Jumat, 17 Juli 2020

MERINGANKAN HUKUMAN (تخفيف العتاب), BAGIAN KETIGA

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 24 Dzulqa’dah 1441 H / 15 Juli 2020 M
👤 Ustadz Arief Budiman, Lc
📗 Kitāb Fiqhu Tarbiyatu Al-Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Ath-Athibbāi
🔊 Halaqah 50 | Meringankan Hukuman (Bagian 03)
⬇ Download audio: bit.ly/TarbiyatulAbna-50
~~~~~~~~~~~~

*MERINGANKAN HUKUMAN (تخفيف العتاب), BAGIAN KETIGA*

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله وصلاة و سلم على رسول الله و على آله و صحبه ومن ولاه ولاحول ولا قوة إلا بالله. اما بعد

Para pendengar rahīmakumullāh.

Ini adalah pertemuan kita yang ke-50 dari pembahasan kitāb Fiqhu Tarbiyatul Abnā wa Thāifatu min Nashā'ihi Al Athibbāi, tentang fiqih mendidik atau membimbing anak-anak dan penjelasan sebagian nasehat dari para dokter karya Syaikh Musthafa Al Adawi Hafīzhahullāh.

Masih di judul yang sama, kita melanjutkan pada kitāb dalam halaman 90.

Intinya, jika diperlukan untuk menghukum anak, maka lakukanlah dengan sewajarnya. Dan ingat, kita selaku orang tua bukanlah orang yang ma'shum (terhindar dari kesalahan).

Kita pernah menghukum anak-anak kita berlebihan atau mungkin ada perilaku kita yang tidak pantas dilakukan di depan anak-anak kita.

Misalnya:

Kita pernah menghukum mereka dengan hukuman berat atau berlebihan, kita pernah mencaci-maki mereka, mengucapkan kata-kata kasar kepada mereka.

Seharusnya kita selaku orang tua memberikan motivasi agar mereka benar dan meluruskan perbuatan atau kesalahan anak kita.

Ingat, kita orang tua pun pernah salah kepada anak-anak kita dan jangan sampai anak-anak kita terzhālimi oleh kita selaku orang tua.

Kita perhatikan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam surat Al Isrā ayat 23 sampai 25.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ۞ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ۞

_Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kalian jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik._

_Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Rabbku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."_

(QS Al Isrā: 23-24)

Kemudian pada ayat selanjutnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

رَّبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمۡۚ إِن تَكُونُواْ صَٰلِحِينَ فَإِنَّهُۥ كَانَ لِلۡأَوَّٰبِينَ غَفُورٗا ۞

_Rabb kalian lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kalian; jika kalian orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertaubat._

(QS Al Isrā: 25)

Tentang ayat ini, penulis mengatakan:

والله أعلم - أنه حتى أهل الصلاح الذين امتلأت قلوبهم محبة لوالديهم ،

_Wallāhu A’lam, bahkan mungkin orang shālih sekali pun yang hati mereka dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang kepada kedua orang tua, terkadang mereka salah bersikap terhadap kedua orang tuanya._

Kemudian, jika orang tua kita pernah melakukan kesalahan kepada anak-anaknya, kita sebagai anak jangan ada dendam kepada mereka (kedua orang tua).

Maka dikatakan:

فحينئذ إذا صدرت منهم الزلات و تلك الهفوات فباب التوبة مفتوح

_Ketika mereka melakukan kesalahan dalam mendidik anak-anak mereka, maka sesungguhnya pintu untuk bertaubat masih sangat terbuka dan pintu ampunan masih lebar._

Karena di akhir ayat Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:

فَإِنَّهُۥ كَانَ لِلۡأَوَّٰبِينَ غَفُورٗا

_"Maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertaubat.”_

Siapapun pasti pernah bersalah, sebagaimana di sebutkan dalam hadīts (telah berlalu pembahasanannya),

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

_"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat."_

Jadi ingat !

Kesalahan itu tidak selalu dari anak akan tetapi kita (orang tua) pernah melakukan kesalahan kepada mereka (anak-anak). Misalnya berlebihan dalam menghukum mereka, kasar dalam berkata-kata dan sebagainya.

Maka bertaubatlah kepada Allāh karena kesalahan itu dilakukan oleh manusia dan sebaik-baik manusia yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Demikian semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kajian

IMAN TERHADAP WUJUD ALLĀH

🌍 BimbinganIslam.com 📆 Jum'at, 30 Syawwal 1442 H/11 Juni 2021 M 👤 Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA 📗 Kitāb Syarhu Ushul Iman Nubdzah  Fī...

hits