَّى جَاءَ الْبَقِيعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ انْحَرَفَ فَانْحَرَفْتُ فَأَسْرَعَ فَأَسْرَعْتُ فَهَرْوَلَ فَهَرْوَلْتُ فَأَحْضَرَ فَأَحْضَرْتُ فَسَبَقْتُهُ فَدَخَلْتُ
فَلَيْسَ إِلاَّ أَنِ اضْطَجَعْتُ فَدَخَلَ فَقَالَ " مَا لَكِ يَا عَائِشُ حَشْيَا رَابِيَةً " . قَالَتْ قُلْتُ لاَ شَىْءَ . قَالَ " لَتُخْبِرِينِي أَوْ لَيُخْبِرَنِّي اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ " . قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي . فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ "فَأَنْتِ السَّوَادُ الَّذِي رَأَيْتُ أَمَامِي " . قُلْتُ نَعَمْ . فَلَهَدَنِي فِي صَدْرِي لَهْدَةً أَوْجَعَتْنِي
_"Maukah kalian aku ceritakan tentang diriku dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?"_
_Kami menjawab, "Tentu saja."_
_Āisyah berkata:_
_Pada suatu malam Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berada di rumahku. Beliau datang dengan menyimpan selendangnya, membuka sepasang sandalnya dan meletakkan keduanya di dekat kakinya. Lalu Beliau menghamparkan ujung kainnya pada tempat tidur, kemudian Beliau membaringkan dirinya._
_Tidak lama kemudian setelah Beliau menyangka aku sudah tidur. Beliau mengambil kembali selendangnya pelan-pelan dan memakai sandal pelan-pelan pula, kemudian Beliau membuka pintu dan menutupnya dengan sangat hati-hati._
_Akhirnya aku mengambil baju dan memakainya di kepala, mengambil kerudung dan kain, selanjutnya aku mengikuti Beliau dari belakang, hingga Beliau sampai di Baqī' dan berdiri di sana. Lama beliau berdiri. Lalu mengangkat kedua tangannya sebanyak tiga kali._
_Selanjutnya Beliau pergi dan aku pun pergi. Beliau berjalan cepat aku pun berlari kecil. Beliau berlari kecil aku pun demikian. Dan Beliau berlari kembali aku pun berlari seperti Beliau sehingga aku mendahuluinya masuk_.
_Ketika Beliau masuk aku sedang berbaring, lalu Beliau bertanya:_
_"Apa yang terjadi dengan mu wahai Āisyah! Kenapa engkau terengah-engah?"_
_"Tidak ada apa-apa," jawabku._
_Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:_
_"Beritahukanlah kepadaku atau Allāh yang Maha lembut lagi Maha Mengetahui akan memberitahukannya kepadaku."_
_Āisyah berkata, "Wahai Rasūlullāh, ibu dan bapakku sebagai tebusannya."_
_Lalu aku memberitahukannya. Rasūlullah shallallāhu 'alaihi wasallam berkata:_
_"Engkaukah bayangan hitam yang ada di depanku?"_
_"Iya, betul," jawabku._
_Lalu beliau mendorong dadaku sehingga aku merasakan (sedikit) sakit._
Poin hadīts ini, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menghukum Āisyah radhiyallāhu 'anhā dengan hukuman yang seperlunya, hanya sekedar mendorong, tetapi Āisyah merasakan dadanya sedikit rasa sakit.
Dan kalau kita lihat perbuatan Āisyah ini cukup menggelitik. Apalagi beliau umahatul mukminin, sifat kecemburuannya sangat luar biasa. Walaupun Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menghukum namun Beliau menghukum dengan sewajarnya.
Maka hukumlah jika itu perlu di hukum, tetapi hukumlah sewajarnya tidak berlebihan. Selama tujuan sudah tercapai yaitu dia mendapatkan nasehat dari kesalahannya tersebut (mendapatkan pelajaran dari kesalahannya itu).
Demikian semoga bermanfaat, kita lanjutkan kembali pada pertemuan berikutnya, atas segala kekurangan mohon maaf.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_______________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar